Kasus Corona di Lampung
Kisah Tenaga Medis Lampung Bertugas dengan APD Minim, Ketakutan Tertular Virus Corona
Keterbatasan baju hazmat dan facefield membuat mereka harus mengenakan jas hujan sebagai APD saat bertugas.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
"Ada yang bagian nyuci sendiri, itupun direndamnya dua kali, sekali rendam 10 menit. Baju hazmatnya memang yang bisa dicuci," tambahnya.
Setelah terlepas dari APD, dirinya langsung mencuci tangan dengan sabun.
Bahkan perempuan yang bertugas sejak 2017 lalu di Puskesmas Kedaton ini, membawa baju ganti sehingga saat hendak pulang ke rumah mengganti pakaian terlebih dahulu dengan yang bersih.
"Jadi pulang ke rumah nggak pakai baju yang dari pagi. Sampai rumah ya langsung lepas lagi bajunya dan dicuci terus mandi," ceritanya.
Semenjak pandemi Corona, semua anggota keluarga di rumahnya kini tidur terpisah-pisah.
"Kami tidurnya pisah-pisah nggak ada satu kamar. Bapaknya tidur pisah, anak-anak juga. Mereka pada takut," tuturnya.
Anaknya bahkan sempat mengatakan hal yang membuatnya harus lebih menjaga diri.
"Anak saya bilang Mama ini virusnya bawa-bawa ke sini (rumah)," tuturnya.
Dia berharap kondisi ini cepat berlalu agar bisa berkumpul dengan keluarga secara normal tanpa harus dibatasi ruang geraknya.
Dia juga berharap stok handscoon dan masker yang mulai minim juga bisa tercukupi kembali.
Mengingat para tenaga medis sangat membutuhkan itu.
Kepala Puskesmas Kedaton Rini Alita menambahkan, penggunaan APD yang dilakukan di Puskesmas Kedaton ini tak lain untuk melindungi para tenaga medis dan mengurangi risiko tertular Covid-19 lewat pasien yang berkunjung.
Terkait hazmat, kebanyakan yang didapatkan adalah yang bisa dicuci ulang.
Namun saat ini pihaknya mulai kekurangan ketersediaan masker medis.
"Masker standar sudah susah dapatnya. Kalau hazmat banyak bantuan yang kami dapatkan," ungkap Rini.(Tribunlampung.co.id/sulis setia)