Video Berita
Pandemi Covid-19, Kemenag Imbau Masyarakat Tidak Ziarah Jelang Ramadhan
Video Berita Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau masyarakat untuk tidak berziarah saat jelang bulan Ramadhan di masa pandemi virus corona (Covid-19)
Penulis: Gusti Amalia | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Video Berita Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau masyarakat untuk tidak berziarah saat jelang bulan Ramadhan di masa pandemi virus corona (Covid-19).
Kegiatan ziarah kubur menjelang Ramadhan sudah menjadi tradisi umat muslim di Indonesia.
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi meminta kegiatan ziarah kubur untuk sementara ditunda dahulu.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, (19/4/2020).
• VIDEO Pengantar Jenazah Covid-19 di Padang Rela Seberangi Sungai Demi Tuntaskan Tugas
• VIDEO Viral Kisah Guru Datangi Rumah Siswa karena Tidak Punya Smartphone dan TV
• BREAKING NEWS Tak Dipinjami Motor, Pria Mesuji Nekat Bawa Kabur Vega R Korban yang Terpakir di Teras
• Bantu Pencegahan Corona, Blaster Saburai Bagikan 1.000 Masker di Tugu Adipura
Zainut Tauhid menegaskan kegiatan ziarah tersebut baik dan disunahkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Namun, ia mengatakan pada kondisi pandemi Covid-19 saat ini sebaiknya umat Islam tidak melakukan ziarah kubur terlebih dahulu.
"Di tengah-tengah situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini."
"Sebaiknya niat yang baik itu kita urungkan," ujar Zainut.
Zainut menuturkan, ketika terjadi kerumunan orang yang berziarah di makam dapat berpotensi terjadi penularan.
"Karena apa? Kita takut terjadi penularan," ucapnya.
"Ketika kita berjumpa banyak orang, berkumpul dengan banyak orang."
"Ini terjadi transmisi penularan," kata Zainut Tauhid.
Ia menambahkan, hal itu bisa membahayakan diri sendiri atau orang lain.
"Itu bisa membahayakan diri kita dan juga bisa membahayakan orang lain," jelasnya.
MUI
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak umat Islam selama bulan Ramadhan mendatang untuk beribadah di rumah masing-masing.
Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh mengatakan, seluruh umat muslim mesti mengubah kebiasaan pada Ramadhan tahun ini.
Asrorun menyebut, kondisi itu mengingat pandemi Covid-19 yang terjadi.
Ia menambahkan, dengan adanya wabah corona menjadikan rumah sebagai pusat kegiatan ibadah Ramadhan.
"Mari kita bersama-sama membangun kebiasaan baru dalam pelaksanaan ibadah."
"Menyesuaikan dengan kondisi pandemi yang kita alami dewasa ini."
"Kita jadikan rumah sebagai pusat kegiatan ibadah," kata Asrorun, Sabtu (18/4/2020), dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut, Asrorun memaparkan, pelaksanaan kegiatan salat tarawih dan buka puasa bersama di tengah pandemi Covid-19.
Ia berujar, kegiatan selama Ramadhan yang biasanya dilakukan di masjid dan mushola kini dilaksanakan di rumah masing-masing.
"Tidak ada hal yang dikurangi dalam pelaksanaan ibadah sesenti pun di dalam menggeser posisi dari masjid ke rumah," ujar Asrorun.
Asrorun menyampaikan bahwa melaksanakan ibadah di rumah justru dapat menjadi berkah.
Menurutnya, hal itu bisa mempererat hubungan antar anggota keluarga.
Ia menambahkan, karena selama ini tiap anggota keluarga memiliki kesibukkan masing-masing.
"Hanya sekadar bertemu dan bertegur sapa saja tdak sempat dan hari ini kita memiliki waktu yang cukup untuk bertegur sapa untuk saling belajar," jelasnya.
PBNU
Pengurus Besar Nahdlatul Ulma (PBNU) juga mengimbau seluruh umat muslim di Indonesia beribadah di rumah selama bulan Ramadhan.
Ketua PBNU, Marsyudi Suhud menekankan, selama pandemi Covid-19 diimbau untuk menjalankan salat tarawih di rumah masing-masing.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Minggu (19/4/2020).
Marsyudi menyebut, pelaksanaan salat tarawih di rumah bisa dilakukan berjamaah bersama keluarga.
"Salat tarawih mungkin di rumah dulu dengan keluarga, bapaknya jadi imam, ibu, anaknya semua jadi makmum."
"Kalau belum bisa, latihan dulu dari sekarang," ujar Marsyudi.
Ia juga mengatakan, untuk salat Idul Fitri juga dilaksanakan di rumah jika wabah corona belum berakhir.
"Begitupula ketika nanti ada salat Idul Fitri juga demikian kalau ternyata ini belum bisa terkontrol dengan baik," jelasnya.
Marsyudi menambahkan, pelakasanaan salat berjamaah akan kembali di tempat ibadah setelah pandemi Covid-19 selesai.
"Belum diumumkan bahwa pandemi sudah dikuasai, sudah nggak ada lagi."
"Nanti kalau sudah selesai pandemi ini ya kita biasakan lagi salat di masjid atau mushola," kata Marsyudi.
Sementara itu, ia menuturkan, seluruh umat muslim agar menunggu informasi lebih lanjut dari pemerintah terkait kondisi penyebaran virus corona.
"Sesungguhnya baik kita sebagai umat Islam di daerah masing-masing atau di kampung masing-masing."
"Jika ini nanti situasinya pemerintah belum bisa memberikan penjelasan bahwa kondisinya belum terkontrol dengan sepenuhnya."
"Dan masih dianggap kurang baik bagi kita untuk melakukan kumpul-kumpul baik di masjid, di tempat lain atau di mushola," papar Marsyudi.
Ia menjelaskan, jika saat Ramadhan masih terjadi pandemi, tentu saja banyak kultur yang tidak bisa diterapkan.
Yakni salat tarawih, sungkeman, dan mudik.
Namun, kultur itu tetap bisa dilakukan dalam bentuk lain dengan akhlak yang baik.
"Ketika kita masih kondisi puasa di bulan Ramadhan yang biasanya melakukan salat tarawih dan mudik."
"Bahkan kita nanti sungkeman setelah akan lebaran," tuturnya.
Marsyudi mengatakan, dahulukan yang lebih penting jika saat Ramadhan masih pandemi yakni menjaga kesehatan.
Penting untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah dan agama dengan menjaga kesehatan raga maupun jiwa.
Ia juga menyebut, menjaga kesehatan selama wabah corona merupakan tujuan syariah.
"Maka baiknya kita tetap menjaga kondisi apa yang telah disampaikan oleh pemerintah dan agama," ujar Marsyudi.
"Menjaga jiwa harus diutamakan."
"Bahwa menjaga jiwa adalah tujuan syariah yang terbesar maka kita harus waspada," tandasnya.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin) (Kompas.com/Ardito Ramadhan)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Videografer Tribunlampung/Gusti Amalia