Tribun Bandar Lampung
Cerita Pedagang Sembako Kena Imbas Covid-19, Pembeli Tak Ramai, Pasrah Pendapatan Turun 50 Persen
Para pedagang pasrah menghadapi kondisi itu dan tetap berdagang seperti biasa.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pedagang di Pasar Pasir Gintung dan Smep di Bandar Lampung menyatakan, empat hari menjelang Ramadan 2020, jumlah pembeli yang datang tak seramai periode serupa tahun lalu.
Kondisi itu terjadi lantaran pandemi Covid-19.
Alhasil, para pedagang pasrah menghadapi kondisi itu dan tetap berdagang seperti biasa. Berikut cerita mereka.
Ibu Agus, pedagang di Pasar Pasir Gintung menjelaskan, penurunan jumlah pembeli diperkirakan hingga 50 persen dibanding periode menjelang Ramadan 2019.
Merujuk pengalaman tahun lalu menurutnya, saat ini momen banyak masyarakat menggelar hajat seperti pernikahan atau khitanan.
• Bawang Merah Tembus Rp 45 Ribu per Kilogram Jelang Ramadhan, Pedagang: Kenaikan Sejak Seminggu
• Wagub Nunik Bagikan Masker Gratis ke Pedagang dan Pembeli di Pasar Sentral Kotabumi
• ASN Pemkot Diminta Tak Mudik, Herman HN: ASN yang Melanggar Dikenakan Hukuman Disiplin
• Mobil Pelat B Berseliweran di Bandar Lampung, Lampung Dikepung Daerah Zona Merah
"Pasar ga ramai pendapatan tidak maksimal seperti ketika belum ada Corona. Normalnya (pendapatan) sampai 2 juta sehari bahkan lebih, kini ga sampai separuhnya" tutur dia.
Setali tiga uang, Lina, pedagang daging ayam di Pasar Smep menyatakan, semenjak wabah corona pendapatannya dari berjualan ayam terus mengalami penurunan.
"Mungkin karena Corona ini orang jadi males ke pasar. Jadi pembelinya tidak terlalu ramai," beber dia.
Penjual ayam di Pasar Pasir Gintung Yana juga mengatakan hal senada.
Meskipun harga ayam cukup terjangkau dibandingkan Ramadan tahun lalu, tapi pembelinya diakuinya tidak seramai Ramadan lalu.
"Biasanya sehari bisa menjual ratusan potong ayam. Ini puluhan saja. Tapi mau gimana mungkin karena kondisinya yang lagi wabah Corona," tutur dia.
Penjual ikan di Pasar Pasir Gintung juga mengeluhkan hal senada.
Sepinya pembeli membuat dagangannya banyak yang tidak terjual.
"Pilihannya ya tetap harus berjualan. Biar keperluan dapur muter terus," beber Santo, pedagang ikan.
Selain mengalami tantangan turunnya jumlah pengunjung, sejumlah kebutuhan pokok berdasarkan pantauan di pasar tradisional terpantau naik.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/penjual-sembako-di-pasar-pasir-gintung.jpg)