Hidup di Tengah Wabah Corona, Warga Jember Jual Gelas Agar 3 Anaknya Bisa Makan
Beberapa hari lalu, Triyata harus menjual mangkok dan gelas kepada tetangganya agar keluarganya bisa makan.
Dia mengaku mendapatkan tiga kali, masing-masing 2,5 kg.
Setelah itu, dia tidak pernah mendapatkan bantuan sosial apapun dari pemerintah.
Dia pun harus bertahan hidup dua pekan terakhir, dengan mulai menjual barang miliknya.
Mulai menjual mangkok dan gelas beberapa hari lalu kepada tetangganya.
Barang itu laku Rp 30.000 kemudian dibelikan beras.
Perabotan juga turut dijual meski nilainya tidak seberapa.
Dia hanya berpikiran untuk bisa mendapatkan uang halal dan bisa makan.
Bahkan beberapa hari terakhir, untuk sarapan, dia memasak biji kluwih yang oleh warga setempat disebutnya kolor.
Biji kluwih itu digodok untuk pengganti sarapan. Baru siang hari, keluarga ini makan nasi.
Terkadang mereka dikasih makan plus lauknya oleh tetangga.
"Dua hari sarapan isi kolor. Alhamdulillah, ini dikasih beras. Tadi juga ada orang tua yang tidak saya kenal, ngasih saya uang Rp 20.000. Bisa beli isi ulang gas," ujarnya sambil menitikkan air mata.
Triyata hanya berharap, dirinya bisa terlepas dari jerat utang 'bank tihtil'.
Dirinya masih memiliki tanggungan sebesar Rp 7,8 juta.
Dia berjanji, jika bisa terlepas dari jeratan 'bank tihtil', tak akan ngutang lagi.
Selain itu, dia juga ingin mendapatkan bantuan peralatan tambal ban untuk anak keduanya.