Hidup di Tengah Wabah Corona, Warga Jember Jual Gelas Agar 3 Anaknya Bisa Makan

Beberapa hari lalu, Triyata harus menjual mangkok dan gelas kepada tetangganya agar keluarganya bisa makan.

surya.co.id/sri wahyunik
Hidup di Tengah Wabah Corona, Warga Jember Jual Gelas Agar 3 Anaknya Bisa Makan 

Kini hanya satu matanya yang bisa melihat.

Sedangkan anak keduanya, bekerja sebagai tukang tambal ban.

"Itu pun ikut orang, dan hanya bekerja jika dipanggil," kata Triyata.

Sementara anak bungsunya, perempuan masih duduk di bangku kelas 2 SMP.

Suaminya bekerja di Pulau Kalimantan dan hanya mengirimkan uang Rp 500.000/bulan.

Uang itu hanya dipakai untuk biaya sekolah anak bungsunya.

"Kalau untuk makan dan lain-lain, saya cari sendiri. Waktu saya masih jadi pembantu, saya punya penghasilan. Ketika stroke, saya masih sempat kerja. Tapi berapa bulan ini sudah tidak bekerja," sambung Triyata.

Triyata masih bisa berjalan meski pelan, dengan cara berbicara yang tersendat karena serangan stroke.

Dia terpaksa pinjam utang di 'bank tithil' untuk kebutuhan hidup.

Mulai biaya kontrol mata sang anak, juga melunasi cicilan kredit milik anaknya di sebuah bank.

Beberapa bulan terakhir hidupnya semakin susah.

Dia tidak bisa lagi membayar iuran BPJS Kesehatan Mandiri.

"Tidak punya uang. Untuk makan saja susah. Tidak pernah dapat bantuan. KIS tidak ada. Dulu pernah didata di kelurahan, tetapi tidak dapat apa-apa sampai sekarang," lanjutnya.

Sebelumnya, Triyata memilih menjadi peserta BPJS Kesehatan secara mandiri.

Ibu tiga anak ini menuturkan, tiga tahun silam pernah mendapat jatah beras miskin.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved