Larangan Mudik
Pedagang Buah di Jalinsum Mengeluh Sepi Pembeli Akibat Corona dan Larangan Mudik
Pedagang buah tersebut mengaku bingung memenuhi kebutuhan sehari-hari ditengah pandemi Covid-19.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, NATAR - Kebijakan larangan mudik oleh Presiden Joko Widodo menjadi momok yang dikhawatirkan para pelaku usaha mikro di Jalur Lintas Sumatera.
Larangan mudik tersebut bertujuan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Namun, akibat kebijakan tersebut volume kendaraan yang melintas di Jalur Lintas Sumatera juga diprediksi bakal lenggang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini pun berdampak kepada pedagang di jalinsum Kecamatan Natar, Lampung Selatan.
Pedagang buah tersebut mengaku bingung memenuhi kebutuhan sehari-hari ditengah pandemi Covid-19 sekarang ini.
• Nekat Mudik ke Kampung Halaman, 1.689 Kendaraan Dipaksa Putar Balik ke Daerah Asal
• Antisipasi Pelanggaran Mudik, Polda Lampung Kerahkan 1.949 Personel
• UPDATE Corona di Lampung, PDP Corona yang Meninggal Bertambah Menjadi 11 Orang
• Kembali 30 Warga Binaan LP Kalianda Dapat Hak Asimilasi
Terlebih kios buahnya tersebut merupakan satu-satunya sumber keluarga untuk mengais rezeki.
"Sedikit sekali yang singgah untuk beli buah," keluhnya, Sabtu (25/4/2020).
Dirinya menceritakan sepinya pelanggan buah sudah mulai nampak dari awal mulanya Jalur Tol Trans Sumatera (JTTS) dibuka.
"Sekarang ada corona ditambah lagi ga boleh mudik," tuturnya.
Berdasarkan pantauan Tribunlampung.co.id, di lokasi yang sama terdapat sekitar tiga sampai empat kios serupa.
Dimana tiap-tiap kios menjajahkan buah menggunakan kendaraan roda tiga sebagai sarana untuk menjajakan dagangan.
Hal yang serupa juga terlihat pada usaha kecil dan menengah lainnya mulai dari penyedia layanan tambal ban hingga pada warung-warung kecil.(Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)