Kasus Corona di Indonesia
Doni Monardo: PSBB Berhasil, Kasus Corona di Jakarta Melambat Pesat
Doni Monardo mengatakan, kasus Covid-19 di DKI Jakarta mengalami pelambatan yang cukup pesat.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Berita gembira disampaikan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Doni Monardo.
Kasus corona menunjukkan tren melambat, hingga diharapkan Juli Indonesia bisa kembali normal.
Doni Monardo mengatakan, kasus Covid-19 di DKI Jakarta mengalami pelambatan yang cukup pesat.
"Khusus DKI Jakarta perkembangan terakhir kasus positif telah alami perlambatan yang pesat. Dan saat ini telah mengalami flat," kata Doni, Selasa (28/4/2020).
• Kiat Hotel di Bandar Lampung Bertahan di Tengah Pandemi Corona, Pesan Makanan Bisa Delivery
• Penularan Antarwarga, IDI Sebut Kasus Corona di Bandar Lampung Bukan Impor Lagi
• Meninggal karena Covid-19, Wali Kota Tanjungpinang Syahrul Punya Riwayat Diabetes
• Ayah Tularkan Corona ke Keluarga, Awalnya Tak Bergejala
Ia berharap ke depannya kasus corona terus menurun.
"Dan kita doakan semoga tidak terlalu banyak kasus positif yang terjadi," lanjut Doni.
Menurunnya kasus Covid-19 itu, menurut Doni, karena penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berjalan dengan baik.
Pelaksanaan PSBB tersebut telah dilaporkan Gubenur Jakarta Anies Baswedan kepada Presiden Jokowi.
"Ini karena PSBB yang telah berjalan dengan baik," tuturnya.
Pemerintah DKI menurut Doni tegas dalam menerapkan PSBB.
Pemerintah DKI juga mengeluarkan imbauan, peringatan, hingga sanksi kepada perusahaan-perusahaan yang tidak mengikuti protokol kesehatan.
"Ada 543 perusahaan dan tempat kerja yang melakukan pelanggaran. Sedangkan hanya 76 saja yang disegel sementara. Karena mereka bukan 11 komponen atau bidang yang dapat pengecualian. Sisanya, dalam bentuk peringatan dan teguran. Mudah-mudahan langkah tegas gugus tugas provinsi DKI dapat memberikan efek yang positif bagi semakin berkurangnya kasus positif di Jakarta," ujarnya.
Jumlah penambahan kasus virus corona di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan Kota Depok juga terus menurun.
Hal itu dikatakan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti.
Penurunan ini berlangsung pasca diberlakukannya kebijakan PSBB.
"Saya sampaikan, kalau kemarin sudah disampaikan ada penurunan kasus terutama di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kota Bogor (Kabupaten Bogor dan Kota Depok). Bahkan angkanya 38,5 persen," kata Berli Hamdani Gelung Sakti.
Kendati menurun, lanjut Berli namun sebarannya meluas.
"Kalau dilihat dari sebaran kasus, untuk Bodebek selama sembilan hari melakukan PSBB menunjukkan penurunan. Tapi secara wilayah ada perluasan. Jadi sebarannya melebar," ujar Berli.
Menurut dia, Pemprov Jawa Barat (Jabar) akan menggencarkan pengetesan Covid-19 melalui metode polymerase chain reaction (PCR) di kawasan yang memberlakukan PSBB, seperti di Bandung Raya dan Bodebek.
Dia mengatakan pengetesan Covid-19 sistem rapid diagnostic test (RDT) akan digencarkan di kawasan non-PSBB yang fungsinya memperluas pemetaan persebaran COVID-9 di Jawa Barat.
Berakhir September
Para ilmuwan di Universitas Teknologi dan Desain Singapura (SUTD) memprediksi wabah Covid-19 di Indonesia bakal kelar bulan Juni nanti.
Menurut mereka, saat ini Indonesia sudah memasuki masa puncak.
Prediksi ini dibuat oleh Laboratorium Inovasi Berbasis Data (DDI SUTD) dan ditampilkan di situsnya, bertajuk 'Kapankah COVID-19 Akan Berakhir?'
Mereka tak hanya membuat perkiraan untuk Indonesia.
Ada 27 negara lain yang ikut diprediksi oleh akademisi dari SUTD ini.
Mereka membuat prediksi ini berdasarkan data yang terus diperbaharui, terakhir pada 26 April 2020. Metode yang digunakan adalah model SIR, atau susceptible (rentan), infected (tertular), recovered (sembuh), diterapkan untuk memperkirakan kurva siklus hidup pandemi virus corona ini.
Mereka menerapkan kode-kode dari Milan Batista, ilmuwan dari Universitas Ljubljana, Slovenia. Juga, mereka memanfaatkan data dari situs Our World in Data.
Namun demikian, Laboratorium Inovasi Berbasis Data SUTD ini memperingatkan bahwa penelitian yang mereka tampilkan di situs itu hanya bertujuan untuk pendidikan dan riset, serta bisa jadi memuat kesalahan. (tribunnetwork)