Kasus Corona di Indonesia
Ridwan Kamil: Penurunan Kasus Corona di Jakarta dan Jabar karena PSBB
Berdasarkan data, kurva penyebaran virus corona di Jabar sudah mulai melandai, rata-rata maksimal di angka 40 kasus per hari.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di 27 kota dan kabupaten di Jawa Barat akan dilaksanakan selama 14 hari mulai Rabu (6/5/2020), untuk terus menekan penyebaran Covid-19.
Pemprov Jabar bersama pemerintah 27 kabupaten dan kota di Jabar pun sudah menganggarkan Rp 10,8 triliun untuk bantuan sosial sampai pembelian alat kesehatan dalam penanganan Covid-19.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, seperti diketahui pelaksanaan PSBB skala provinsi ini akan melengkapi dua zona PSBB di Bodebek (Bogor, Depok, dan Bekasi) yang dimulai 15 April 2020 dan sudah diperpanjang, kemudian PSBB di Metropolitan Bandung Raya yang dimulai 22 April 2020.
Berdasarkan data, kurva penyebaran virus corona di Jabar sudah mulai melandai, rata-rata maksimal di angka 40 kasus per hari.
Bahkan dua hari lalu, yakni Kamis penambahan hanya 3 kasus kemudian Jumat penambahan 0 kasus.
• Doni Monardo: PSBB Berhasil, Kasus Corona di Jakarta Melambat Pesat
• Lampung Tidak Terapkan PSBB, Gubernur Arinal: Tidak Menguntungkan
• UPDATE Corona di Indonesia, 10 Besar Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi
• Begal Asal Lampung Bunuh Sopir Taksi Online, Butuh Uang Biaya Istri Melahirkan
Apakah tren kasus harian yang melandai ini ada hubungan dengan PSBB, gubernur yang akrab disapa Emil ini menyampaikan secara ilmiah ada hubungannya.
Pihaknya mendapati kajian sebelum PSBB dan setelah PSBB perbedaan penambahan kasusnya luar biasa.
"Dari hasil kajian ternyata Bodebek dan Bandung Raya yang sebelum PSBB kecepatan persebaran virusnya adalah tinggi, sekarang menjadi sedang," katanya, Sabtu (2/5/2020).
Sebaliknya kota dan kabupaten yang tidak PSBB, sekarang naik percepatan persebaran virusnya.
"Oleh karena itu, kesimpulannya karena PSBB menurunkan kecepatan persebaran Covid-19, maka 17 kota kabupaten di Jawa Barat juga akan melaksanakan PSBB yang disetujui Kementerian Kesehatan, akan dimulai di tanggal 6 Mei 2020, di hari Rabu," ujar Emil.
Pelaksanaan PSBB di Jawa Barat, menurut mantan Wali Kota Bandung ini dikombinasikan dengan larangan mudik, dikombinasikan dengan pengetesan massal baik melalui rapid diagnostic test maupun polymerase chain reaction, diharapkan akan membuat angka penambahan kasus positif makin menurun.
Anies Minta Warga Disiplin
Terpisah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta warga ibu kota lebih serius dan disiplin mematuhi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sebab, wabah virus corona akan cepat berakhir jika ada kedisiplinan dari masing-masing masyarakat.
Berlaku juga untuk sebaliknya, makin tidak ada kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi PSBB, maka makin lama pula pandemi ini berlalu.
"Saya berharap seluruh keluarga mari kita lebih serius sampai tuntas PSBB ini. Makin disiplin kita, makin cepat selesai. Makin kita tidak disiplin, makin lama ini selesainya," kata Anies.
Ia juga menegaskan penurunan kasus positif tidak boleh diartikan bahwasanya ibu kota telah merdeka dari virus corona (Covid-19).
Anies mengatakan masyarakat Jakarta masih harus bertempur melawan virus corona.
"Kita mendengar tadi dari aspek kesehatan. Perlu kami garis bawahi, meskipun beberapa hari ini terlihat ada penurunan (kasus positif), ini tidak boleh diartikan sebagai PSBB-nya kendor, harus kita lebih disiplin, harus kita lebih ketat, karena masih ditemukan kasus-kasus positif di masyarakat," kata Anies.
Tiga Episentrum Baru
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Pandemi Covid-19 Achmad Yurianto menyatakan, ada tiga daerah yang berpotensi jadi episentrum baru kasus corona di Indonesia.
Tiga daerah yang dimaksud Yurianto adalah Semarang, Surabaya, dan Makassar.
Achmad Yurianto menjelaskan alasan sebagai episentrum baru virus karena kasus di ketiga daerah itu tergolong besar.
Yurianto tidak mengatakan tiga daerah tersebut berpotensi jadi episentrum baru karena masyarakat yang pulang ke kampung halaman.
Menurutnya, terlalu dini jika menyimpulkan bahwa peningkatan kasus di tiga daerah tersebut akibat dari warga yang pulang kampung.
Merujuk laman siagacorona.semarangkota.go.id, ada 118 orang yang positif terinfeksi virus corona hingga Selasa (28/4).
Dari jumlah tersebut, 30 di antaranya meninggal dunia dan 75 orang dinyatakan sembuh.
Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) juga tergolong banyak. Total ada 630 PDP.
Di Surabaya, jumlah orang yang positif terinfeksi virus corona di Kota Surabaya, Jawa Timur mencapai 392 per Selasa (28/4).
Berdasarkan data dalam situs lawancovid-19.surabaya.go.id, dari 392 itu, 75 orang di antaranya telah sembuh dan 53 meninggal dunia.
Jumlah PDP di Surabaya sebanyak 1.056 orang.
Kota Makassar, Sulawesi Selatan merupakan daerah sebaran kasus virus corona tertinggi di luar Pulau Jawa.
Hingga Selasa (28/4), ada 336 orang yang positif terinfeksi virus corona berdasarkan data dalam situs infocorona.makassar.go.id.
Dari 336 kasus positif, 238 orang masih dalam perawatan.
Sementara 71 lainnya dinyatakan telah sembuh dan 27 orang meninggal dunia. PDP di Kota Makassar sebanyak 350 pasien. (Tribun Network/dan/sam/wly)