Kasus Corona di Indonesia
Terapi Plasma Darah Jadi Solusi Baru Covid-19, Menhub Budi Karya Siap Jadi Pendonor
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menjelaskan, terapi plasma darah telah diujicobakan kepada pasien Covid-19 dengan gejala atau kondisi
“Tubuh kita ini sudah dirancang sedemikian rupa, bisa bertahan dari serangan virus atau bakteri tertentu. Secara alami juga, tubuh kita akan mengeluarkan antibodi yang spesifik untuk menyerang virus/bakteri tersebut,” tutur Neni.
Antibodi alami tersebut dimanfaatkan untuk menjadi antivirus yang menghambat perkembangan Covid-19. Neni mengatakan, sistem kerja konvalesen plasma ini hampir sama dengan serum. Tubuh pasien yang menerima konvalesen plasma dari donor akan dapat menetralisasi virus, sehingga virus yang berada di dalam tubuh pasien tidak bertambah banyak.
Sejumlah Syarat
Kepala Divisi Surveilans dan Uji Klinis Bio Farma Novilia S Bachtiar mengatakan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pasien donor yang akan memberikan plasma darahnya.
Beberapa di antaranya, tidak ada gejala klinis dan hasil swab negatif sebanyak dua kali berturut–turut.
“Selain itu, tidak menggunakan ventilator, plasma dari pendonor tidak mengandung penyakit lain seperti Hepatitis B, Hepatitis C, HIV, dan lainnya. Kemudian, titer antibodinya untuk corona menunjukan angka kisaran 1:160 lebih,” ucap Novi.
Novi menambahkan, plasma yang diambil adalah plasma yang sudah memasuki minimal hari ke-14 setelah dinyatakan sembuh.
Siap Sumbang
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pernah menyatakan kesiapannya untuk menyumbangkan plasma darah bagi pengobatan Covid-19.
"Kalau soal plasma saya memang telah dimandatkan RSPAD dan saya mau. Anytime (siap) saya diminta darahnya," ujar Budi.
Menurut Budi, plasma darah dari penyintas Covid-19 penting untuk pengobatan masyarakat lain yang masih menjadi pasien.
"Sebab darah itu berguna untuk masyarakat. Saya diminta dan saya katakan ya siap," kata dia.
Budi Karya Sumadi sebelumnya dinyatakan terjangkit virus corona pada 16 Maret 2020.
Budi Karya tercatat sebagai pasien ke-76. Sejak saat itu, posisinya digantikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan selaku menteri perhubungan ad interim.
Setelah mendapatkan perawatan intensif dari RSPAD Gatot Subroto, Budi Karya dinyatakan sembuh dari Covid-19.