Database Universitas Nasional di China Bocor, Terungkap Jumlah Kasus Covid-19 Bukan 84 Ribu
Lokasi yang tercatat ini tidak hanya rumah sakit tetapi juga kompleks apartemen, hotel, supermarket, stasiun kereta api, restoran, sekolah dan bahkan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Secara resmi China melaporkan hanya ada 84.029 kasus virus corona di Negaranya.
Namun banyak orang dan negara lain skeptis atas angka-angka yang disampaikan pemerinah Beijing tersebut.
Ada fakta yang menyebut bahwa kasus virus corona di China sebenarnya mencapai ratusan ribu atau lebih banyak daripada yang telah diakui oleh pemerintah.
Dilansir dari Daily Mail, Jumat (15/5/2020), angka data itu didapat dari data yang bocor dari sebuah universitas.
Secara resmi, negara ini melaporkan hanya 84.029 kasus virus tetapi, sebuah database bocor dari Universitas Nasional Teknologi Pertahanan di kota Changsha menunjukkan negara mencatat memiliki 640.000 kasus.
Informasi tersebut berasal dari database yang bocor ke Kebijakan Luar Negeri dan 100 Reporter, yang melakukan analisis singkat terhadap informasi itu.
• UPDATE Corona di Indonesia - 18.010 Positif, 4.324 Sembuh, dan 1.191 Meninggal
• Video Viral Perawat Hamil Meninggal Dunia setelah Tertular Covid-19, Sempat Gagal Nafas
• Suku Baduy Dalam Tangkal Virus Corona, hingga Kini Nihil Kasus Covid-19
Mereka mengatakan dataset berisi 640.000 entri individual diambil dari setidaknya 230 kota yang tersebar di seluruh negeri Tiongkok
Setiap entri berisi jumlah kasus lintang, bujur, dan 'dikonfirmasi' di lokasi pada tanggal tertentu, yang berkisar dari awal Februari hingga akhir April.
Lokasi yang tercatat ini tidak hanya rumah sakit tetapi juga kompleks apartemen, hotel, supermarket, stasiun kereta api, restoran, sekolah dan bahkan cabang KFC.
Dengan asumsi bahwa setiap entri mengandung setidaknya satu kasus, itu berarti setidaknya 640.000 kasus virus yang telah tercatat.
Jumlahnya juga bisa jauh lebih tinggi. Satu entri data yang digariskan oleh mereka yang memiliki akses ke database berisi dua kasus virus, dilaporkan di sebuah gereja di kota Harbin pada 17 Maret.
Jumlahnya juga bisa lebih rendah.
Wartawan mengatakan tidak jelas bagaimana data itu dikumpulkan - meskipun situs web universitas mengatakan menggunakan berbagai sumber daya publik.
Ilustrasi dokter mencari vaksin virus corona.
Itu juga tidak jelas mengapa data diambil dari lokasi tertentu pada tanggal tertentu.
Ketidakkonsistenan dalam metode pengumpulan data berarti ada kemungkinan bahwa satu kasus dapat dihitung beberapa kali, sehingga angka-angka tersebut miring.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/mirror-covid-19.jpg)