Tribun Pringsewu
Diduga Depresi, Ibu Satu Anak di Pringsewu Tewas Gantung Diri
Seorang wanita di Kabupaten Pringsewu nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri, Senin (18/5/2020).
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Seorang wanita di Kabupaten Pringsewu nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri, Senin (18/5/2020).
Korban berinisial IS (30), warga Pekon Mataram, Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu.
Ibu beranak satu ini tergantung dengan seutas tali yang diikat di pohon kakao yang ada di kebun milik warga.
Ia ditemukan tewas tergantung menjelang Maghrib.
Warga sekitar pun mencari keberadaan IS karena pergi dari rumah dan tak kunjung kembali.
• Ibu Anak Satu yang Tewas Gantung Diri Pernah Dirawat dan Lakukan Percobaan Bunuh Diri
• Pria di Jawa Tengah Mau Bunuh Diri Setelah Diusir Istri Sepulang dari Zona Merah Covid-19
• Korupsi RSUD Pesawaran, PNS dan Kontraktor Divonis 1,5 Tahun Penjara
• Diabetes dan Hipertensi Pemicu Tertinggi Kematian Covid-19
"Keterangan keluarga, korban pada pukul 16.00 WIB pergi tanpa pamit. Menjelang petang, korban tidak pulang-pulang maka dicarilah oleh keluarga, kerabat, dan para tetangga korban," kata Kapolsek Gadingrejo AKP Anton Saputra, Selasa (19/5/2020).
Hingga sekira pukul 18.00 WIB, korban ditemukan sudah gantung diri di sebuah batang pohon kakao.
Sementara kebun tempat IS tergantung sejarak kurang lebih 300 meter dari rumahnya.
Adapun yang kali pertama menemukan IS adalah kerabatnya sendiri, Darma Susilo.
Penemuan IS lantas dilaporkan ke Mapolsek Gadingrejo. Sehingga petugas Polsek Gadingrejo langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan identifikasi.
Petugas bersama warga kemudian melakukan evakuasi. Kemudian melakukan pemeriksaan terhadap jasad IS bersama dengan tim medis Puskesmas Gadingrejo.
Anton mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan tidak menemukan tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh IS. Petugas pun menemukan ciri khas jenazah tewas gantung diri pada jenazah IS.
Anton mengatakan, berdasarkan informasi yang dihimpun petugas di lapangan, penyebab IS melakukan gantung diri karena depresi terkait masalah kehidupan rumah tangga. Selain itu, korban juga pernah mempunyai riwayat perawatan di Rumah Sakit Jiwa Kurungan Nyawa.
Informasi tersebut juga dibenarkan sejumlah kerabat ketika ditemui di rumah duka. Bahkan IS sampai beberapa bulan dirawat di rumah sakit tersebut. Tak hanya itu, IS juga pernah melakukan percobaan bunuh diri. Namun, selalu gagal karena diketahui keluarganya. Beberapa hari sebelumnya IS juga diketahui ribut dengan suaminya.
Akhirnya jasad IS diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan. Jasad IS dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum
Pada Senin, 18 Mei 2020 tidak ada yang mengetahui kepergian IS. Sebab, IS pergi tanpa pamit. Ironisnya IS ditemukan sudah tewas tergantung. (Tribunlampung.co.id/Robertus Didik Budiawan)