Tribun Bandar Lampung
BMKG Beber Penyebab Banjir Rob di Pulau Pasaran yang Terbesar
Rudy mengatakan, banjir rob memang merupakan fenomena rutin setiap tahun di Pulau Pasaran.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: wakos reza gautama
Warga berupaya menyelamatkan barang-barangnya, terutama barang elektronik dan motor supaya tidak terendam banjir.
Menurut Muryati, kesigapan warga menyelamatkan barang-barangnya saat banjir tidak membuat warga kehilangan atau mengalami kerusakan barang-barangnya.
Hanya saja ada warga yang kasurnya terendam air, dan ada juga warga yang lele-lele peliharaannya mati akibat banjir tersebut.
"Biasanya banjir hanya merendam jembatan Pulau Pasaran. Jadinya pejalan kaki dan motor enggak bisa lewat sampai banjir surut. Kalaupun banjir itu naik ke pemukiman warga, tingginya hanya sampai mata kaki saja dan tidak sampai masuk rumah," ucapnya.
Muryati mengatakan, kemungkinan besok Selasa (26 Mei 2020), akan kembali terjadi banjir air laut.
Sebab air pasang biasanya terjadi selama tiga hari, dan hari ini baru air pasang hari kedua.
"Biasanya pada hari ketiga, air pasang sudah mulai surut. Tapi kami warga disini belum tahu air pasang akan surut atau tidak. Kalau air pasang belum surut ada kemungkinan banjirnya akan besar lagi," urai Muryati.
(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)