Tribun Bandar Lampung
Belajar Pagi-Sore atau Selang-seling, Opsi New Normal Kegiatan Belajar di Sekolah
Kegiatan belajar mengajar di sekolah akan dimulai kembali namun dengan skema new normal.Disdikbud Lampung menyiapkan dua opsi.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kegiatan belajar mengajar di sekolah akan dimulai kembali namun dengan skema new normal.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung menyiapkan dua opsi untuk kegiatan belajar di sekolah ini.
Dua opsi itu yakni, belajar dengan sistem sif pagi dan sore.
Opsi kedua, belajar dengan sistem selang-seling yakni, sehari belajar di sekolah, sehari belajar di rumah secara online.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah ini juga tetap menerapkan protokol kesehatan.
• Disdikbud Lampung Akan Terapkan Skema New Normal Pendidikan
• Pembagian Rapor Siswa Secara Daring, Kadisdikbud: Hasil Evaluasi Siswa Lewat Surat Elektronik
• Maret dan April Kasus DBD di Lampung Utara Menurun
• Pelajar di Lampung Tewas Dibunuh 2 Temannya, Kepala Dibenamkan Dalam Lumpur
Seperti menjaga jarak duduk di kelas, memakai masker, menjaga kebersihan.
Jika seluruh sekolah siap, maka kebijakan new normal dunia pendidikan ini akan diterapkan pada tahun ajaran baru yang akan mulai 13 Juli 2020.
"Kita akan membahas persiapan new normal di sekolah ini dengan seluruh kepala sekolah pada 3 Juni nanti. Rapat secara vicon (video conferensi). Kita akan bicarakan pola mana yang paling tepat diterapkan, apakah sif atau masuk dan daring," jelas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung Sulpakar, Kamis (28/5/2020).
Sulpakar mengatakan, belajar di sekolah mau tidak mau harus dilakukan.
Karena harus bertatap muka antara siswa dan guru.
Dan persiapan penerapan new normal di sekolah merupakan hasil rekomendasi dari gugus tugas penanganan Covid-19 di Lampung.
Meski begitu, pihaknya juga akan berkoordinasid engan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Siap Ikuti
Kepala SMKN 4 Bandar Lampung Helmiyati mengatakan, pihaknya siap mengikuti kebijakan pemerintah terkait masuk sekolah dengan pola pendidikan yang ditentukan.
Menurutnya, SMKN 4 Bandar Lampung memiliki 1.670 siswa.
Mana yang baik antara sistem sif atau selang-seling, ia mengaku, siap mengikuti apapun keputusan pemerintah.
Hal senada diungkapkan Kepala Sekolah SMKN 1 Bandar Lampung yang juga Ketua MKKS SMK se-Lampung Edy Hardjito.
Ia mengatakan, pihaknya akan mentaati aturan pemerintah termasuk menerapkan protokol kesehatan di sekolah.
"Saya berpikir, yang masuk sekolah nanti tentu harus siswa yang sehat. Terus harus tetap jaga jarak. Tempat duduk siswa harus diatur lagi, berjarak. SMKN 1 Bandar Lampung memiliki 1.443 siswa," kata dia.
Sekretaris MKKS SMA se-Lampung Hendra Putra mengatakan, sepanjang kebijakan yang diambil itu baik, maka pihaknya siap menerapkan new normal di sekolah.
"Secara teknis diharuskan menggunakan double sift atau bergantian maka tinggal mengatur saja jadwalnya," kata Hendra yang merupakan Kepala SMA Negeri 2 Bandar Lampung.
Ia juga menilai, akan ada biaya lebih yang harus dipersiapkan guna menerapkan new normal di sekolah ini.
Namun biaya tersebut bisa menggunakan dana Bosda dan BOS. SMAN 2 sendiri memiliki 800 siswa.
SMP dan SD
Ketua MKKS SMP se-Bandar Lampung M Badrun mengatakan, pihaknya masih menunggu kebijakan pemerintah terkait new normal ini.
Kebijakan tersebut akan disampaikan pada hari ini termasuk teknisnya.
"Saya belum berani bicara tentang sift sekolah atau selang seling itu saya belum berani berkomentar," kata Kepala SMP Negeri 2 Bandar Lampung ini
Menurutnya, sampai 19 Juni nanti, kegiatan belajar masuk di rumah.
Bahkan pembagian rapor melalui surat elektronik.
Terkait kapan siswa kembali ke sekolah, ia mengaku masih menunggu informasi dari tim Covid-19 Satgas Nasional.
Sementara Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) SD Bandar Lampung Rita Gustiana yang juga Kepala SDN 1 Way Halim Permai mengatakan, pihaknya sudah siap menerapkan new normal.
"Kita juga sudah rapat dan akan kita bicarakan lagi besok dengan K3S se-kecamatan dan setelah itu lapor kepada pimpinan. Kita akan membahas skema yang paling baik, apakah belajar dengan sistem sif pagi dan sore atau skema lain," katanya.
Pengamat Pendidikan Lampung Karwono mengatakan, ketika new normal diterapkan di sekolah, maka harus menerapkan protokol kesehatan.
Seperti jaga jarak minimal satu meter dan menggunakan masker selama kegiatan belajar mengajar tatap muka itu berlangsung.
Protokol kesehatan inilah yang menjadi PR bagi sekolah.
Sebab dalam satu kelas jumlah anak bisa mencapai 28-32 orang.
Jika anak-anak dengan jumlah tersebut disatukan dalam satu kelas, protokol kesehatan berupa jaga jarak minimal satu meter akan sulit diterapkan.
Agar protokol kesehatan bisa diterapkan, sekolah harus memikirkan metode belajar mengajarnya.
Misal dengan membagi dua kelompok anak-anak dalam satu kelas. Kelompok pertama belajar pagi dan kelompok dua belajar sore.
"Bisa juga dengan menerapkan metode blended learning, yakni metode yang menggabungkan antara belajar mengajar tatap muka dikelas dengan online. Menurut saya metode ini yang paling pas," ujar Dosen Pascasarjana UM Metro Karwono.
Dengan adanya metode blended learning, sekolah tidak perlu menerapkan belajar mengajar dikelas setiap hari.
Sekolah bisa menentukan jadwal kapan belajar mengajar dengan tatap muka dikelas dan kapan belajar mengajar dengan online.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Provinsi Lampung dr Reihana mengatakan, jika sekolah sudah dibuka kembali, maka protokol kesehatan harus benar-benar diterapkan.
Seperti harus ada pemeriksaan suhu tubuh siswa dan guru, jarak duduk siswa dan guru diatur.
Diakuinya saat ini grafik kasus Covid-19 di Lampung masih meningkat dan memang belum flat (tetap) atau menurun.
Pasien positif Corona saat ini mencapai 118 orang.
Untuk alat PCR, sudah berjalan. Selain itu, ada juga alat Tes Cepat molekuler (TCM) dengan card read.
"TCM itu ditaruh di RS Menggala, A Yani dan Pringsewu, sedang untuk alat viruload hanya untuk mendeteksi HIV," katanya.(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)