Tribun Bandar Lampung

New Normal, Ojol hingga Sopir Angkot Harapkan Sosialisasi Terkait Pengangkutan Penumpang

Ia mengatakan masih belum adanya kejelasan terkait bagaimana prosedur pengangkutan penumpang di masa ini.

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Soma
Para driver ojol di bawah flyover MBK. New Normal, Ojol hingga Sopir Angkot Harapkan Sosialisasi Terkait Pengangkutan Penumpang 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Masyarakat Indonesia tengah menjalani masa transisi menuju new normal atau kehidupan yang baru setelah sebelumnya beragam dinamika dilakukan dalam menghadapi virus corona.

Namun, dibalik itu banyak pula pertanyaan hadir akan new normal tersebut.

Salah satunya di lingkup transportasi darat dalam kota seperti ojek online, ojek pangkalan dan sopir angkutan kota di Bandar Lampung.

Seperti yang dicurhatkan Rudi (30) salah seorang pengemudi ojek online kepada Tribunlampung.co.id, Senin (1/6/2020).

Ia mengatakan masih belum adanya kejelasan terkait bagaimana prosedur pengangkutan penumpang di masa ini.

Driver Ojol Siap Sambut New Normal, Ciptakan Alat Cegah Penularan Corona

Gelapkan Uang Perusahaan Rp 79 Juta, Oknum Salesman di Lampung Utara Diamankan Polisi

6 Warga Pesawaran Terkonfirmasi Covid-19 Sembuh, Termasuk 2 Tenaga Kesehatan

UPDATE Kasus Corona di Dunia 1 Mei 2020, 2,7 Juta Orang Sembuh, 9.268 Kasus Baru di Rusia

"Masih belum paham sih soal pengangkutan penumpangnya bagaimana dalam New Normal," kata Rudi.

Menurutnya, sebuah prosedur yang jelas tentang bagaimana ojol dan penungguna jasa ojol harus bersikap menjadi sangat perlu per hari ini.

"Perlu disosialisasikan soal new normal ini kepada kami (ojol) dan penumpang. Soalnya suka khawatir juga kami saat mendapati penumpang tak bermasker," harapnya.

Sementara, cerita lain datang dari salah seorang sopir angkot bernama Iwan yang tengah menunggu penumpang di sekitar area Terminal Rajabasa. 

Lebih jauh, ia mengharapkan adanya sebuah suport dari pemerintah bila new normal diadakan.

"Kalau harus adanya pembatasan penumpang, susah juga kami (supir angkot) mas, soalnya secara pendapatan positif berkurang," ucap dia.

"Sebelumnya kan kalau bisa dalam angkot full. Kalau memang harus dibatasi ya inginnya sih ada suport materi ke setiap sopir angkutan," harapnya. (Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved