Tribun Bandar Lampung

Cerita Perajin Ikan Teri Pulau Pasaran, Tetap Semangat di Tengah Pandemi Corona

Lalu bagaimana nasib para perajin ikan teri di Pulau Pasaran, Kelurahan Kotakarang, Kecamatan Telukbetung Timur, Bandar Lampung?

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer
Sejumlah perajin di Pulau Pasaran, Kelurahan Kotakarang, Kecamatan Telukbetung Timur, Bandar Lampung sedang menjemur ikan teri, Kamis (4/6/2020). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pandemi virus corona membuat banyak pengusaha gulung tikar.

Lalu bagaimana nasib para perajin ikan teri di Pulau Pasaran, Kelurahan Kotakarang, Kecamatan Telukbetung Timur, Bandar Lampung?

Pulau Pasaran diketahui sebagai sentra utama pembuatan ikan teri di Kota Bandar Lampung.

Pulau tersebut hanya dihuni nelayan dan anggota keluarganya yang bekerja sebagai perajin ikan teri.

Dari pantauan Tribunlampung.co.id, Kamis (4/6/2020), nampak sejumlah wanita tengah membolak-balik ikan teri yang dijemur.

BREAKING NEWS Dihantam Angin Puting Beliung, Rumah Semi Permanen di Pulau Pasaran Tinggal Puing

Banyak yang Punya Mobil, Warga Pulau Pasaran Minta Jembatan Diperlebar

Ditegur karena Tak Pakai Masker, 2 Pria di Bandar Lampung Cekcok dengan TNI AL

Warga Bekasi Tewas Tenggelam Pulau Mahitam Sudah Diperingatkan Warga

Mereka masih mempertahankan metode tradisional yang diperoleh secara turun-menurun.

Aman (46), salah seorang perajin ikan teri Pulau Pasaran, dalam kondisi normal mereka mampu memproduksi setidaknya 20 ton.

"Semua tergantung cuaca," ucapnya.

Menurut Aman, pandemi corona tidak membuat para perajin patah semangat untuk terus memproduksi ikan teri.

"Kalo pandemi corona, walaupun ditakuti masyarakat Pulau Pasaran, tidak terlihat menjadi pematah semangat," jelasnya.

"Tapi kalau hujan bisa saja tidak produksi karena nelayan tidak nelaut," tambahnya.

Menurutnya, musim hujan seperti sekarang ini memengaruhi kualitas ikan teri.

"Kalau musim hujan, kalau tidak diperhatikan pengeringannya, bisa saja ikan menjadi kuning dan beraroma tak sedap," kata dia.

Menurut Aman, kualitas teri Pulau Pasaran tidak kalah dengan pulau lainnya.

"Kualitas tidak kalah. Tapi kalau harga masih di bawah teri lainnya, seperti teri Medan. Hal itu karena teri di sini kalah secara pemasaran," sebutnya.

Sebagai informasi, harga ikan teri nasi di Pulau Pasaran berkisar Rp 60 ribu per kg.

Dengan kondisi cuaca yang sedemikian, para pengelola usaha ikan teri itu terbantu dengan adanya buruh harian yang bertugas memfilter ikan teri.

"Ikan teri masih harus disortir. Penyortiran ikan teri dilakukan oleh ibu-ibu buruh harian," ucap dia.

Marinah, perajin ikan teri Pulau Pasaran, mengatakan, jika cuaca normal, proses pengeringan hanya memerlukan waktu kurang dari satu hari.

Namun bila kondisi sering turun hujan, proses pengeringan bisa memerlukan waktu lebih lama.

"Kalau panas sih setengah hari udah bisa kering," kata dia.

Yuli, warga lainnya, mengaku penjualan ikan teri Pulau Pasaran saat ini lebih mudah.

Pasalnya, banyak warga Bandar Lampung yang sudah mengetahui Pulau Pasaran sebagai sentra produksi ikan teri.

"Sekarang tak sesulit dulu. Karena Pulau Pasaran sudah banyak yang tahu sebagai sentra ikan teri," ucap dia. (Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved