Tagihan Listrik Melonjak di Pringsewu

Tagihan Listrik Warga Bengkak, PLN Akui Tidak Lakukan Baca Meter, Hanya Dipukul Rata-Rata

Kepala ULP PLN Pringsewu Sujadi mengatakan, melonjaknya tagihan listrik PLN warga karena selama pandemi Covid-19 tidak dilakukan baca meter.

Tribunlampung.co.id/R Didik Budiawan C
Anggota DPRD Pringsewu Sagang Nainggolan mendampingi warga yang mengalami tagihan listrik melonjak tidak wajar ke kantor ULP PLN Pringsewu, Senin (15/6/2020). Tagihan Listrik Warga Bengkak, PLN Akui Tidak Lakukan Baca Meter, Hanya Dipukul Rata-Rata. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Kepala ULP PLN Pringsewu Sujadi mengatakan, melonjaknya tagihan listrik PLN warga karena untuk pemakaian listrik di masa pandemi Covid-19 tidak dilakukan baca meter.

"Jadi itu pemakaiannya dipukul rata-rata, kalau seandainya ada selisih itu kan nanti bisa kita perbaiki dengan foto meteran, nanti kita sesuaikan," ungkap Sujadi ketika dihubungi, Senin, 15 Juni 2020.

Kemudian bagi yang mengalami selisih bayar, lanjut Sujadi, akan dikurangkan bayar pada pemakaian berikutnya.

"Nggak hilang," tuturnya.

Dia menambahkan, bagi pelanggan PLN pascabayar yang ingin mengadukan terkait selisih bayar dapat datang ke ULP PLN Pringsewu.

 Warga Bandar Lampung Kaget Tagihan Listrik Bulan Juni Membengkak Hampir Rp 6 Juta

 BREAKING NEWS Mantan Kepala Kampung Divonis 5 Tahun Penjara karena Buat Kegiatan Fiktif

 BREAKING NEWS Tagihan Listrik Melonjak, Warga Geruduk Kantor PLN Pringsewu 

 Menikah Sudah Bisa di Gedung, Tamu Maksimal 30 Orang, Kepala KUA Bisa Tolak Pencatatan Akad

Di mana pelanggan ULP PLN Pringsewu selain dari Kabupaten Pringsewu juga ada yang di Kabupaten Pesawaran.

Setelah berada di ULP PLN Pringsewu, menurut dia, pelanggan dapat mengisi formulir pengaduan.

Kemudian akan ditindaklanjuti dengan mencocokkan dengan sistem yang ada di ULP PLN.

Dapat Pendampingan Dewan

Sejumlah warga yang menjadi pelanggan PLN mendapat pendampingan dari legislatif Bumi Jejama Secancanan.

Anggota DPRD Pringsewu Sagang Nainggolan mendampingi sejumlah warga Pekon Panggungrejo, Kecamatan Sukoharjo ke kantor ULP PLN Pringsewu di Kelurahan Pringsewu Barat, Kecamatan Pringsewu, Senin, 15 Juni 2020.

Nainggolan berharap PLN bisa lebih memberikan pelayanan yang bagus terhadap pelanggannya di Kabupaten Pringsewu.

"Terutama terkait pembacaan meteran, jangan asal-asalan, yang riil," pintanya, Senin (15/6/2020).

Tidak hanya itu, dia berharap, supaya PLN menambah tenaga baca meter di wilayah Kabupaten Pringsewu.

"Informasi yang saya dapat dari PLN rata-rata satu orang membaca 1.500 meteran listrik dan dibatasi hanya lima hari," tutur Nainggolan yang juga ketua Komisi I DPRD Pringsewu ini.

Kantor PLN Didatangi Warga

Sejumlah pelanggan PLN berbondong-bondong mendatangi ULP PLN Pringsewu, Senin, 15 Juni 2020.

Mereka rata-rata pelanggan PLN pascabayar.

Mereka mempertanyakan tagihan listrik yang melejit dan dianggap tidak masuk akal.

"Cuma untuk lampu sama TV, tagihannya kok bengkak," ujar Muntama (51) pelanggan PLN warga Pekon Panggungrejo, Kecamatan Sukoharjo ketika ditemui di halaman ULP PLN Pringsewu.

Muntama mengungkapkan, bila tagihan listrik sebelumnya hanya Rp 108 ribu.

Tapi pada tagihan kali ini mencapai Rp 408 ribu.

Atas naiknya tagihan berlipat-lipat terpaksa Muntama membayarnya.

Kendati begitu, dia mendatangi kantor PLN.

Kondisi yang sama dialami oleh Jumikan (49) yang tidak lain adalah tetangga Muntama.
Jumikan mengaku tagihannya juga meningkat drastis, menjadi Rp 407 ribu dari sebelumnya paling tinggi Rp 95 ribu.

Atas tingginya lonjakan tagihan listrik ini, Jumikan mengaku belum membayarnya.

Ia pun ikut datang ke PLN bersama tetangganya untuk mempertanyakan tagihan listrik tersebut.

Setibanya di PLN, Jumikan kaget.

Ternyata tidak hanya dari warga Pekon Panggungrejo saja yang protes soal tagihan listrik membengkak.

Mayoritas yang datang ke kantor PLN saat itu mempersoal tagihan listrik yang melonjak tinggi. 

Warga Bandar Lampung Kaget Tagihan Listrik Bulan Juni Membengkak Hampir Rp 6 Juta

Tak sedikit warga Bandar Lampung mengeluhkan tagihan listrik bulan Juni 2020 yang membengkak dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Bahkan ada yang tagihannya mendekati angka Rp 6 juta seperti dialami Eva Suryani warga Perumnas Way Kandis, Tanjung Senang ini.

"Beneran tembus Rp 5.780.000 bulan ini. Padahal normalnya Rp 580 ribu per bulan. Saya pelanggan 1.300 VA," ungkapnya tak bisa menutupi keheranannya saat dikonfirmasi Tribunlampung.co.id, Selasa (9/6/2020).

Eva merasa pemakaiannya selama ini normal standar rumah tangga.

Tidak ada yang berbeda.

Seperti penggunaan kulkas, mesin cuci, setrika, magiccom, televisi, dan pendingin ruangan 1 unit yang hanya digunakan malam hari.

"Pemakaian standar rumah tanggalah. Tentu kaget naiknya nggak salah-salah berkali lipat," keluh dia.

Eva menilai tidak mungkin tagihannya mencapai 4 ribu kwh terlebih pemakaian tetap normal seperti bulan-bulan sebelumnya yang biasanya tidak sampai angka 1.000 kwh.

"Kwh-nya itu kami liat jalannya terlalu cepet. Ya logika nggak sih hitungan satu bulan bisa 4 ribuan. Pakai apa gitu padahal normal-normal aja makenya," tutur dia.

Eva mengaku sudah mendatangi kantor PLN Rayon Way Halim namun tanggapannya diharuskan untuk membayar sesuai nilai tagihan.

"Sudah nanya ke PLN nggak ditanggapi katanya wajib bayar. Ya saya belum bayar tagihannya segitu nggak cukup duitnya," papar guru di salah satu MTS Bandar Lampung ini.

Dia berharap ada penjelasan yang bisa diterima logika terkait melonjaknya tarif pembayaran listrik ini.

Diakuinya dirinya bahkan sempat menyaksikan ada pelanggan PLN yang pingsan saat mengetahui jumlah tagihannya sampai Rp 25 juta.

"Iya daerah Tanjung Senang juga itu. Ketemu pas di PLN Way Halim. Udah bawa anak kecil, pingsan dia pas tau jumlah tagihannya. Suaminya katanya cuman sopir," kata Eva.

Warga lainnya yang tinggal di Kopri, Kecamatan Sukarame Astuti mengatakan, tagihannya juga naik hampir 3 kali lipat dari sebelumnya Rp 500 ribu menjadi Rp 1.321.416 bulan Juni ini.

"Belum saya bayar juga tagihan bulan ini, ngeliat jumlah tagihannya udah pusing duluan. Kok bisa naiknya banyak bener," keluh ibu dua anak itu.

Diakuinya pada bulan Mei kemarin tagihannya juga sudah mulai naik menjadi Rp 600 ribu.

Tagihan listrik bulan Juni milik Astuti
Tagihan listrik bulan Juni milik Astuti (screenshot)

Di rumahnya memakai daya 1.300 VA.

Astuti mengharapkan kejelasan PLN terkait kenaikan tarif listrik yang sangat signifikan dibandingkan sebelum-sebelumnya.

"Karena saya makenya normal-normal aja. Nggak pakai wifi nggak pakai laptop. Kerja juga nggak wfh (work from home)," tukasnya.(Tribunlampung.co.id/Robertus Didik/Sulis Setia M)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved