Tribun Bandar Lampung
Cerita Warga Perum Nunyai Jaya Gagas Jumat Peduli, Distribusikan Sembako Bagi yang Terdampak Corona
Sungguh mulia hal yang dilakukan sejumlah ibu-ibu yang ada di Perum Nunyai Jaya, Rajabasa Raya. Mereka menggagas kegiatan Jumat Peduli.
Penulis: Muhammad Hardiansyah Kusuma | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Muhammad Hardiansyah Kusuma
TRIBUN LAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sungguh mulia hal yang dilakukan sejumlah ibu-ibu yang ada di Perum Nunyai Jaya, Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung.
Mereka menggagas kegiatan Jumat Peduli.
Dimana kegiatan ini sudah berjalan dua bulan lebih.
Okta Santi (38) mengatakan awal tercetusnya kegiatan Jumat Peduli ini adalah inisiatif sang suami.
"Dari menggalang donasi seluruhnya itu saya, tapi kalo untuk pencetus pertama kali itu suami saya," kata Okta.
• Kisah Calhaj Asal Lampung Utara yang Batal Berangkat Haji Tahun Ini, Nilawati Sudah Tunggu 8 Tahun
• HUT ke-338 Bandar Lampung, Herman HN Ajak Setiap Elemen Gotong Royong Lawan Persebaran Covid-19
• Impor Turun hingga 81 Persen Setahun Terakhir, Kadin Ingatkan Jaga Momentum di Kuartal II
Sementara sang suami Guntur Putra mengatakan inisiatif ini dilakukan sejak masa lockdown awal April lalu.
Pada saat itu terpikirlah olehnya untuk menggagas Jumat peduli, karena menurutnya semua terkena imbas akibat pandemi Covid-19 ini.
"Pertama dari lockdown, kemudian untuk membantu sesama, ya Alhamdulillah sampai sekarang berjalan terus kegiatan ini. Dari awal itu kita berdiri sendiri cuman 7 anggota yang tergabung dalam Jumat peduli ini, untuk sekarang sudah berjumlah 44 orang," ungkapnya.
Pertama kali terlaksananya Jumat peduli hanya ada 8 paket sembako yang mereka distribusikan.
Kemudian untuk Jumat kedua itu 13 paket sembako, Jumat ketiga 17 paket.
Kemudian untuk Minggu lalu kegiatan Jumat peduli ini mendistribusikan 55 paket sembako.
Sementara untuk Jumat ini sudah siap 50 paket sembako yang akan diberikan kepada yang membutuhkan.
Kemudian untuk Jumat keempat 25 paket, kemudian 37 paket.
Ia juga menuturkan isi dari paket tersebut terdiri dari beras 5 kilo, gula pasir 1 kilo, minyak goreng 1 liter, susu satu kaleng, mie instan dan telur setengah kilo.
Ia juga mengatakan sejauh ini memang ada kesulitan untuk pendonasi, tetapi ini berjalan terus.
Donasi banyak ia dapatkan melalui rekan-rekan, keluarga dan bahkan dari Palembang sampai Aceh dan Jakarta yang memberikan donasi untuk Jumat peduli.
Ia juga mengatakan semenjak lockdown beberapa waktu lalu semua orang sulit untuk keluar rumah.
Jadi ia berfikir untuk membantu tetangganya yang terdampak seperti ojol dan kernet bus.
Untuk pendistribusiannya sembako ini dibagikan dengan tim khusus.
Sementara Okta menambahkan rekannya atau ibu-ibu yang tergabung dalam kegiatan ini sendiri yang mencari orang yang berhak untuk menerima sembako tersebut.
"Karena saya memberlakukan kepada kawan-kawan yang turun langsung, yang saya sebut kurirnya Allah. Saya bilang jangan dititip lagi, tapi turun sendiri serahkan langsung sebelum pendataan dimulai data sendiri dan survei langsung," bebernya.
Untuk saat ini wilayah pendistribusian sudah sampai ke area Natar, Tegineneng dan Tulangbawang pada saat ada musibah angin puting beliung lalu.
Untuk pendistribusian ke area Tulangbawang berjumlah 150 karung beras ukuran lima kilogram.
Kemudian asbes 4 kodi, dan semen tiga sak.
"Jadi kita waktu pada saat pendistribusian ini harus kita lihat dulu, pastikan apakah layak kita bantu atau seperti apa," tambahnya.
Karena lanjutnya, melihat orang yang membutuhkan ini terkadang sulit mendapatkan bantuan yang diberikan pemerintah, harus menunggu dan mengumpulkan berbagai persyaratan.
Okta berharap nantinya kegiatan yang ia gagas ini dapat terus berlanjut.
Bahkan sampai adanya warga binaan tetap untuk dibantu setiap bulannya.
"Itu harapan saya untuk kegiatan ini, bisa membantu dan mendistribusikan secara cepat tanggap dan nggak ribet," ujarnya.
Sementara Irma Puspita (34) yang juga turut mendistribusikan secara langsung kepada masyarakat mengaku senang dapat membantu sesama dengan adanya kegiatan Jumat Peduli ini.
Ia mengatakan memang ia mencari sendiri siapa atau masyarakat yang memang memerlukan bantuan tersebut.
Kemudian setelah layak untuk diberikan sembako ia akan mengantarkan sendiri sesuai dengan jumlah orang yang ia ajukan.
Jika masyarakat atau donatur yang ingin bergabung dalam kegiatan amal ini dapat menghubungi langsung Okta Santi dan Guntur Putra selaku koordinator di nomor 085268606143.
Sementara Nurbaiti Febriyanti (37) selaku koordinator kelompok Jumat Berkah mengatakan kegiatan awal yang ia pimpin berawal dari ibu-ibu yang anaknya sekolah di tempat yang sama dan berdekatan di satu wilayah, di Bukit Kemiling Permai Bandar Lampung pada November tahun 2018 lalu.
Ada tiga penggerak dalam kegiatan Jumat Berkah ini, yaitu dirinya kemudian Dina Dwi Nuryani dan Reni Asmawati dan kelompok ini beranggotakan ibu rumah tangga.
“Jadi awalnya kita ingin mengadakan kegiatan yang bermanfaat tetapi suami nggak marah, dimana kita membuat grup sedekah. Awalnya cuman sedekah nasi, bisa buat nasi sendiri atau uang terus bisa dibeliin nasi, untuk masjid atau pemulung,” jelasnya.
Tetapi lanjutnya Jumat berkah ini tidak melulu dengan nasi bungkus atau kotak atau yang lainnya.
Melainkan lebih fleksibel seperti adanya bencana alam pihaknya akan mengumpulkan donasi untuk membantu apa yang dibutuhkan.
“Sama beberapa panti sudah pernah kontak dengan kita, jadi mereka kayak baru-baru ini ada yayasan sama pesantren kontak kita minta Alquran jadi kita kumpulin itu atau juga butuh sembako atau nasi kotak gitu,” jelasnya.
Intinya lanjut Nurbaiti setiap Jumat itu bersedekah.
Terkadang share di grup untuk Jumat yang akan datang, akan mendistribusikan apa ia mengtakan semua itu didiskusikan.
Ia juga mengatakan jumlah awal kegiatan ibu-ibu ini hanya berjumlah 20 orang dan untuk saat ini sudah lebih dari 60 orang.
Tetapi memang tidak diwajibkan nominal dari tiap anggota, sesuai dengan ke ikhlasannya saja.
Terakhir Minggu lalu kelompok ini memberikan bantuan ke pondok pesantren Darul Tilawah, yang membutuhkan bantuan dana untuk pembuatan satu buah kamar santri.
“Terus kita kasih nasi kotak untuk anak santrinya,” pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad Hardiansyah Kusuma).