Tribun Tanggamus
Gubernur Arinal Sebut Ulu Belu Jadi Pilot Project Kartu Petani Berjaya
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengunjungi gabungan kelompok petani kopi Komunitas Bumi Ulu Belu, di Pekon Sukamaju, Kecamatan Ulu Belu, Kamis (18/6
Penulis: Tri Yulianto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Jangan semua tempat dijadikan tanaman kopi, tapi ada tanaman lain seperti lada dan ternak juga.
Kukuh, petani kopi di Ulu Belu, mengatakan, banyak permasalahan yang dihadapi pada petani, mulai dari sarana dan prasarana pertanian, harga jual buah kopi sampai sumber daya manusia.
Semua itu akhirnya membentuk paradigma para petani kopi bahwa mereka hanya sebatas untuk pemenuhan hidup dengan bekerja sebagai petani kopi.
"Kami meminta agar pemerintah mendorong produksi kopi. Sebab selama ini kami juga menghadapi naik turunnya jumlah produksi. Harapannya ada program khusus untuk peningkatan produksi buah kopi," terang Kukuh.
Ia menjelaskan, selama ini harga jual buah kopi masih rendah dan sering berubah-ubah.
Harga kopi tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan para petani.
Akhirnya para petani kopi hanya mengolah kopi sebatas kemampuannya.
Hal itu pula yang akhirnya membuat kualitas kopi belum bisa diharapkan.
"Sebagai petani kopi kami juga ingin buah kopi kami bagus. Tapi untuk membuat seperti itu juga perlu usaha yang keras lagi," ujar Sumirat, petani kopi lainnya.
Hadi, petani lainnya, berharap pemerintah mendorong pemasaran kopi, baik bentuk buah dan hasil olahannya.
Sebab sudah banyak petani kopi yang kini membuat berbagai merek produk bubuk kopi.
"Kami juga ingin pemerintah membantu memasarkan hasil kopi. Sebab sekarang ini banyak petani mengolah kopi bubuk, tidak cuma dijual setelah kopi dipanen saja," kata Hadi.
Menurut Kukuh, komunitasnya berisi beberapa kelompok tani.
Selain memproduksi buah kopi, mereka juga memprosesnya ke tahap pasca produksi.
Hal itu untuk mendorong pertumbuhan UMKM agar harga jual kopi meningkat.
