Tribun Lampung Utara

Itera Tangkap Fenomena Langka Gerhana Matahari Cincin Sebagian di Kotabumi

Tim Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) berhasil menangkap citra gerhana matahari cincin sebagian di Kotabumi, Lampung Utara, Minggu (21/6/20

Penulis: ahmad robi ulzikri | Editor: Daniel Tri Hardanto
Dok OAIL Itera
Tim Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) berhasil menangkap citra gerhana matahari cincin sebagian di Kotabumi, Lampung Utara, Minggu (21/6/2020). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTABUMI - Tim Observatorium Astronomi Itera Lampung (OAIL) berhasil menangkap citra gerhana matahari cincin sebagian di Kotabumi, Lampung Utara, Minggu (21/6/2020).

"Kita dari tim OAIL Itera melakukan observasi gerhana matahari cincin sebagian di Jalan Punai Indah, Kotabumi, Lampung Utara," jelas Robiatul Muztaba, anggota tim observer OAIL Itera.

Adji, sapaan akrabnya, mengatakan, cuaca di Kotabumi pada siang hari sempat gerimis.

Tetapi, pihaknya bersyukur karena pada saat periode gerhana matahari terjadi cuaca berubah cerah.

"Persiapan pukul 14.30 WIB, observasi kontak pertama pukul 14.57 WIB. Kemudian gerhana sebagian puncaknya pukul 15.07 WIB. Setelah itu berangsur normal kembali sekitar pukul 15.08 WIB," tambahnya.

Gerhana Matahari Cincin Siang Ini, Simak Tata Cara Salat Gerhana atau Salat Kusuf 2 Rakaat

Gerhana Matahari Cincin Minggu 21 Juni 2020, Cara Aman Lihat dari Lampung

Berkas Perkara Korupsi RSUD Pringsewu Sudah Lengkap, Kejari Bingung Cari Rutan

Basarnas Banten dan Lampung Masih Cari 7 Nelayan yang Tenggelam di Perairan Selat Sunda

"Di awal pukul 14.30 cuaca mendung berawan sempat gerimis juga. Namun pada saat posisi puncak alhamdulillah langit dalam kondisi bagus sehingga kita masih bisa mendapatkan citra dari gerhana matahari cincin sebagian," sambungnya.

Sayangnya, momen langka tersebut tidak dapat dilihat menggunakan mata telanjang.

"Karena persentase gerhana mataharinya hanya 0,03 persen, jadi kalau pakai mata telanjang akan sulit dilihat dan hanya bisa dilihat dengan teleskop," beber Adji.

Tim OAIL menggunakan alat berupa teleskop Coronado Solar Max III 70 mm yang khusus digunakan untuk observasi matahari.

"Kita menggunakan alat teleskop Coronado Solar Max III 70 mm, dilengkapi dengan kamera ZWO ASI178MM dan filter hidrogen Alpha. Teleskop ini diperuntukkan khusus untuk observasi matahari," terangnya.

Dia memastikan pantauan citra gerhana matahari cincin sebagian yang dilakukan oleh tim OAIL tidak dibuka untuk umum.

"Kita menyesuaikan prosedur Covid-19. Jadi memang pengamatan ini tidak dibuka untuk umum. Tim OAIL dari Itera saja yang fokus melakukan pengamatan ini," terangnya.

Adji mengungkapkan bahwa fenomena gerhana matahari bukan sebagai proses yang menakutkan, melainkan sebagai proses yang bisa dipelajari untuk masyarakat.

"Jadi memang posisi gerhana matahari ini bukan sesuatu fenomena yang menakutkan untuk khalayak umum. Bisa diamati. Jangan takut terhadap mitos yang aneh-aneh," pungkasnya.

Adapun tim OAIL yang melakukan obervasi citra gerhana matahari cincin sebagian terdiri dari Robiatul Muztaba, Aditya Abdillah Yusuf, Dirya Andrian, dan Dhimas Triyono. (Tribunlampung.co.id/Ahmad Robi)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved