Berita Nasional
Jabatan Kapolri Idham Azis Bisa Diperpanjang dan Tak Jadi Pensiun Tahun Depan
Skenario perpanjangan masa jabatan Kapolri Idham Azis bisa dilakukan jika Presiden Jokowi menghendakinya.
Editor:
Heribertus Sulis
Youtube Sekretariat Presiden
Jabatan Kapolri Idham Azis Bisa Saja Diperpanjang dan Tak Jadi Pensiun Tahun Depan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kapolri Jenderal Idham Azis bisa saja diperpanjang jabatannya dan batal pensiun tahun depan.
Skenario perpanjangan masa jabatan Kapolri Idham Azis bisa dilakukan jika Presiden Jokowi menghendakinya.
Apalagi, masa pandemi corona belum juga menunjukkan perbaikan signifikan.
"Presiden bisa saja memperpanjang masa jabatan Idham Aziz sebagai Kapolri sampai usia 60 tahun," ujar Sarifuddin ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (3/7/2020) mengutip Tribunnews.
Beberapa hari yang lalu bursa calon Kapolri penerus Idham Azis mulai ramai disuarakan.
Pasalnya tak lama lagi Kapolri Jenderal Pol Idham Azis akan memasuki masa pensiun pada Januari 2021 mendatang.
• Akhirnya Terjawab Kenapa Nikita Mirzani Bela Mantan Karyawan Baim Wong yang Dipecat
• Pesan Jenderal Idham Azis untuk Calon Kapolri: Jangan Senang Melihat Teman Susah
• Deretan Jenderal Polisi yang Digadang Calon Pengganti Kapolri Idham Azis
• IPW Sebut Jenderal Pernah Bertugas di Solo Punya Peluang Jadi Kapolri
Menurut anggota Komisi III DPR RI Fraksi PAN Sarifuddin Sudding bukan tidak mungkin Idham Azis bisa batal pensiun tahun depan.Soal skenario Idham Azis batal pensiun kuncinya ada di Presiden Jokowi.
Apalagi di tengah situasi covid-19 ini, Presiden Jokowi bisa saja tetap menaruh kepercayaan terhadap Idham Azis dengan cara memperpanjang masa jabatannya sebagai Kapolri.
"Presiden bisa saja memperpanjang masa jabatan Idham Aziz sebagai Kapolri sampai usia 60 tahun," ujar Sarifuddin ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (3/7/2020) mengutip Tribunnews.
Menurutnya andai skenario itu terjadi, hal tersebut tak bertentangan dengan Undang-Undang.
"Manakala presiden menganggap bahwa keberadaannya sangat dibutuhkan dalam tugas kepolisian dan memiliki keahlian khusus, hal ini diatur dalam pasal 30 UU No 2 Tahun 2002," ungkapnya.
Sarifuddin mengatakan keputusan tersebut bisa saja diambil Presiden Jokowi.
Pasalnya Jokowi dinilainya terkadang mengambil keputusan di luar dugaan.
"Saya kira selama ini berdasarkan pengalaman kita, terkadang pak Presiden kita ini kan melakukan hal di luar dugaan dalam mengambil keputusan," kata dia.
Apalagi saat ini Indonesia berada dalam kondisi pandemi covid-19 yang membutuhkan penanganan khusus dari kepolisian.
Oleh karenanya, politikus PAN tersebut mengatakan Jokowi bisa memperpanjang masa jabatan Idham Aziz.
"Saya sih melihatnya bisa saja pak Idham Azis ini dilihat (oleh Jokowi, - Red) masih sangat dibutuhkan dalam situasi pandemi covid-19, dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban, dan sangat dibutuhkan institusi kepolisian serta memang punya keahlian khusus di bidang itu," kata dia.
"Maka sesuai dengan pasal 30 UU No 2 Tahun 2002 tentang kepolisian bahwa bisa saja presiden memperpanjang usia pensiun sampai 60 tahun.
Jadi bisa saja itu terjadi," tandasnya.
Kriteria calon suksesor Idham Azis
Sementara itu, Anggota Komisi III DPR Didik Mukrianto menyebut ada enam kriteria yang harus dimiliki Kapolri, pengganti Jenderal Idham Azis pada tahun depan.
Kriteria calon suksesor Idham Azis
Sementara itu, Anggota Komisi III DPR Didik Mukrianto menyebut ada enam kriteria yang harus dimiliki Kapolri, pengganti Jenderal Idham Azis pada tahun depan.
Menurut Didik, tantangan yang dihadapi Polri saat ini adalah masih kurang maksimalnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi tersebut.
Sebab itu, kata Didik, Polri harus terus melakukan pengawasan ke dalam yang cukup intens, meningkatkan kinerja, dan penguatan kelembagaan.
"Serta profesionalisme para anggotanya dalam menjawab tantangan perubahan yang sedemikian cepat, Polri harus terus mereformasi diri menjadi lebih baik," ujar Didik saat dihubungi, Jakarta, Jumat (3/7/2020).
Politikus Demokrat itu pun menyebut calon Kapolri ke depan, minimal mempunyai enam kriteria dalam menjawab tantangan ke depan.
Pertama, Kapolri haruslah sosok yang memiliki integritas dan rekam jejak yang baik, termasuk kapasitas, kapabilitas dan kompetensi yang baik, serta menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi sipil di negara hukum yang demokratis seperti Indonesia.
Kedua, Kapolri harus mempunyai komitmen yang utuh dalam melakukan reformasi secara berkelanjutan di institusi Polri, termasuk melakukan penguatan kelembagaan dan kinerja, serta pelayanan kepada masyarakat.
"Memastikan posisi Polri sebagai sahabat masyarakat menjadi mutlak agar trust publik terhadap Polri bisa terbangun dengan baik," ucap Didik.
Ketiga, calon Kapolri harus mampu memperkuat kerja sama dan sinergi lintas sektoral antar lembaga, utamanya dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Intelijen Negara (BIN) dalam konteks memitigasi dan merespons ancaman, tantangan, hambatan, serta gangguan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Keempat, Kapolri yang baru mesti merepresentasikan sosok yang visioner, cakap dan kuat dalam mengemban tugas dan tanggung jawab kepolisian, baik memelihara keamanan dan ketertiban, menjadi pengayom dan pelayan masyarakat, serta utamanya menegakkan hukum.
"Memegang teguh keadilan dan penegakan hukum yang manusiawi, persuasif dan humanis harus menjadi komitmen Kapolri kedepan," paparnya.
"Kelima, Kapolri ke depan harus memiliki akseptabilitas yan kuat dari internal kepolisian.
Itu penting supaya manajemen institusi bisa berjalan dengan baik," sambung Didik.
Keenam, dalam konteks politik dan demokrasi, kata Didik, Kapolri ke depan harus mampu memposisikan Polisi sebagai Kepolisian Negara Republik Indonesia.
"Kapolri harus memastikan netralitas kelembagaannya dalam kompetisi-kompetisi politik dan menjaga prinsip-prinsip negara hukum yang demokratis," kata Didik.
Idham Azis singgung pensiun
Menjelang pergantian Kapolri, Jenderal Idham Azis mengingatkan akan isu-isu liar yang biasanya akan terjadi.
Seperti diketahui Kapolri Jenderal Idham Azis akan memasuki masa pensiun.
Ia pun berbicara mengenai pergantian pucuk pimpinan Polri menjelang dirinya memasuki masa pensiun.
Idham Azis meminta seluruh personel Polri tetap menjaga soliditas menjelang pergantian Kapolri pada 2021.
Idham Azis mengingatkan tak boleh ada anggota yang memiliki mental SMS.
"Pada akhirnya sesuai dengan Presiden marilah kita jaga solidaritas internal kita dengan baik. Jangan SMS, senang melihat teman susah dan susah melihat teman senang," kata Idham Azis saat merayakan HUT ke-74 Bhayangkara di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (1/7/2020).
Ia memastikan setiap personel memiliki kesempatan yang sama untuk menduduki kursi Kapolri.
"Gantungkan harapan setinggi langit. Karena semua memiliki kesempatan yang sama dalam memimpin Polri ini," katanya.
Lebih lanjut, Idham Azis meminta seluruh personel untuk mewaspadai adanya isu liar yang bisa saja berkembang menjelang pergantian Kapolri.
Nantinya isu tersebut bakal mulai memanas dimulai pada bulan September.
"Saya perlu mengingatkan awal-awal ini supaya tidak banyak susupo atau isu yang liar kalau orang Palu itu bilang. Semakin ke depan itu nanti semakin tajam. Nanti kalau udah bulan yang ada ber ber ber itu udah mulai tajam," katanya.
Sebab itu, kata Didik, Polri harus terus melakukan pengawasan ke dalam yang cukup intens, meningkatkan kinerja, dan penguatan kelembagaan.
"Serta profesionalisme para anggotanya dalam menjawab tantangan perubahan yang sedemikian cepat, Polri harus terus mereformasi diri menjadi lebih baik," ujar Didik saat dihubungi, Jakarta, Jumat (3/7/2020).
Politikus Demokrat itu pun menyebut calon Kapolri ke depan, minimal mempunyai enam kriteria dalam menjawab tantangan ke depan.
Pertama, Kapolri haruslah sosok yang memiliki integritas dan rekam jejak yang baik, termasuk kapasitas, kapabilitas dan kompetensi yang baik, serta menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi sipil di negara hukum yang demokratis seperti Indonesia.
Kedua, Kapolri harus mempunyai komitmen yang utuh dalam melakukan reformasi secara berkelanjutan di institusi Polri, termasuk melakukan penguatan kelembagaan dan kinerja, serta pelayanan kepada masyarakat.
"Memastikan posisi Polri sebagai sahabat masyarakat menjadi mutlak agar trust publik terhadap Polri bisa terbangun dengan baik," ucap Didik.
Ketiga, calon Kapolri harus mampu memperkuat kerja sama dan sinergi lintas sektoral antar lembaga, utamanya dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Badan Intelijen Negara (BIN) dalam konteks memitigasi dan merespons ancaman, tantangan, hambatan, serta gangguan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Keempat, Kapolri yang baru mesti merepresentasikan sosok yang visioner, cakap dan kuat dalam mengemban tugas dan tanggung jawab kepolisian, baik memelihara keamanan dan ketertiban, menjadi pengayom dan pelayan masyarakat, serta utamanya menegakkan hukum.
"Memegang teguh keadilan dan penegakan hukum yang manusiawi, persuasif dan humanis harus menjadi komitmen Kapolri kedepan," paparnya.
"Kelima, Kapolri ke depan harus memiliki akseptabilitas yan kuat dari internal kepolisian.
Itu penting supaya manajemen institusi bisa berjalan dengan baik," sambung Didik.
Keenam, dalam konteks politik dan demokrasi, kata Didik, Kapolri ke depan harus mampu memposisikan Polisi sebagai Kepolisian Negara Republik Indonesia.
"Kapolri harus memastikan netralitas kelembagaannya dalam kompetisi-kompetisi politik dan menjaga prinsip-prinsip negara hukum yang demokratis," kata Didik.
Idham Azis singgung pensiun
Menjelang pergantian Kapolri, Jenderal Idham Azis mengingatkan akan isu-isu liar yang biasanya akan terjadi.
Seperti diketahui Kapolri Jenderal Idham Azis akan memasuki masa pensiun.
Ia pun berbicara mengenai pergantian pucuk pimpinan Polri menjelang dirinya memasuki masa pensiun.
Idham Azis meminta seluruh personel Polri tetap menjaga soliditas menjelang pergantian Kapolri pada 2021.
Idham Azis mengingatkan tak boleh ada anggota yang memiliki mental SMS.
"Pada akhirnya sesuai dengan Presiden marilah kita jaga solidaritas internal kita dengan baik. Jangan SMS, senang melihat teman susah dan susah melihat teman senang," kata Idham Azis saat merayakan HUT ke-74 Bhayangkara di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (1/7/2020).
Ia memastikan setiap personel memiliki kesempatan yang sama untuk menduduki kursi Kapolri.
"Gantungkan harapan setinggi langit. Karena semua memiliki kesempatan yang sama dalam memimpin Polri ini," katanya.
Lebih lanjut, Idham Azis meminta seluruh personel untuk mewaspadai adanya isu liar yang bisa saja berkembang menjelang pergantian Kapolri.
Nantinya isu tersebut bakal mulai memanas dimulai pada bulan September.
"Saya perlu mengingatkan awal-awal ini supaya tidak banyak susupo atau isu yang liar kalau orang Palu itu bilang. Semakin ke depan itu nanti semakin tajam. Nanti kalau udah bulan yang ada ber ber ber itu udah mulai tajam," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Politikus PAN Sebut Jokowi Bisa Saja Perpanjang Masa Jabatan Idham Azis Sebagai Kapolri,
Berita Terkait