Cerita Getir ABK Indonesia di Kapal China, Kerja Tak Kenal Waktu, Diberi Makanan Kedaluwarsa

Diberi makan makanan kedaluwarsa, waktu istirahat yang sangat terbatas, kerja dari pagi hingga malam, ditambah tekanan serta rindu akan keluarga.

TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO
Anggota TNI AL dan polisi menurunkan jenazah Hasan Afriadi, ABK asal Lampung, dari Kapal Luang Huang Yuan Yu 118 di Dermaga Lanal Batam, Rabu (8/7/2020). 

Didi tidak mengerti bahasa mereka. Sebaliknya, mereka pun tidak tahu bahasa Indonesia.

"Jadi kami banyak diam saja," kata Didi.

Didi mengungkapkan, gaji yang mereka peroleh bervariasi tergantung agensi perusahaan yang memasukkan ABK bekerja.

"Kalau saya terima 350 dolar Singapura per bulan," ujarnya.

Untuk sistem pengupahan pun, lanjut dia, langsung di transfer ke rekening keluarga ataupun orang tua.

"Tiga bulan pertama saya ditunjukkin bukti transfer ke keluargaku. Namun 3 bulan terakhir ini saya belum tau, soalnya belum diberi tahu. Awalnya mereka mengatakan penghasilan di atas 500 dolar," katanya. (Tribunbatam.id)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved