Kerap Diprovokasi dan Diancam China, Taiwan Siapkan Dana Rp 8,9 Triliun untuk Beli Senjata Rudal
“Negara penerima akan menggunakan kemampuan ini sebagai pencegah ancaman regional dan untuk memperkuat pertahanan di tanah air," ujar Kementerian Luar
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Negara Taiwan sudah tak tahan dengan kebijakan dan perlakuan Negara China, yang kerap melakukan provokasi.
Oleh karenanya Taiwan pun mulai memperkuat senjata militer untuk mengantisipasi ancaman keamanan dari China.
China diketahui terus meningkatkan kegiatan militer di wilayah perbatasan.
China sering menggelar latihan pesawat tempur di dekat Taiwan.
Taiwan melakukan pembaruan rudal permukaan ke udara (SAM) Patriot senilai US$ 620 juta atau setara Rp 8,9 triliun.
• Menlu Filipina Ingatkan China Ada Balasan Terberat, Jika Latihan Perang Meluas ke Wilayah Filipina
• Kondisi Terbaru Kim Jong Un Diungkap Intel Taiwan Hanya dengan 2 Kata
• Di depan Kapal China, Amerika Serikat Pamer 2 Kapal Induk di Laut China Selatan
Amerika Serikat (AS) menyetujui untuk melakukan pembaruan tersebut.
AS sebenarnya tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, sebagaimana dilansir dari Reuters, Jumat (10/7/2020).
Namun AS terikat oleh sebuah hukum untuk menyediakan alat pertahanan kepada pulau yang merdeka untuk mempertahankan diri.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayah teritorialnya. China juga rutin mengkritik AS yang rutin menjual senjata ke Taiwan.
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan Taiwan telah mengajukan pembelian komponen untuk memperbarui rudal Patriot mereka untuk mendukung masa operasional selama 30 tahun.
Perusahaan produsen senjata asal AS, Lockheed Martin, sedianya akan menjadi kontraktor utama dalam proyek tersebut.
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan penjualan komponen senjata tersebut menunjukkan kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS terhadap usaha negara penerima dalam menjaga kapabilitas pertahanannya.
“Negara penerima akan menggunakan kemampuan ini sebagai pencegah ancaman regional dan untuk memperkuat pertahanan di tanah air," ujar Kementerian Luar Negeri AS.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya memperkirakan pembelian komponen rudal SAM tersebut akan dimulai Agustus.
Sejauh ini, rencana pembelian senjata ini adalah pembelian senjata ketujuh Taiwan selama AS dipimpin oleh Donald Trump.
