ABK Lampung Tewas di Kapal China

ABK Asal Lampung yang Tewas di Kapal China Baru Lulus SMK dan Belum Berkeluarga

Hasan Apriadi (20), anak buah kapal (ABK) yang Tewas di kapal berbendera China, ternyata masih berstatus lajang alias belum berkeluarga.

Dokumentasi Warga
Ilustrasi - ABK Asal Lampung yang Tewas di Kapal China Baru Lulus SMK dan Belum Berkeluarga. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PESISIR BARAT - Hasan Apriadi (20), anak buah kapal (ABK) yang Tewas di kapal berbendera China, ternyata masih berstatus lajang alias belum berkeluarga.

Jenazah Hasan Apriadi (20), ABK yang Tewas di kapal berbendera China, rencananya akan diterbangkan ke Batam, Senin (13/7/2020), untuk kemudian dipulangkan ke Lampung. Saat ini, jenazah Hasan, yang merupakan warga Pesisir Barat, Lampung tersebut masih berada di RS Bhayangkara Polda Riau.

Kerabat almarhum Benzar mengungkapkan, almarhum Hasan baru lulus SMK di Pesisir Barat pada Tahun 2019 atau setahun lalu.

Anak pertama dari 5 bersaudara itu, ditemukan Tewas pada 20 Juni 2020 di kapal berbendera China.

Namun, Benzar mengatakan, pihak keluarga baru mendapatkan kabar pada 2 Juli 2020.

"Karena mungkin kapal saat itu tengah berada di tengah laut dan tidak ada signal, baru sekitar 10 hari setelah meninggalnya Hasan, pihak kapal kemudian menghubungi perusahaan dan dari perusahaan mengabari pihak keluarga," jelas Benzar kepada Tribunlampung.co.id, Minggu (12/7/2020).

 BREAKING NEWS Jenazah ABK asal Lampung Akan Diterbangkan dari Batam Senin Besok

 Tak Hanya Jenazah Hasan, 1 ABK Asal Pesisir Barat Juga Direncanakan Pulang ke Lampung

• Polisi Ringkus Penadah Motor Hasil Pembegalan di Sukoharjo Pringsewu

 UPDATE Corona di Lampung, Kasus Positif Bertambah 3 dan PDP Bertambah 1

Keluarga baru diberi informasi tanggal 2 Juli 2020 dan sampai saat ini jenazah Hasan masih di rumah sakit Bhayangkara Polda Kepulauan Riau.

Kronologi kejadian Hasan meninggal dunia, sambungnya, sudah dijelaskan pihak agen kepada ayah almarhum, Gunawan Syukur.

Anak pertama dari 5 bersaudara ini biasa disapa di keluarganya dengan panggilan Yadi.

"Jadi Yadi ini meminta izin ke orangtuanya untuk bekerja di kapal pada November 2019 dan melakukan pelatihan di Tegal sekitar 2 bulan. Lalu 1 Januari 2020 naik kapal lewat Singapura," jelasnya.

Namun, orangtua Hasan mengaku tidak tahu apa nama kapal dan nama perusahaan kapal yang menjadikan Hasan sebagai ABK.

"Keluarga tahunya hanya nama agen yang memberangkatkan, dan setelah korban pergi berlayar pada 1 Januari 2020, keluarga mengatakan tidak ada lagi komunikasi dengan korban."

"Terakhir orangtuanya komunikasi dengan korban sebelum dia berangkat berlayar (masih di Bandara Soekarno Hatta). Setelah pergi berlayar tidak ada komunikasi lagi," paparnya.

Pihak keluarga sendiri memilih menunggu kepulangan pria kelahiran 9 April 2000 itu di Pesisir Barat.

"Orangtua menunggu kepulangan jenazah di rumah," tambah dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved