China Dihantam Musibah Banjir, 37 Juta Warga Terdampak, Pemerintah Sampai Ledakkan Bendungan
Total 24 juta penduduk juga menjadi korban banjir sejak awal Juli, menurut Kementerian Manajemen Darurat China.
Pembangunan bendungan
Sejak Republik Rakyat China didirikan tahun 1949 sudah dua kali terjadi bencana banjir.
Banjir pertama tahun 1954 di sepanjang Sungai Yangtze yang mengakibatkan lebih dari 30.000 kematian.
Adapun yang kedua tahun 1998 juga disepanjang Yangtze di selatan dan utara dengan 3.000 kematian.
Sejak banjir 1998, China menaruh perhatian terhadap infrastrukturnya.
Setelah 1998, waduk-waduk dibangun termasuk bendungan Tiga Ngarai yang merupakan waduk terbesar dan memiliki peran besar menahan banjir di hulu Sungai Yangtze.
Meski demikian banyak ahli mempertanyakan mengenai benarkah pembangunan bendungan benar-benar efektif.
Seorang hidroklimatologi dan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional AS, mengatakan jika menyangkut perubahan iklim, maka tidak peduli seberapa besar bendungan tak akan dapat mencegah banjir terburuk terjadi.
“Apa yang diketahui adalah bahwa risiko yang meningkat akibat perubahan iklim yang disebabkan manusia memperburuk risiko kejadian curah hujan dan banjir yang ekstrem, yang membuatnya bahkan lebih mungkin bahwa bendungan seperti Tiga Ngarai tidak akan mampu mencegah banjir terburuk terjadi di masa depan,” katanya.
Pihak berwenang di China sampai meledakkan sebagian bendungan di timur Provinsi Anhui, untuk membantu meredakan banjir besar.
Media setempat yang dikutip AFP melaporkan, hujan lebat membuat sungai terus meluap di sebagian wilayah "Negeri Panda".
Bencana di China tengah dan timur ini telah membuat 140 orang tewas atau hilang.
Total 24 juta penduduk juga menjadi korban banjir sejak awal Juli, menurut Kementerian Manajemen Darurat China.
Untuk meredakan banjir, pemerintah telah melakukan beragam cara seperti mengalihkan air ke waduk cadangan agar bisa tetap ditangani, ketika air di sungai-sungai dan danau besar meluap lebih parah tak seperti biasanya.
Kemudian di Provinsi Anhui, sebuah bendungan di Sungai Chu dihancurkan pada Minggu (19/7/2020), ketika ketinggian air tercatat sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah.