Berita Nasional

Dikira Anak Punk Tanpa Identitas, Ayah Tak Sadar Kuburkan Jenazah Anaknya Sendiri

Tapi ia tak menyangka, jenazah yang telah ia kuburkan ternyata jasad putranya sendiri yang selama ini ia cari-cari.

Tribun Jateng/Indra Dwi Purnomo
Antariksa (tengah) didampingi babinkamtibmas, Babinsa, serta perangkat Kecamatan Pekalongan Timur berdoa di pusara Suryo di TPU Sapuro 

Sehari setelah hilangnya Surya yang pergi tanpa kabar, pihaknya mendapatkan informasi dari teman Surya bahwa, anaknya pergi bersama KNP (17) alias NK warga Setono, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan tersangka pembunuhan di bantaran Sungai Klego, Kecamatan Pekalongan Utara.

Kemudian, dirinya mencari keberadaan NK (tersangka) dan diketahui berada di Setono.

Setelah itu, NK dibawa di Kecamatan Pekalongan Timur untuk dimintai keterangan terkait hilangnya Suryo.

"Pada saat dimintai keterangan, NK mengaku bahwa pergi bersama Surya ke wilayah Bandar, Kabupaten Batang. Namun, dari keterangan NK bahwa Surya pergi duluan.

Padahal, anak saya itu tidak pernah menginap ke rumah orang lain dan membawa sepeda motor sendirian.

Karena tidak percaya, saya ditemani pak Babin dan Babinsa mencari ke Bandar mencari Surya tapi hasilnya nihil," imbuhnya.

Nanang menjelaskan, pada saat itu ia tidak menaruh curiga terhadap NK. Karena, dari hasil keterangan sangat mempercayai.

"Setiap hari ia mencari keberadaan anaknya. Hasilnya nihil terus. Banyak, teman saya dan orang yang curiga sama NK tapi tidak ada bukti sehingga saya pasrah pada Yang Maha Kuasa," jelasnya.

Seminggu hilangnya Surya, ia mendapatkan informasi adanya penemuan mayat di Jalan Dr. Sutomo, Kelurahan Noyontaansari, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan.

Saat ditemukan, mayat tersebut tidak ada identitasnya dan bahkan sudah tidak bisa dikenali karena tubuhnya sudah dikerubungi belatung.

"Penemuan mayat tersebut pada tanggal (24/4/2020). Tugas saya kan, sebagai pekerja sosial dan selalu mengurusi ketika ada mayat ditemukan tanpa identitas.

Pada saat ditemukan, saya membatin tinggi badan dan kulit kakinya sama seperti anak saya, tapi wajah tidak bisa dikenali karena kulit sudah mengelupas dan banyak belatung.

Lalu, kepala saja sudah hampir lepas," kata Nanang.

Pihaknya juga menceritakan, pada saat jenazah itu dimandikan dan salatkan ia terus teringat pada anaknya.

Lalu saat di TPU, biasanya mayat tanpa identitas diberikan nisan dari bambu biasa.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved