Berita Nasional
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata Ungkap Alasan Harun Masiku Tak Kunjung Tertangkap
Alex menegaskan, sejak Harun dikategorikan masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) Januari 2020 lalu, pihaknya bersama-sama kepolisian terus berup
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Dua buronan kakap, Maria Pauline ditangkap di Serbia, terakhir nama Djoko Tjandra yang menyita perhatian juga dibekuk polisi di Malaysia.
Namun, masih banyak buron yang berkeliaraan bebas di antaranya adalah buronan Harun Masiku yang tak kunjung ditangkap?
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menegaskan, pihaknya tetap memburu Harun Masiku, buronan kasus suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI periode 2019—2024.
"Kami pun sebenarnya sudah berkoordinasi dengan Polri dan sudah ditetapkan sebagai DPO. Jadi, tidak hanya KPK yang mengejar sekarang, tetapi dari pihak Polri pun membantu KPK melakukan penangkapan terhadap yang bersangkutan," ujar Ale, Jumat (31/7/2020) seperti dikutip Antara.
"Jadi, tinggal tunggu waktu saja," lanjut dia.
Alex menegaskan, sejak Harun dikategorikan masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) Januari 2020 lalu, pihaknya bersama-sama kepolisian terus berupaya menangkapnya.
• Sambil Angkat Tangan Yasonna Sumpah Tak Kenal Harun Masiku, Janganlah Bohong di Siang Hari Bolong
• KPK Setorkan Uang Pengganti Kerugian Perkara Suap Fee Proyek Lampura ke Kas Negara
• Pasca Nurhadi Ditangkap KPK, Refly Harun Sebut Masih Banyak Kasus Gelap di Republik Ini
• KPK Buru Harun Masiku di Puluhan Tempat, Komjen Firli Minta Buronan Menyerahkan Diri
Namun, Alex mengakui bahwa hingga saat ini upaya itu belum membuahkan hasil.
"Sampai sekarang belum memberikan hasil. Artinya HM belum tertangkap semata- mata karena faktor teknis saja," ucap Alex.
Ia sekaligus memastikan akan menindaklanjuti sekecil apapun informasi soal keberadaan Harun Masiku.
Sebab, pihaknya meyakini bahwa Harun tidak berada di luar negeri, melainkan masih berada di Indonesia.
"HM (Harun) ini kami tetap melakukan pengejaran. Informasi masyarakat yang disampaikan ke KPK tetap kami tindak lanjuti. Misalnya ada yang menyampaikan HM itu di satu tempat dan memberikan beberapa nomor ponsel, kami ikuti," lanjut dia.
Seperti diketahui Harun Masiku merupakan tersangka kasus dugaan suap terkait pergantian antarwaktu anggota DPR periode 2019-2024 yang turut menyeret Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Harun Masiku ditetapkan sebagai tersangka karena diduga memberikan uang kepada Wahyu Setiawan agar membantunya menjadi anggota legislatif melalui mekanisme pergantian antarwaktu.
Buron KPK, Harun Masiku disebut telah meninggal dunia.
Politikus PDIP yang menjadi buron kakap KPK karena kasus Pergantian Antar Waktu (PAW), Anggota DPR RI 2019-2024.
Politikus Demokrat, Benny K Harman menduga Harun Masiku susah ditemukan karena memang sudah ditembak mati.
Koordinator MAKI, Boyamin Saiman di acara Aiman Kompas TV pada Senin (11/5/2020) merasa bahwa ungkapan Benny K Harman itu bisa saja terjadi.
Menurutnya itu langkah paling mudah untuk menyembunyikan kasus di balik pencarian Harun Masiku.

"Secara matinya kan macem-macem paling gampang ya ditembak mati," ujar Boyamin.
Boyamin lantas mengungkit kasus Harun Masiku bersama Saeful Bahri yang harus menyediakan uang Rp 1 miliar pada bandar politik.
Sedangkan Saeful Bahri sendiri sudah diketahui telah ditangkap KPK.
"Karena apa yang sederhana dari persidangan kemarin kan kita pantau ada kesapakatan buat ngurus itu kan 1 miliar," ujar dia.
Sedangkan Harun Masiku disebut juga tak memiliki uang untuk membayar uang senilai ratusan juta.
"Nah dari Saeful Bahri itu kan 400 M (juta-red) katanya ada uang 200 M buat uang penghijauan atau apa."
"Nah artinya kan itu ada lagi komitmen Harun untuk nambal 600nya dan itu pun kayaknya Harun Masiku juga bohong menyediakan uang itu."
"Karena setahu saya dia juga tidak punya uang, Aiman," jelas Boyamin.
Sehingga, banyak orang yang bersangkutan dengan Harun Masiku merasa kesal.
"Dari sinilah mungkin banyak orang geram gitu lo."
"Nampaknya orang ini yang mengurusi pun bahasanya enggak enaknya politik, bandarnya pun berkepentingan untuk dia jadi di DPR nampaknya juga ditipu," cerita Aiman.
Akibatnya banyak orang mengincar Harun Masiku agar Mantan Politikus Demokrat itu tewas.
Selain kesal karena ditipu Harun Masiku, politikus itu juga perlu ditutup kasusnya agar tak buka-bukaan hingga mengancam orang tertentu.
"Nah kemudian pada posisi ini banyak orang yang berkeinginan ya sudahlah dia mati saja lebih baik, daripada nanti buka-bukaan."
"Karena nampaknya dia kemana-mana juga tidak beres," duga Boyamin.
Keberadaan Harun Masiku Tak Bisa Dilacak
Boyamin menegaskan, soal meninggalnya Harun Masiku berdasarkan analisis.
"Tidak mendadak sih kalimatnya karena ini hanya berdasarkan sifatnya analisis saja," ujar Bonyamin.
Pasalnya, pihaknya mengaku bisa melacak koruptor kakap Mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Nurhadi.
Berbeda dengan kasus Harun Masiku.
"Bahwa Nurhadi itu hampir tiap minggu, bahkan seminggu ada dua kali empat klaster informan datang ke saya untuk memberitahu tentang hartanya, transaksi keuangannya, bahkan ada yang memberikan foto rekeningnya, tapi saya enggak buka rekeningnya karena rahasia bank."
"Nah, untuk Harun Masiku ini sama sekali blank," ujar Bonyamin.
Boyamin menyebutkan, penelusuran terakhir mengenai Harun Masiku sejak tiga hingga enam bulan lalu.
Dari pelacakan itu, Harun Masiku sempat meminta uang rekannya untuk membeli tiket pesawat.
Kabar mengejutkan dari buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Harun Masiku.
"Dan penelusuran saya yang paling jauh itu, itu hanya ketemu temannya Harun Masiku yang sudah tiga bulan, enam bulan yang lalu, yang berkaitan pernah saya katakan dimintai tiket pesawat."
"Jadi prapradilan itu, karena kemudian berpikirnya KPK ini tidak mengembangkan bahwa Harun Masiku untuk tiket saja minta temannya, bahasa saya kan tidak kuat membeli," jelasnya.
Boyamin menuturkan, Harun Masiku sebelum Virus Corona melanda sempat ke Palembang.
"Nah, dari situlah kemudian sejauh yang saya lebih aktif gitu dibandingkan Harun Masiku untuk melacak-lacak misalnya juga ke Palembang, waktu masih belum Corona, itu juga blank karena aktifitas selama kampanye pun tidak banyak di sana," ujarnya.
Namun, kini sudah tidak diketahui di mana keberadaan Harun Masiku sama sekali
"Dan setelah kapalnya selesai juga enggak pernah ke Palembang lagi."
"Dan di Makassar juga enggak ada, di Jakarta juga enggak ada," ungkapnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)
Sumber: Kompas TV dan Tribunwow
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Maria Pauline dan Djoko Tjandra Sudah Ditangkap, KPK Bilang Harun Masiku Tinggal Tunggu Waktu,