Ledakan di Beirut

2 Ledakan Besar di Beirut Tewaskan 73 Orang, Perdana Menteri Sebut Pupuk Sebagai Penyebab

Dua ledakan besar yang mengguncang Beirut, Lebanon mengakibatkan setidaknya 73 orang tewas. Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan pupuk pertanian

Karim Sokhn/Instagram/Ksokhn + Thebikekitchenbeirut/via REUTERS
Asap membubung setelah ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon, pada 4 Agustus 2020. 

Banyak mayat bergelimpangan dengan ambulans terus mengevakuasi.

"Ini seperti bom atom," timpal Makrouhie Yerganian, pensiunan guru berusia 70-an yang sudah bertahun-tahun tinggal di dekat pelabuhan.

Dia menuturkan, insiden seperti itu belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Bahkan ketika Lebanon diguncang perang saudara pada 1975-1990.

Yerganian menerangkan, semua bangunan di sekitar tempat tinggalnya langsung kolaps, dan sang paman yang berusia 91 tahun tewas karena luka-lukanya.

Rumah sakit yang sudah kewalahan menangani pasien virus corona dilaporkan tak bisa berkutik dengan masuknya para korban luka.

Adapun, Palang Merah Lebanon menyerukan adanya donasi darah bagi para korban luka.

"Kami melihat jamur"

Di saat dewan keamanan nasional menyatakan Beirut sebagai zona bencana, PM Diab menyerukan kepada negara sekutu agar bersedia membantu mereka.

Belasungkawa langsung disampaikan seluruh dunia kepada negara Teluk tersebut.

Bahkan musuh besar mereka, Israel, mengulurkan bantuan.

"Kami mendengar suara ledakan."

"kemudian, kami melihat jamur," kata seorang warga yang mengaku melihatnya dari Distrik Mansourieh.

TONTON JUGA:

Warga yang tidak disebutkan identitasnya tersebut menuturkan, saking hebatnya tekanan itu membuat mereka terempas ke belakang.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved