Banjir di Jalinbar Tanggamus
Jalinbar Semaka Sudah Dibuka, Lumpur Masih Tutupi Jalan
Jalan Lintas Barat ruas Kecamatan Semaka, Tanggamus sudah mulai terbuka sejak Rabu (5/8/2020) petang.
Penulis: Tri Yulianto | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SEMAKA - Jalan Lintas Barat ruas Kecamatan Semaka, Tanggamus sudah mulai terbuka sejak Rabu (5/8/2020) petang.
Hal ini karena penyingkiran material longsor di Pekon Way Kerap sebanyak lima titik dan Pekon Sedayu satu titik telah selesai.
Meski demikian, material lumpur masih menutupi jalan dan membuat licin.
Penyingkiran material menggunakan tiga alat berat jenis ekskavator.
Meski masih ada satu titik yang masih dikerjakan tepatnya depan Balai Pekon Way Kerap, diperkirakan selesai secepatnya.
TONTON JUGA:
Terbukanya jalan pun lebih cepat karena jumlah alat berat mencukupi sehingga bisa langsung beres.
Sekarang kendaraan jenis truk dan minibus sudah dibolehkan lewat Jalinbar.
Sebab semula kendaraan pribadi dialihkan ke jalur alternatif lintas kecamatan dan truk harus tertahan di kantong parkir.
• Banjir dan Longsor di Semaka, Bupati Tanggamus Tetapkan Status Darurat Bencana
• BREAKING NEWS Material Longsor Masih Tutupi Jalinbar Ruas Semaka Tanggamus, Jalan Lumpuh
• Pemuda Cabuli Gadis 14 Tahun: Jika Kamu Hamil, Aku Akan Bertanggung Jawab
• Hujan Deras dan Angin Kencang Robohkan Rumah Janda di Sidomulyo
Meski jalan sudah terbuka, akan ada pekerjaan lanjutan berupa pembersihan lumpur.
Untuk itu, sudah disiapkan mobil pemadam kebakaran yang semprotkan untuk menyingkirkan lumpur.
Darurat Bencana
Bupati Tanggamus Dewi Handajani menyatakan status bencana banjir dan longsor di Semaka sebagai darurat bencana.
Menurut Dewi, hal itu didasari kondisi dampak bencana mulai dari akses Jalan Lintas Barat (Jalinbar) yang tertutup, kerusakan rumah warga dan tempat umum lainnya.
"Untuk status bencana, darurat bencana," ujar Dewi, Rabu (5/8/2020).
Ia menjelaskan, ada tujuh pekon yang terdampak yakni Way Kerap, Pardawaras, Sedayu, Sukaraja, Kacapura, Bangun Rejo, dan Karang Rejo.
Sementara ini kurang lebih ada 350 rumah warga terdampak banjir dan longsor.
Selanjutnya terus dilakukan inventarisasi mana saja rumah yang mengalami rusak berat.
Pemkab Tanggamus minta bantuan Pemprov Lampung untuk bantu perbaikan rumah warga.
Sedangkan langkah yang diambil oleh Pemkab Tanggamus, pertama, mengamankan situasi terlebih dahulu pasca bencana agar masyarakat merasa tenang, tidak merasa ketakutan dan lain sebagainya.
Langkah kedua adalah mendirikan posko posko, terdiri dari posko dapur umum dan kesehatan yang tersebar di tujuh titik.
Tujuannya untuk memberikan layanan kesehatan akibat warga terkena banjir.
"Disamping itu juga ketersediaan bahan pangan yang akan kami distribusikan ke masyarakat. Kami mengambil langkah untuk melokalisir bantuan di dapur umum, sehingga masyarakat nanti dibantu dalam bentuk nasi bungkus," jelas Dewi.
Langkah selanjutnya akan menginventarisasi apa saja kerugian yang dialami oleh masyarakat.
Mulai dari lahan pertanian yang terendam banjir, lalu dokumen identitas kependudukan yang mengalami kerusakan akibat terendam banjir.
Lantas menangani tanggul yang jebol di sungai yang melintasi Dusun Banding, Pekon Way Kerap.
Tanggul sebenarnya masih dalam pengerjaan, namun kini rusak lagi diterjang banjir.
"Kemudian juga penanganan terhadap tanggul yang jebol. Tanggul sedang kami lakukan perbaikan, atau penanganan sementara, kurang lebih 50 persen pengerjaan. Tapi sudah dihantam air sungai," kata Dewi.
Selanjutnya untuk aliran Sungai Way Kerap dan Way Seluang yang alurnya sejajar dengan jalan lintas dan cabang-cabangnya melintasi jalan lintas akan dinormalisasi.
"Kami akan lihat kondisi sungainya saat ini, lalu lakukan normalisasi dan mudah-mudahan secepatnya dapat ditangani," ujar Dewi.
Ia juga mengucapkan terima kasih atas keterlibatan berbagai pihak, seperti TNI, Polri, dan juga relawan yang membersihkan material longsor.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Tanggamus Taufik Hidayat menjelaskan untuk tujuh pos kesehatan telah dibentuk didukung tenaga medis dari Puskesmas Siring Betik, Puskesmas Wonosobo, Puskesmas Sanggi di Kecamatan Bandar Negeri Semong, Puskesmas Way Nipah, Sukaraja serta Sudimoro di Kecamatan Semaka.
"Karena sudah diantisipasi daerah rawan banjir, jadi tim kami sudah dibentuk. Tim akan terus bertugas sampai dinyatakan selesai, dan mudah-mudahan tidak ada hujan susulan yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor lagi," kata Taufik.
Lalu terkait dengan sumur warga yang kemasukan air banjir mulai diberikan kaporit.
Tujuannya untuk membunuh kuman dan bakteri serta menjernihkan air.
Harapannya masyarakat tidak terserang gatal-gatal, diare atau penyakit lainnya karena air sumur.
Bupati Dewi didampingi Wakapolres Tanggamus Kompol Heti Patmawati juga sempat melayat ke rumah salah satu warga Pekon Way Kerap yakni almarhum Nurdin yang ditemukan meninggal saat banjir.
Samiah, saudara almarhum, yang kali pertama menemukan Nurdin meninggal di dalam rumahnya.
"Tadi pagi saya panggil-panggil, Mak, mak... (paman). Keliling rumah tapi tidak ada jawaban. Akhirnya saya paksa buka pintu, masuk rumah. Terus cari dia, dan ketemunya sudah terkelungkup di dapur," kata Samiah.
Ia menambahkan, saat banjir pada malam hari, korban memang tidak keluar rumah.
Dia memindahkan barang agar tidak terendam air.
Hal itulah yang dicek oleh Samiah agar tahu barang mana saja yang terendam.
"Kalau meninggal karena air (tenggelam) tidak. Mungkin dia kecapekan karena beres-beres barang sendiri. Sebab dia sendiri di rumah karena anaknya masih tempat merua," terang Samiah.
Ia mengaku, banjir kali ini termasuk parah, karena pada Januari lalu tidak terkena dan sekarang terkena. (Tribunlampung.co.id/Tri Yulianto)