Berita Nasional
Sempat Hilang, Guru PAUD Hamil 9 Bulan Ditemukan Meninggal dalam Kecelakaan Speedboat
Seorang guru PAUD yang sedang hamil 9 bulan tewas dalam kecelakaan speedboat di Musi Banyuasin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -- Seorang guru PAUD yang sedang hamil 9 bulan tewas dalam kecelakaan speedboat di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Wanita bernama Nia tersebut naik speedboat bersama suaminya untuk memeriksakan kandungannya ke dokter.
Malang, speed mengalami kecelakaan dan Nia ditemukan meninggal dunia, sedangkan sang suami belum ditemukan.
Sebuah kecelakaan speedboat di Sunggai Dawas, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan mengakibatkan 3 penumpang tewas dan lainnya masih hilang.
Speedboat yang membawa 11 orang penumpang dari Kampung Tobo Karang Agung menuju Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan mengalami kecelakaan setelah menabrak tongkang batubara, Rabu (5/8/2020).
• Video Viral Anak Teriaki Bapaknya Sendiri Maling hingga Nyaris Digebuki Warga
• Raffi Ahmad Akan Jual Rans Entertaiment Jika Ada yang Nawar Rp 1 Triliun
• Ayahnya Pernah Jadi Ketua Partai, Nia Ramadhani Ogah Jadi Politisi
• Geger Mayat Pria Gondrong dengan Luka Tembak Tergeletak di Mobil Avanza
• Wanita Menyamar Jadi Wanita, Berakhir Tragis setelah Menikah dengan Gadis Kembang Desa
Akibatnya, lima orang dikabarkan hilang dan dalam pencarian oleh tim Basarnas Palembang.
Satu dari lima orang penumpang yang hilang itu ditemukan tewas usai dilakukan pencarian oleh tim SAR gabungan.
Sementara itu, empat orang lainnya masih dalam pencarian.
Dilansir dari Kompas.com, penumpang yang tewas tersebut diketahui bernama Nia (30) yang tercatat sebagai Warga Desa Suka Mulya, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
Bahkan, Nia diketahui sedang dalam kondisi hamil sembilan bulan.
Petugas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Cabang Sungai Lilin, Rahmad Sahid menjelaskan, Nia ditemukan di sekitar tongkang yang ditabrak oleh speedboat tersebut.
Selain Nia, tim gabungan masih melakukan pencarian terhadap empat orang yang lain.
"Korban yang ditemukan ini adalah seorang guru PAUD, kondisinya hamil sembilan bulan. Ditemukan dalam keadaan tewas," kata Rahmad Sahid melalui sambungan telepon, Kamis (6/8/2020).
Suami masih hilang
Rahmad Sahid menjelaskan, saat kecelakaan terjadi, Nia berangkat bersama suaminya yakni Cukup Triono (40). Keduanya pun hilang, setelah speedboat tersebut menabrak tongkang.
"Suaminya belum ditemukan sekarang masih dalam pencarian," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pinang Banjar Kecamatan Tungkal Ilir, Aman Mahmud menjelaskan, jasad Nia ditemukan setelah petugas SAR meminta kepada pemilik agar tongkang tersebut dipindahkan.
Dua jam setelah itu, satu korban akhirnya ditemukan.
Korban kecelakaan diduga terjebak
Aman Mahmud mengungkapkan, korban yang hilang diduga terjebak di di bawah tongkang.
Sehingga petugas gabungan saat ini masih mencari di sekitar lokasi tongkang.
"Banyak tongkang yang bersandar disini, sehingga menjadi kendala," jelasnya.
Enam selamat, 5 hilang
Petugas kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Sungai Lilin, Rahmad Sahid mengatakan, sekitar pukul 09.12 WIB di kawasan Penugukan, speedboat tersebut mengalami mati mesin.
Arus sungai yang deras, langsung menyeret speedboat tersebut hingga masuk ke bawah kapal tongkang batubara.
Enam orang penumpang berhasil selamat setelah berenang ke tepi sungai.
Namun, lima penumpang lagi termasuk pengemudi speedboat hilang karena terbawa arus.
“Lima yang hilang dua diantaranya anak-anak dua lagi dewas dan satunya adalah pengemudi speedboat. Sekarang masih dalam pencarian,” kata Rahmad melalui sambungan telepon.
TONTON JUGA
2 Penumpang Ditemukan Meninggal Dunia
Korban kecelakaan speedboat tujuan Kampung Tobo Karang Agung menuju Sungai Lilin kembali ditemukan. Sebelumnya, ditemukan korban Sunia (22) dalam kondisi meninggal dunia.
Korban kedua kembali ditemukan bernama Riski B Hadi Mustofa (7) dalam keadaan meninggal sekitar 7,6 kilometer dari lokasi kejadian.
Kepala Basarnas Palembang Hery Marantika saat di konfirmasi membenarkan bahwa pada hari ini sudah 2 orang korban kecelakaan di Sungai Dawas yang berhasil ditemukan dan sudah dievakuasi team SAR Gabungan.
Korban pertama yang berhasil ditemukan atas nama Nia Surnia Sari (22) ditemukan subuh tadi sekitar pukul 04.05 dalam kondisi mengapung dalam keadaan meninggal dunia sekitar 1 kilometer dari lokasi awal kejadian.
"Untuk korban kedua berhasil ditemukan siang sekitar pukul 13.20 atas nama Riski B Hadi mustofa umur 7 dalam keadaan meninggal dunia sekitar 7,6 Km dari lokasi awal kejadian. Untuk kedua korban tersebut setelah dievakuasi team SAR gabungan kemudian diserahkan kepada pihak keluarga guna dilakukan proses pemakaman," ujar Herry.
Saat ini tersisa dua orang korban lagi yang belum ditemukan dan masih terus dilakukan pencarian team SAR gabungan baik dari Basarnas Sumsel, TNI, Polri, KSOP, Pihak Pemda dan Medis.
"Untuk kendala yang dihadapi selama proses pencarian, selain faktor cuaca dan arus sungai yang deras, keruhnya air sungai juga menjadi kendala tersendiri bagi team SAR Gabungan.
Dikarenakan dengan kondisi air yang keruh maka akan sulit untuk dilakukan penyelaman dikarenakan jarak pandang atau visibility di dalam air menjadi tidak terlihat serta sangat membahayakan jika dipaksakan," pungkas Hery.
Khawatir Buaya
Dilansir dari TribunSumsel.com, Tim SAR gabungan masih mencari 4 korban kecelakaan speedboat yang masih hilang hingga kini.
"Hingga saat ini tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, Pemda setempat dan juga masyarakat masih melakukan pencarian terhadap empat korban yang masih hilang," Kepala Kantor Basarnas Palembang Herry Marantika, saat dikonfirmasi, Kamis (6/8/2020).
Tim SAR gabungan melakukan pencarian terhadap korban sejauh lima kilometer dari lokasi kecelakaan.
Selain itu, tim SAR gabungan juga menyisir sungai untuk mencari kemungkinan ada korban di pinggir sungai.
Ombak buatan, juga dilakukan agar tubuh korban yang kemungkinan tersangkut di dalam sungai bisa muncul.
Namun, hingga saat ini tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap empat korban yang belum ditemukan.
"Untuk penyelaman, belum kami lakukan karena kondisi arus yang deras dan air yang coklat pekat. Selain itu, dikhawatirkan ada buaya yang bisa membahayakan dari anggota yang menyelam," katanya.
(TribunSumsel.com/Kompas.com).