Tribun Bandar Lampung
Booming Gultik di Bandar Lampung, Pernah Hambar, Keasinan hingga Daging Terlalu Tebal
Sudah dua pekan ini Marvelino menjual gultik di bilangan Persit, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Sebelum terjun, Marvelino dan temannya belajar terlebih dahulu dengan bibinya, mulai dari membeli bahan hingga memasak.
"Pertama belajar nggak mudah, karena nggak ada pengalaman memasak. Beberapa kali gagal karena hambar, keasinan, motongdaging terlalu tebal, dan sebagainya. Tapi lama kelamaan bisa dan bersyukurnya pelanggan suka," tuturnya.
Konsul dengan Ibu
Lain halnya dengan Hasri Mardani, owner Gultik Sudirman.
Ia mulai berjualan gultik bersama dua temannya pada Maret lalu.
Awal berjualan gultik, karena ia suka makan gultik di Blok M, Jakarta Selatan.
Ia lalu memiliki keinginan membuka gultik di Lampung, karena saat itu belum ada yang berjualan gultik.
Namun, sebelumnya Hasri memang sudah lama suka memasak.
Ia lantas mencoba membuat gultik yang rasanya gurih dan lezat.
Saat mencoba membuatnya, Hasri banyak berkonsultasi dengan sang ibu.
"Setelah rasanya berhasil gurih dan lezat, saya dan dua teman memberanikan diri buka gultik di Jalan Jenderal Sudirman. Buka setiap hari mulai pukul 19.00 sampai habis," jelas Hasri.
Saat pertama membuka gultik, komplain kerap datang.
Seperti keasinan, kuahnya kurang kental, daging kurang empuk, dan sebagainya.
Namun, komplain itu tidak membuat Hasri dan dua temannya drop.
Mereka menjadikannya pelajaran untuk membuat gultik sesuai keinginan konsumen.