Tribun Bandar Lampung

3 Perupa Lampung Pamerkan Belasan Karya Lukisan, Gambarkan Situasi Covid-19 dalam Kanvas

Belasan lukisan abstrak hingga surealis nampak menghiasi dinding-dinding saung di Waroen'k Kubu Selem Cafe and Resto

Tribunlampung.co.id/Sulis
Pengunjung Lusiana takjub dengan karya lukisan yang dipamerkan. 3 Perupa Lampung Pamerkan Belasan Karya Lukisan, Gambarkan Situasi Covid-19 dalam Kanvas 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Berkarya di tengah pandemi tak lantas membatasi ruang imajinasi para pelaku seni rupa di Lampung.

Bahkan tiga perupa Lampung, Pande Gotha Antasena, I Gusti Ketut Alit Arya Putra, dan I Wayan Ariska Yoga mampu menghasilkan karya yang indah dan tak sedikit yang menggambarkan situasi Covid-19 dalam kanvas lukisannya.

Belasan lukisan abstrak hingga surealis nampak menghiasi dinding-dinding saung di Waroen'k Kubu Selem Cafe and Resto, Jalan Pangeran Tirtayasa, Sukabumi, Bandar Lampung.

Pameran seni rupa yang terbuka untuk umum ini digelar mulai hari ini hingga 26 Agustus mendatang di cafe and resto bernuansa Bali tersebut mulai pukul 10.00 WIB sampai 20.00 WIB.

Cerita Pemenang Lomba Desain Kaway Plastik New Normal, Oca Sempat Sulit Satukan Tapis dengan Plastik

Dicabuli Ayah Kandung Selama 8 Tahun, NY Merasa Trauma 

Aksi Bejat Ayah Cabuli Anak Kandung Sudah Dilakukan Sejak 2011 Saat Korban Masih SMP

Tak Turuti Kemauan Sang Ayah, NY Diancam Tak Diberi Uang Sekolah

Lukisan yang terpajang merupakan ekspresi pelukisnya dimana merasa terkungkung dan tidak terekspresikan karyanya selama beberapa waktu akibat wabah Virus Corona.

Salah satu perupa Pande Gotha Antasena ditemui di lokasi pameran membeberkan, masing-masing seniman membaca situasi saat ini dengan gayanya sendiri.

"Karya kami ini adalah respon dari situasi pandemi Covid-19. Arahnya adalah bagaimana bisa bangkit dan produktif di new normal. Ada pesan edukasi yang disampaikan melalui karya lukis," beber lulusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu, Rabu (12/8/2020).

Lukisan Gotha yang dipajang dalam pameran ada 5 dimana 3 lukisan menggambarkan sosok harimau dan 2 lukisan sisanya adalah sosok singa.

"Kalau saya lebih ke melukis kegelisahan dan renungan selama pandemi dengan garis elemen dasar. Untuk karakter macan, adalah gambaran gejolak jiwa saya yang terekspresikan lewat karakter macan yang kuat dan ganas," kata pemuda kelahiran Balinuraga 21 Desember 1992 itu.

Di kanvas berukuran 195×130 sentimeter ini, nampak Gotha menggambar 7 kepala harimau dengan ekspresinya yang menatap tajam dan seolah hendak menerkam.

"Butuh waktu sekitar 11 hari menyelesaikan lukisan ini. Bahkan saya sampai bawa kanvasnya ke salah satu bukit di Kalianda untuk lebih bisa mengekspresikan perasaan," beber pria yang sudah empat kali ke Jepang mengikuti festival seni rupa salah satunya Zushi Beach Film Festival.

Harusnya April 2020 lalu dirinya kembali mengikuti festival di Jepang namun harus gagal karena situasi Covid-19 yang menyebar secara global.

"Kalau lukisan singa lebih menggambarkan sisi wibawa dan romantis," ujarnya yang juga ketua pelaksana acara pameran, yang kerap melukis fantasi alam ini.

Dia berharap, karya seni rupa terus bisa eksis ke depannya sesuai dengan tema pameran perdana di Lampung ini yakni Sai Rua Tilu

"Kreatifitas nggak akan mati walau dilanda pandemi. Agar ke depannya bisa digelar pameran selanjutnya, menjadi wadah untuk menuangkan kreatifitas," paparnya yang juga pernah mengikuti festival seni rupa di Jakarta, Bali, maupun Yogyakarta.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved