Wawancara Eksklusif Tribun Lampung
Geliat Bandara Radin Inten II di New Normal, Aman Terbang dengan Protokol Kesehatan
Pandemi Covid-19 telah memukul industri transportasi, baik darat, laut, maupun udara.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, NATAR - Pandemi Covid-19 telah memukul industri transportasi, baik darat, laut, maupun udara.
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat perjalanan ke daerah-daerah rawan Covid-19 terhenti, termasuk perjalanan udara melalui bandara.
Di Lampung, aktivitas di Bandara Radin Inten II, Natar, Lampung Selatan, juga sempat setop pada awal-awal pandemi Covid-19.
Operasional bandara kemudian aktif lagi dengan berbagai syarat ketat.
Hingga memasuki new normal, perjalanan via bandara yang beken dengan sebutan Branti ini mulai normal, dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan.
Bagaimana aktivitas, trafik, dan keamanan di bandara ini pada era new normal, termasuk pula konsep Aero City yang belakangan mencuat?
Berikut Wawancara Eksklusif Tribun Lampung dengan Executive General Manager (EGM) Bandara Radin Inten II M Hendra Irawan.
Bagaimana tren penggunaan transportasi udara pada new normal saat ini?
Semenjak adanya relaksasi perjalanan lewat udara yang bertujuan menciptakan masyarakat tetap produktif dan tetap aman, itu lebih menumbuhkan lagi yang sebelumnya sempat drop di kuartal kedua.
Pelan-pelan tumbuh, meskipun tidak signifikan dari sebelumnya.
Seperti apa detail pertumbuhan penggunaan transportasi udara di Bandara Radin Inten II pada new normal?
Sampai 25 Agustus saja, kami sudah tumbuh kurang lebih 50 persen.
Di atas 400 pergerakan pesawat ketimbang periode yang sama bulan sebelumnya yang masih 277 pergerakan.
Begitu juga dengan penumpang.
Dari yang tadinya 18 ribu penumpang, saat ini sudah di angka 30 ribu penumpang atau tumbuh sekitar 53 persen.
Untuk kargo, juga tumbuh di angka 12 persen.
Jadi, adanya relaksasi ini sangat mendukung.
Bagaimana upaya menumbuhkan lagi kepercayaan masyarakat menggunakan transportasi udara?
Kami menggandeng berbagai pihak, dalam hal ini regulator dan airlines (maskapai), untuk mengampanyekan save travel (perjalanan aman).
Sederhananya , memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa berpergian menggunakan transportasi udara itu aman dan sehat dengan protokol kesehatan yang terjaga.
Tentunya kami juga mendapat dukungan regulasi dari pemerintah pusat.
Dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan. Misalnya dengan digitalisasi pelayanan.
Kami juga memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa tenaga pelayanan kami dalam kondisi yang siap melayani.
Baik siap dari aspek kesehatan maupun pelayanannya.
Bagaimana dengan masih adanya maskapai yang melakukan buka tutup penerbangan?
Ini kembali lagi ke kebijakan airlines (maskapai).
Selain mempertimbangkan deman (permintaan), tentu mereka juga setiap hari melaporkan apabila terjadi perubahan jadwal penerbangan, dan kami menginformasikan kepada masyarakat.
Belakangan ini mencuat konsep Aero City sebagai wajah baru kawasan Bandara Radin Inten II. Bagaimana tanggapan pihak bandara?
Konsep ini sejalan dengan program Pemprov Lampung.
Dalam hal ini Pak Gubernur Lampung memang sudah mencanangkan itu.
Di PT AP (Angkasa Pura) sendiri, pengelolaannya berupa Kerja Sama Pemanfaatan (KSP).
Dalam hal pengelolaan barang milik negara, di mana ada Kementerian Perhubungan dan Kementerian Keuangan.
Konsep itu sudah dikomunikasikan dengan Menteri dan secara prinsip sudah di-support.
Tetapi mungkin nanti akan ada pertimbangan lain.
Sebab, konsep ini akan berdampak terhadap bandaranya sendiri yang mencakup area yang besar dan tentunya harus melihat berbagai aspek.
Untuk progresnya, kami masih penyusunan masterplan.
Salah satunya ada arahan untuk pengembangan ke arah Aero City yang memerlukan persetujuan regulator, dalam hal ini Kementerian Perhubungan.
Bagaimana upaya meningkatkan keamanan dan kenyamanan di Bandara Radin Inten II?
Saat ini kami sedang melakukan inventarisasi seluruh lini.
Mulai dari operation (operasional), service (pelayanan), commercial (niaga).
Dan kebetulan timing-nya (waktunya) sedang pandemi Covid-19, sehingga kami harus berjalan ekstrakeras lagi.
Bagi kami, security (keamanan) harga mati lah.
Bagaimana concern dan harapan untuk Bandara Radin Inten II ke depan?
Tentunya kami ingin aktivitas di bandara ini bisa tumbuh kembali.
Selain itu, concern kami dan pemerintah pusat adalah kesehatan.
Kami meyakinkan kepada masyarakat bahwa di bandara ini kami sudah menjalankan protokol kesehatan secara baik.
Kami bisa menjamin bahwa perjalanan lewat udara itu aman, sehingga masyarakat bisa produktif dan trafik kembali normal. (tribunlampung.co.id/ahmad robi ulzikri)