Pencabulan di Lampung Tengah
Pemuda yang Setubuhi Siswi SMA di Lamteng Terancam Penjara 15 Tahun
Saat dilakukan penangkapan lanjut Etik, pelaku tidak melakukan perlawanan dan langsung diamankan ke Mapolres Lampung Tengah
Penulis: syamsiralam | Editor: Reny Fitriani
H curiga karena korban selalu menutup diri dan mengurung diri di kamar.
Menurut H, kondisi sang adik berubah total, ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan jarang sekali keluar rumah.
"Sudah lebih dua minggu kondisi adik saya berubah. Dia banyak diam dan tertutup, bahkan ngobrol di rumah sama anggota keluarga yang lain saja tidak mau," kata H.
Perlahan-lahan H mengajak S untuk berbicara tentang kondisi yang dialami oleh S.
Setelah diajak ngobrol empat mata barulah diketahui alasan S mengurung diri.
"Adik saya mengaku ketakutan, karena ia telah disetubuhi oleh DD. Katanya ia takut dan malu kalau perbuatan itu diketahui keluarga dan orang lain," jelasnya.
Barulah, berkat keterangan adiknya tersebut, H melaporkan aksi persetubuhan oleh DD kepada S ke Mapolsek Terusan Nunyai dengan nomor laporan : LP 100-B/VIII/2020/Polda Lampung/Res Lamteng/18 Agustus 2020.
Berdalih Suka Sama Suka
Berdalih suka sama suka, seorang pemuda di Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah nekat setubuhi anak di bawah umur.
Perbuatan suami istri itu telah dilakukan sebanyak dua kali.
Berdasarkan keterangan pelaku berinisial DD (21) warga Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah perbuatan yang ia lakukan bersama korban S (17) yang tak lain adalah tetangga rumahnya, didasari perbuatan suka sama suka.
Menurut DD kepada penyidik Polsek Terusan Nunyai, Selasa (1/9), ia pertama kali mengajak korban yang masih duduk di bangku SMA keluar rumah pertengahan Agustus lalu.
"Sudah dua kali (bersetubuh dengan korban). Tapi itu dilakukan karena kami suka sama suka, tidak ada paksaan," terang DD di Mapolsek Terusan Nunyai.
Menurut DD ia dan S sudah menjalin asmara sejak awal 2020. Hubungan mereka pun lanjutnya sudah diketahui oleh keluarga masing-masing.
"Ya kami biasa keluar bareng nongkrong di luar. Tidak ada paksaan kami suka sama suka. Kalau melakukan itu sudah dua kali, semuanya di bulan Agustus," ujarnya.(Tribunlampung.co.id/Syamsir Alam)