Virus Corona Baru Muncul di Surabaya, Menyebar Lebih Cepat, Pakar Biomolekular Sebut Ada Sejak April

"Ada dua mutan yang berdekatan dan dari peta sebaran di Indonesia, satu-satunya baru di Surabaya," ujar Ni Nyoman yang juga Wakil Rektor I Unair, Seni

Editor: Romi Rinando
Tangkapan layar via Kompas.com
Kota Surabaya terlihat berwarna merah tua dan dijuluki 'Wuhan kedua'. 

TRIBUNLAMPUNG,CO,ID - Kota Surabaya menjadi salah satu daerah di Indonesia dengan jumlah kasus virus corona (Covid-19) terbanyak.

Kasus kematian di Surabaya menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Ternyata salah satu penyebabnya karena ditemukan mutasi virus corona baru di Surabaya.

Di mana para peneliti menamainya sebagai strain virus D614G.

Salah satu strain, yang kemudian dikenal dengan D614G, adalah virus dengan gen yang bermutasi sehingga memberinya lebih banyak protein.

Imbasnya, virus bisa lebih cepat menempel pada sel manusia.

Selain mutasi D614G, virus corona juga bermutasi menjadi corona lain yang sangat jarang ditemui, yakni tipe Q677H.

a

Tangkapan layar via Kompas.com
Kota Surabaya terlihat berwarna merah tua dan dijuluki 'Wuhan kedua'.

 

Jubir Penanganan Covid-19 Pringsewu Benarkan Kajari Positif Virus Corona

Antisipasi Penyebaran Virus Covid 19, Kodim 0410 Sosialisasi Protokol Kesehatan di Indogrosir

Rayakan Bebas dari Covid-19, Ribuan Warga Wuhan Asal Virus Gelar Pesta Hura-hura di Kolam

 

Hal itu dikatakan oleh pakar Biomolekular Universitas Airlangga (Unair) Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih.

"Ada dua mutan yang berdekatan dan dari peta sebaran di Indonesia, satu-satunya baru di Surabaya," ujar Ni Nyoman yang juga Wakil Rektor I Unair, Senin (31/8/2020).

Mutan ini, ia melanjutkan, posisinya dekat dengan pemotongan purin (enzim protease yang dimiliki sel inang dalam hal ini manusia, tepatnya di sel paru-paru).

Mutan tersebut ada bersama-sama dengan mutan D614G.

Dari analisis pendahuluan, mutan baru ini membantu energi antara purin dan spike semakin tinggi.

Artinya, purin akan meningkat kemampuannya untuk lebih baik.

Dalam waktu dekat bila analisis telah selesai, Ni Nyoman akan merilis temuannya itu ke dalam jurnal internasional karena temuan ini baru satu-satunya di Surabaya.

Halaman
123
Sumber: Intisari Online
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved