Virus Corona Baru Muncul di Surabaya, Menyebar Lebih Cepat, Pakar Biomolekular Sebut Ada Sejak April
"Ada dua mutan yang berdekatan dan dari peta sebaran di Indonesia, satu-satunya baru di Surabaya," ujar Ni Nyoman yang juga Wakil Rektor I Unair, Seni
"Ini menarik apakah dua mutan ini berpengaruh tak cuma ke tingkat kecepatan penyebarannya tapi juga hal lainnya," kata Ni Nyoman.
Khusus untuk virus mutasi corona D614G, di Indonesia sudah terdeteksi sejak April.
Hanya saja karena keterbatasan data, mutasi tersebut waktu itu belum dapat dimaknai apa-apa.
"Sebulan setelah Indonesia terkonfirmasi ada infeksi Covid-19, mutasi virus sudah ada di Indonesia."
"Mungkin lebih dulu dari informasi yang ada di Malaysia," ujarnya.
Di Malaysia, mutasi corona D614G ini disebut-sebut punya kemampuan menyebar 10 kali lebih cepat.
Tapi sejauh ini, kata Ni Nyoman, belum ada kesimpulan apakah mutasi virus G614 berkaitan atau berdampak terhadap tingginya angka kematian pasien Covid-19 atau tidak.
Semula, Prof Ni Nyoman mengaku sempat mengira mutan D614G banyak terjadi di Surabaya mengingat peningkatan angka Covid-19 di Surabaya pada Mei-Juni begitu pesat.
Bahkan Surabaya sempat dijuluki 'Wuhan kedua'.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Soebandrio mengatakan mutasi virus corona D614G yang merambah di Malaysia dan Filipina sudah merambah Indonesia.
Amin mengatakan lima institusi di Indonesia telah mengirimkan 22 whole genome sequence (WGS) terkait virus corona.
Ternyata delapan di antaranya mengandung mutasi virus corona D614G tersebut.
"Dapat dilaporkan bahwa dari 22 WGS yang sudah di-submit oleh seluruh institusi di Indonesia, ada dari Surabaya, dari Bandung, dari Yogya, dari LIPI, dan Eijkman, ada 5 institusi."
"Dari 22 WGS itu ternyata ada 8 yang mengandung mutasi tersebut, mutasi D614G," ujar Amin.
Amin mengatakan distribusi mutasi virus corona D614G sendiri terjadi diperkirakan setidaknya selama bulan Mei 2020 silam.