Rumah Sakit Imanuel Lampung
Dokter Talisa dan Dokter Marchella Ungkap 8 Mitos Kesehatan Gigi dan Mulut
Kebersihan serta kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting. Namun, masih banyak mitos seputar kesehatan gigi dan mulut yang berkembang di masyarakat
Penulis: Advertorial Tribun Lampung | Editor: Advertorial Tribun Lampung
Fakta : Pembersihan karang gigi tidak merusak struktur jaringan penyangga gigi.
Karang gigi sebenarnya terbentuk plak gigi yang mengalami mineralisasi; sedangkan plak gigi adalah lapisan film yang menempel pada gigi yang di dalamnya terkandung juga bakteri.
Bakteri-bakteri di dalam plak dan karang gigi ini berpotensi menimbulkan keradangan pada struktur jaringan penyangga gigi. Jaringan penyangga gigi secara anatomis terdiri dari gingiva (atau gusi), sementum, ligamen periodontal, dan tulang alveolar.
Akumulasi plak dan karang gigi pada gingiva di daerah sulkus dalam jangka panjang menimbulkan keradangan pada gingiva, biasa disebut gingivitis.
Pada kondisi tertentu, gingivitis dapat berlanjut menyebabkan terbukanya sementum, rusaknya fiber ligamen periodontal, bahkan sampai pada kerusakan tulang alveolar. Kerusakan yang progresif ini disebut periodontitis, yang seringkali menyebabkan kegoyangan pada gigi. Jadi, pembersihan karang gigi sama sekali tidak merusak struktur jaringan penyangga gigi
Jika ada pasien yang setelah dibersihkan karang gigi mengalami gigi goyang, kemungkinan besar pasien tersebut sudah mengalami periodontitis. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh bakteri periodontal, tapi juga bisa sebagai manifestasi dari penyakit sistemik. Untuk mengetahui secara lebih detail jika mengalami keluhan tersebut, lebih baik berkonsultasi dengan dokter gigi yang merawat. (drg. Marchella)
7. Penggunaan masker memicu bau mulut
Fakta : Penggunaan masker tidak akan memicu bau mulut, karena masker yang letaknya di luar rongga mulut tidak akan mempengaruhi kondisi di dalam rongga mulut anda.
Pada dasarnya, bau mulut dapat disebabkan karena adanya masalah kesehatan pada rongga mulut anda, misalnya kondisi gigi yang berlubang, penyakit gusi, karang gigi, tumpukan sisa makanan di dalam rongga mulut karena kebiasaan tidak sikat gigi atau menyikat gigi kurang tepat, terganggunya flora normal mulut akibat merokok dan memiliki penyakit sistemik lain seperti kelainan lambung, kencing manis, penyakit hati dan infeksi pada rongga sinus.
Jika ada masalah bau mulut, segera konsultasikan ke dokter gigi terdekat untuk mengetahui penyebab pastinya dan mendapat penanganan yang tepat. (drg. Talisa)
8. Orang yang sudah lanjut usia pasti mengalami gigi ompong
Fakta : Sejujurnya, ini konsep pemahaman yang sangat salah.
Proses penuaan memang mempengaruhi juga kondisi gigi dan mulut, tapi tidak selalu menyebabkan kehilangan gigi, atau yang bahasa awamnya kita sebut gigi ompong.
Faktanya masih banyak pasien lanjut usia, kisaran 60 tahun ke atas yang memiliki kondisi rongga mulut yang masih prima, giginya masih lengkap semua. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, proses penuaan juga terjadi di rongga mulut kita.
Namun, apabila orang tersebut rajin menjaga kebersihan gigi dan mulut, dan tidak lupa kontrol ke dokter gigi secara berkala, peluang gigi ompong masih dapat diminimalkan.
Banyak orang memiliki persepsi bahwa gigi menjadi mudah rusak ketika bertambah usia, padahal tak jarang juga orang yang masih muda memiliki banyak problem gigi dan mulut.
Memang usia tua merupakan faktor yang bisa mempengaruhi kerentanan terhadap penyakit, tetapi bukan tolok ukur mutlak bertambahnya kerusakan gigi. (drg. Marchella).(*)