Kata Orang Gila Jadi Tren di Lampung Setelah Penusukan Syekh Ali Jaber dan GOR Saburai Terbakar
Istilah orang gila di Lampung jadi pembicaraan di sejumlah grup WhatsApp, demikian pula komentar-komentar di media sosial.
Penulis: Andi Asmadi | Editor: Andi Asmadi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Setelah kasus penusukan terhadap Syekh Ali Jaber saat berceramah di Lampung, dan kemudian Gelanggang Olah Raga (GOR) Saburai Lampung terbakar pada Selasa 15 September 2020, istilah "orang gila" disebut menjadi tren di Lampung.
Istilah orang gila di Lampung jadi pembicaraan di sejumlah grup WhatsApp, demikian pula komentar-komentar di media sosial.
Penusukan terhadap Syekh Ali Jaber di Lampung pada Minggu 13 September 2020 dilakukan oleh pemuda 24 tahun Alfin Andrian yang diduga mengalami gangguan jiwa.
Demikian pula kasus terbakarnya GOR Saburai Lampung diduga akibat pembakaran sampah yang dilakukan oleh pria paruh baya yang mengalami gangguan jiwa dan sehari-hari memang mangkal di tempat itu.
"Orang gila jadi kalimat yang sedang tren di Lampung saat ini," ujar seorang pengusaha di grup WhatsApp para pengusaha Lampung.
• VIDEO GOR Saburai di Bandar Lampung Terbakar, Diduga karena Bakar Sampah
• 30 Personel dan 7 Unit Damkar Berjibaku Padamkan Api yang Melalap GOR Saburai Bandar Lampung
• Rumah Kediaman Penusuk Syekh Ali Jaber di Bandar Lampung, Disambangi Tim Densus 88 Anti Teror
• Dikunjungi Mahfud MD, Syekh Ali Jaber Titip Salam untuk Presiden Jokowi
"Banyak orang gila ya di Lampung, nakal-nakal lagi," demikian komentar pengusaha lainnya.
"Waduh, ini ada lagi orang gila bakar GOR Saburai, sebelumnya orang gila tusuk Syekh Ali Jaber," ujar pengusaha lainnya.
"Jangankan mereka, kita-kita ini pun sudah jadi gila karena terdampak Covid-19," tambah yang lain.
Terkait terbakarnya GOR Saburai Lampung, aparat kepolisian mengamankan pria tanpa Iidentitas yang diduga menjadi pelaku pembakar sampah yang menyebabkan GOR Saburai Lampung terbakar.
Pria tersebut diketahui sudah hampir satu bulan ini berkeliaran di sekitar areal GOR yang sedang dalam tahap renovasi.
Pria itu nyaris dihakimi warga, namun polisi meminta warga untuk tidak main hakim sendiri.
Saat ini, polisi masih memintai keterangan dari pria tersebut.
"Kurang lebih sebulan, biasa dia kalau malam nginap di sekitar sini," kata Galih, staf Kantor sekretariat IMI Lampung.
Galih mengatakan, pria tersebut kerap membakar sampah dan sisa material bekas pembangunan GOR.
Namun karena memiliki gangguan kejiwaan, pria tersebut tak mengabaikan larangan dari penjaga gedung.
"Tadi sudah kami larang, gak taunya dia bakar lagi. Mungkin karena angin kencang jadi api cepat membesar," kata Galih.
Sebelumnya diberitakan, GOR Saburai Lampung di Enggal, Kota Bandar Lampung, terbakar pada Selasa 15 September 2020 sekira pukul 15.00 WIB.
Saat api masih berkobar, empat unit mobil damkar turun untuk memadamkan api.
Syekh Ali Jaber Tak Terima
Terkait kasus yang dialami Syekh Ali Jaber, ia ditusuk seorang pemuda saat sedang berceramah pada Minggu petang 13 September 2020.
Sebelum kembali ke Jakarta keesokan hari, Syekh Ali Jaber masih menyempatkan diri memenuhi undangan dari jamaahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Syekh mengungkapkan bahwa banyak berita miring yang menyebutkan bahwa pelaku penusukan merupakan orang yang mengalami gangguan jiwa.
Dengan tegas, Syekh Ali Jaber membantah dugaan tersebut.
"Saya tidak terima pelaku dianggap gila. Orangnya sangat berani dan terlatih," ungkap Syekh Ali Jaber dalam konferensi pers di Kafe Baba Rayan, Jalan Pangeran M Noer, Kelurahan Durian Payung, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Senin 14 September 2020.
Syekh Ali Jaber meyakini tindakan pelaku sudah teroganisasi.
Hal itu dirasakan Syekh Ali Jaber saat pelaku menghujamkan pisau ke arah dirinya.
"Kalau saya tidak bergerak, bisa saja pisau itu kena leher atau kepala saya," kata Syekh Ali Jaber.
Untuk itu, dia meminta aparat kepolisian bisa mengungkap kasus tersebut, termasuk kemungkinan sosok orang yang diduga berada di belakang pelaku.
"Mohon dihukum karena kita negara hukum. Jangan main hakim sendiri," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, pendakwah ternama Syekh Ali Jaber ditikam orang tidak dikenal (OTK) saat mengisi acara di Masjid Afaludin Tamin Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Minggu 14 September 2020.
Ia mengalami luka tusukan di bagian bahu kanan dan sempat dirawat di Puskesmas Gedong Air.
Kapolsek Tanjungkarang Barat AKP David Jeckson Sianipar membenarkan hal tersebut.
Ia mengatakan, pelaku penusukan sudah berhasil ditangkap.
Setelah kejadian, Syekh Ali Jaber menceritakan kronologi penusukan tersebut melalui channel YouTube-nya.
Ia diserang saat mengisi acara.
Ia mengaku bersyukur, Allah telah menyelamatkan dirinya dari pembunuhantersebut.
Saat diserang, Syekh Ali Jaber mengaku, langsung mengangkat tangan lantaran pelaku mencoba menyerang leher dan dada.
"Tusukannya cukup keras, cukup kuat. Sampai separuh pisau masuk ke dalam,"ujarnya dalam channel Youtube Syekh Ali Jaber.
"Pas isi acara, Allah SWT takdirkan ada orang datang dan Allah selamatkan dari pembunuhan," tambahnya.
Dalam video yang dibagikannya di YouTube, terlihat Syekh Ali Jaber sedang dirawat di salah satu fasilitas kesehatan di Bandar Lampung.
Ia duduk mengenakan kaus oblong warna putih dan masker warna hijau.
Kaus yang dikenakannya tampak kena noda darah.
Sementara luka tusuk di lengan kanannya diperban.
Syekh Ali Jaber juga menyebut pisau sampai patah di lengan kanan Syekh Ali Jaber.
"Saya sendiri yang mencabutnya," katanya.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad menjelaskan usai kejadian pihak kepolisian dan panita langsung memberikan upaya penyelamatan.
Syekh Ali Jaber disebut langsung dibawa ke rumah sakit.
"Tindakan pertama melakukan penyelamatan dulu terhadap Syekh. Dari pihak panitia atau kepolisian segera membawa korban ke rumah sakit," kata Pandra.
Dia mengatakan, saat ini pelaku telah berhasil diamankan.
Pihak kepolisian juga disebut tengah melakukan pemeriksaan saksi.
Berdasarkan video yang tersebar di layanan pesan instan WhatsApp, seorang pemuda tak dikenal mengenakan kaus biru berlari menghampiri Ali Jaber yang berada di atas panggung.
Tiba-tiba, pemuda tersebut langsung mengeluarkan senjata tajam mengarah ke perut Ali Jaber.
Pendakwah tersebut sempat menghindar dari serangan sehingga tidak mengenai perutnya.
Tapi senjata tajam si pelaku mengenai bahu kanan pendakwah ini.
"Iya benar. Tadi syekh masih mau mulai kajian di masjid, tahu-tahu ada laki-laki masuk dan langsung nusuk syekh. Setelah nusuk, jamaah langsung spontan ada yang mukul laki-laki itu," kata saksi yang enggan disebut namanya di lokasi kejadian.
Pelaku penusukan sempat diamuk massa sebelum diserahkan ke pihak kepolisan.
Berdasarkan video beredar di kalangan awak media, pelaku berinisial A tersebut mengenakan kaus biru dan celana panjang warna hitam.
Tangannya terikat tali dan beberapa warga sempat menanyakan motif pelaku melakukan penganiayaan terhadap Syekh Ali Jaber.
Pelaku tersebut tidak menjawab.
Wajah dan bibirnya terlihat mengalami luka karena sempat diamuk massa.
Syekh Ali Jaber diketahui lahir di Madinah pada 3 Shafar 1396 hijriah, bertepatan dengan 3 Februari 1976 masehi.
Ia menamatkan studi ibtidaiyah (sekolah dasar) pada 1989 kemudian melanjutkan studi Tsnawaiyah (tamat 1992) dan Aliyah (1995).
Semuanya ditamatkan di Madinah.
Dilansir dari artikel “Mengenal Syekh Ali Jaber Lebih Dekat” sebagaimana diunggah syekhalijaber.com, sejak usia 13 tahun dia sudah menjadi imam di sejumlah masjid Madinah.
Anak pertama dari 12 bersaudara itu telah menjadi penghafal Alquran sejak muda.
Ayahnya dikenal sangat keras dalam mendidik agama anak-anaknya.
Sejak pertama kedatangannya di Indonesia pada 2008, dakwahnya mendapat respons yang baik dari masyarakat.
Saking giatnya berdakwah dari kota hingga desa, pada 2011 dia akhirnya mendapat penghargaan kehormatan dengan menjadi warga negara Indonesia (WNI).
Beliau juga menikah dengan Umi Nadia, perempuan asli Lombok yang lama tinggal di Madinah.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad Joviter)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/breaking-news-gor-saburai-di-bandar-lampung-terbakar-diduga-karena-bakar-sampah.jpg)