Penusukan Syekh Ali Jaber di Lampung

Reaksi Menteri Agama Fachrul Razi mengenai Penusukan Syekh Ali Jaber di Bandar Lampung

Menanggapi kasus penyerangan Syekh Ali Jaber, Menag Fachrul Razi berharap tidak ada lagi serangan yang menimpa tokoh agama.

Editor: wakos reza gautama
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Menteri Agama, Fachrul Razi 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Menteri Agama Fachrul Razi bereaksi mengenai penyerangan Syekh Ali Jaber di Lampung.

Pihaknya mengecam aksi penyerangan terhadap ulama Syekh Ali Jaber yang terjadi di Lampung, pada Minggu (13/9/2020).

Fachrul Razi berharap tidak ada lagi serangan yang menimpa tokoh agama.

"Karenanya saya sangat mengecam kejadian penyerangan dan pembunuhan terhadap ulama ini. Semoga ini yang terakhir kalinya terjadi. Saya percaya penegak hukum bisa tuntas mengusut dan menindak pelakunya, sesuai ketentuan yang berlaku" kata Fachrul melalui keterangan tertulis, Selasa (15/9/2020).

Dalam beberapa hari terakhir, terjadi dua serangan terhadap tokoh agama.

Selain kejadian yang menimpa Syekh Ali Jaber, serangan lainnya juga dilakukan kepada seorang imam ketika shalat Subuh di sebuah masjid di Tanjung Rancing, Kayu Agung, Ogan Komering Hilir, Sumatera Selatan.

Pengakuan Syekh Ali Jaber Soal Penusukan yang Terorganisir hingga Pengalaman Terburuknya

Dana Bansos Subsidi Rehab Rumah Rp 15 Juta dari Pemerintah untuk Warga Siap Dicairkan

Fachrul mengutuk serangan-serangan yang dialamatkan kepada ulama ini.

"Dalam Islam, ulama adalah pewaris para nabi. Merekalah yang mendapat amanah menyampaikan pesan-pesan ilahi dan kemanusiaan di muka bumi, membunuhnya adalah sebuah kejahatan ganda," ucap Fachrul.

Syekh Ali Jaber setiba di Kafe Baba Rayan, Jl Pangeran M Noer, Kelurahan Durian Payung, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Senin (14/9/2020).
Syekh Ali Jaber setiba di Kafe Baba Rayan, Jl Pangeran M Noer, Kelurahan Durian Payung, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Senin (14/9/2020). (Tribunlampung.co.id/Deni Saputra)

Fachrul menyontohkan kisah Usamah bin Zaid, seorang penglima perang termuda yang pernah membunuh lawannya dalam sebuah perang.

Usai perang, Usamah bercerita kepada Rasulullah bahwa dalam perang ia berhadapan dengan seorang laki-laki bernama Mirdas bin Nahik.

Saat Usamah berhasil memojokkan dan hendak menghabisinya, Mirdas mengucapkan syahadat.

Tapi Usamah tetap saja menusuk dan membunuhnya.

Fachrul melanjutkan, mendengar cerita sahabatnya itu, Rasul menegur, "Bagaimana bisa engkau membunuh orang yang sudah mengucap kalimat syahadat?"

Rasul menegur Usamah yang tetap membunuh laki-laki itu, padahal dia telah mengucapkan syahadat, karena seorang Muslim sesungguhnya tidak berhak menilai isi hati dan kebenaran keislaman seseorang.

Menurut Fachrul kisah Usamah bin Zaid itu untuk mengingatkan bahwa agama tidak mengajarkan untuk menyakiti, apalagi membunuh sesama.

"Dalam pesan terakhirnya ketika haji wada’, Rasulullah tegas berpesan bahwa haram bagi setiap insan untuk menumpahkan darah saudaranya. Ini adalah pesan kemanusiaan tertinggi dalam Islam," pungkas Fachrul. (Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Menteri Agama: Jangan Terjadi Lagi, Insiden Penyerangan Terhadap Tokoh Agama"

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved