Program J3K GoJek Bantu Mitra Driver Tingkatkan Pemasukan hingga 50 Persen Lebih
Beberapa mitra GoJek yakni para driver ojek online, mengeluhkan pendapatan yang turun drastis setelah ada kasus positif Covid-19 di Lampung.
Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pandemi global Covid-19 berimbas ke berbagai sektor, tak terkecuali sektor transportasi.
Ojek daring atau online, termasuk menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi global Covid-19.
Di Lampung, khususnya Bandar Lampung, ojek online bahkan mengeluhkan pendapatan yang menurun drastis akibat pandemi Covid-19.
Salah satu ojek online yang ada di Bandar Lampung adalah GoJek.
Beberapa mitra GoJek yakni para driver ojek online, mengeluhkan pendapatan yang turun drastis setelah ada kasus positif Covid-19 di Lampung.
Seperti yang diungkapkan Armando (30), salah seorang mitra GoJek.

Driver ojek online yang berdomisili di Way Dadi, Bandar Lampung tersebut mengaku, sangat merasakan dampak dari pandemi Covid-19.
Sejak Maret 2020 hingga Juni 2020, pendapatan Armando menurun hingga 100 persen bahkan lebih.
Dalam sehari, Armando mengaku hanya mendapatkan pemasukan berkisar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu.
Itupun tidak bersih.
Armando masih harus mengeluarkan uang untuk biaya bahan bakar motornya.
"Bersih-bersihnya itu ya sekitar Rp 80 ribu," ungkap Armando saat diwawancarai Selasa (13/10/2020).
Padahal, kata Armando, sebelum pandemi, pemasukkannya bisa mencapai Rp 200 ribuan.
Tak hanya Armando, Dicky Darmawan (32), driver ojek online yang berdomisili di Way Kandis, Bandar Lampung, juga mengaku, mengalami penurunan pendapatan sejak pandemi Covid-19.
Dicky pun hanya bisa pasrah.
"Ya situasinya memang begini (pandemi Covid-19), jadi mau bagaimana lagi?" ucap Dicky.
Selama pandemi Covid-19, terutama sejak Maret 2020 hingga Juni 2020, pendapatan Dicky dari ojek online berada di angka Rp 100 ribu, dari yang sebelum pandemi berkisar Rp 120 ribu hingga Rp 150 ribu.
Penurunan pendapatan kedua driver ojek online tersebut tak terlepas dari 'ketakutan' masyarakat akan keamanan kesehatan, baik dari sisi keamanan kesehatan sang driver maupun barang yang dipesan.
Tak ingin para drivernya mengalami kesusahan, GoJek pun langsung merespon dengan meluncurkan program protokol J3K (Jaga Keamanan, Kesehatan dan Kebersihan).
Di tengah pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan berakhirnya, GoJek memperkuat keamanan dan kenyamanan pengguna secara menyeluruh dengan mengedepankan aspek Kesehatan dan Kebersihan.
Chief Information Security Officer (CISO) GoJek Group, George Do, dalam diskusi media virtual yang digelar beberapa waktu lalu, GoJek selalu berupaya memperkuat keamanan sistem.
“Kami terus memperkuat keamanan sistem dengan melakukan berbagai pembaharuan inovasi teknologi di bawah payung GoJek SHIELD sesuai inisiatif aman bersama GoJek," kata George Do dalam paparannya.
"Inovasi ini dilakukan secara menyeluruh di platform mitra driver dan mitra merchant."
"Agar GoJek dapat terus memberikan layanan yang terbaik, apalagi kini masyarakat semakin bergantung pada layanan digital untuk kebutuhan sehari-hari selama masa pandemi, keamanan jutaan mitra driver dan mitra merchant terus kami jaga," sambung George Do.
Driver dan Kosumen Terbantu
Dengan penerapan J3K tersebut, para driver dan konsumen pun merasakan nyaman meski pandemi Covid-19 masih terus berlangsung.
Armando mengungkapkan, penerapan J3K oleh GoJek, sangat membantunya meningkatkan pendapatan selama masa pandemi Covid-19.
"Alhamdulillah, meski belum kembali seperti sebelum pandemi, tapi paling tidak pemasukan sudah mulai meningkat," kata Armando.
Senada, Dicky juga merasakan hal yang sama.
Penerapan protokol J3K sangat membantunya dalam menerima orderan dari konsumen di masa pandemi Covid-19.
"Misalnya dapat orderan GoFood, konsumen jadi lebih aman, karena kami juga diminta untuk menerapkan J3K pas mengantarkan pesanan," ungkap Dicky.
"Sekarang, jadi terus bertambah orderan, ya meski belum serutin pas sebelum pandemi," imbuh Dicky.
Selain itu, kata Dicky, GoJek Lampung juga rutin melakukan pengecekan terhadap mitra driver seminggu sekali.
"Ada cek kesehatan, terus semprot disinfektan di kendaraan kami, jadi lebih aman saja sih dan kami juga jadi lebih tenang saat terima orderan," imbuh Dicky.
Penerapan J3K oleh GoJek juga turut dirasakan para konsumen.
Widiastuti (36), warga Bandar Lampung, merupakan salah seorang pengguna aplikasi GoJek.
Ibu 2 anak tersebut mengaku kerap menggunakan aplikasi GoJek untuk memesan makanan alias GoFood.
Ketika kasus Covid-19 masuk di Bandar Lampung, Widiastuti mengaku khawatir dalam memesan makanan melalui GoFood.
"Karena kita kan ngga tahu ya, bagaimana si driver pesan, terus antar ke kita. Bisa saja di perjalanan terpapar (virus), kan kita ngga tahu," ucap Widiastuti.
Namun, sejak penerapan J3K oleh GoJek, Widiastuti mengaku cukup nyaman melakukan order.
"Iya, beberapa bulan terakhir ini udah mulai coba order lagi. Ternyata driver GoJek-nya menerapkan protokol kesehatan juga," kata Widiastuti.
"Seperti pakai masker, terus kalau antar makanan gitu, drivernya pakai sarung tangan, sebelum dikasih ke konsumen, disemprot hand sanitizer di plastiknya, ya ngerasa nyaman saja," ucap Widiastuti.
Widiastuti pun berharap, ke depannya GoJek terus memerhatikan mitra driver agar tetap menjaga komitmennya dalam penerapan J3K.
Mengamankan Akun Mitra Driver
Tak hanya menerapkan J3K untuk kenyamanan mitra driver dan konsumen, GoJek juga menguatkan keamanannya untuk para mitra mendapatkan pemasukan.
Salah satunya adalah dengan menerapkan fitur verifikasi wajah.
Keamanan mitra ini menjadi poin penting bagi GoJek di tengah meningkatnya migrasi pelaku usaha dari offline ke online di masa pandemi Covid-19.
Dari hasil riset terbaru yang dilakukan GoJek kepada para mitra ekosistemnya, mayoritas mitra driver atau sekitar 92 persen, menyatakan, akun mereka lebih aman dengan penerapan fitur verifikasi wajah tersebut.
Kepercayaan terhadap keamanan platform juga ditunjukkan oleh mayoritas mitra merchant GoFood atau sekitar 93 persen, yang merasa aman dalam memanfaatkan GoBiz sebagai platform untuk berjualan dan pembayaran nontunai.
George Do menjelaskan, dengan platform yang semakin aman, mitra GoJek bisa lebih tenang dari sisi keamanan digital.
Sejumlah inovasi baru di sisi platform mitra driver, imbuh George, adalah dengan menambahkan verifikasi wajah mitra driver.
"Fitur tersebut berfungsi memastikan kesesuaian data dan informasi mengenai identitas mitra driver," jelas George Do.
Lapisan keamanan tambahan tersebut, kata George Do, bisa melindungi mitra driver dan merchant, dari berbagai upaya pengambilalihan akun secara ilegal oleh pihak tak bertanggung jawab.
Fitur verifikasi wajah wajib digunakan oleh mitra driver yang ingin masuk atau login ke aplikasi untuk menjalankan order.
Tak hanya itu, lanjut George Do, GoJek juga menguatkan kemanan akun mitra driver dengan melengkapi inovasi lainnya seperti penyamaran nomor telepon atau number masking, tombol darurat atau emergency button dan bagikan perjalanan atau share trip.
"Untuk platform GoBiz, yang digunakan mitra merchant, GoJek juga melengkapi dengan fitur verifikasi PIN, OTP (kode rahasia One Time Password), dan fitur ‘Kelola Pengguna GoBiz’ untuk melindungi data pribadi usaha mitra merchant," terang George Do.
Selain itu, calon mitra juga bisa menjadi mitra usaha GoJek dengan aman dan mudah tanpa perantara melalui inovasi terbaru yaitu Fitur Daftar Mandiri GoBiz.
"Calon mitra merchant bisa langsung registrasi, verifikasi dan aktivasi akunnya dalam satu genggaman," ucap George Do.
Lebih jauh lagi, kata George Do, GoJek meningkatkan kapabilitas sumber daya manusianya di bidang keamanan digital dengan menambah jajaran pemimpin senior dengan keahlian mendalam di bidang keamanan siber serta pengalaman global di industri teknologi.
(Tribunlampung.co.id/Noval Andriansyah)