Tribun Bandar Lampung

SMKN 1 Bandar Lampung Jadi Rujukan Kegiatan Pendampingan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu SMK COE

titik fokus kegiatan pendampingan atau workshop ini adalah bagaimana sekolah membangun kerjasama dengan dunia usaha.

Penulis: Muhammad Hardiansyah Kusuma | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Hardi
SMKN 1 Bandar Lampung Jadi Rujukan Kegiatan Pendampingan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu SMK COE 

Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Muhammad Hardiansyah Kusuma

TRIBUN LAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - SMK Negeri 1 Bandar Lampung ditunjuk menjadi sekolah rujukan dalam kegiatan pendampingan pembelajaran dan penjaminan mutu pada SMK COE (Center Of Excellence) Bidang Ekonomi Kreatif, sebagai penggerak pembangunan sumber daya manusia Indonesia Terampil, Cerdas, Kompeten, handal dan juga berkarakter.

Gilbert Harianja mewakili Kemendikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Bidang Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Bangunan dan Listrik mengatakan, titik fokus kegiatan pendampingan atau workshop ini adalah bagaimana sekolah membangun kerjasama dengan dunia usaha dalam rangka penyiapan tamatan SMK untuk siap masuk ke dunia kerja.

"Jadi kita akan mulai dengan penyesuaian kurikulumnya antara sekolah dengan dunia usaha industri, kemudian apa yang ada dalam kurikulum kita dan apa yang dibutuhkan mereka harus sinkron. Seandainya di kurikulum kita itu ada yang tidak cocok lagi dengan mereka maka kita boleh mengganti itu dengan apa yang dibutuhkan, " ujar Gilbert saat diwawancarai disela-sela kegiatan, Kamis (22/10/2020).

Kemudian lanjutnya di samping itu pihaknya juga mengatakan jika industri banyak terlibat dalam mempersiapkan para lulusan nantinya.

Termasuk adanya guru tamu, proses program praktik kerja lapangan siswa selama enam bulan di industri dan juga pihaknya ingin memanfaatkan industri juga untuk meningkatkan kompetensi guru di bidang profesionalnya.

Kemudian juga ingin menggali tentang budaya-budaya kerja yang ada di industri, sehingga di sekolah nantinya mempersiapkan budaya industri tersebut ke dalam berbagai bentuk kegiatan.

"Bisa dilakukan dalam pembelajarannya, mungkin di kegiatan ekstra kulikulernya mungkin juga di pengembangan budaya sekolah berkaitan dengan budaya yang industri."

"Karena soft skill menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk membentuk siswa kita sehingga tamatan kita ke depan kalau boleh Iduka itu tidak boleh lagi pelatihan calon tenaga kerja lagi, tamat udah bisa berkompeten dan berbudaya kerja industri sehingga industri tinggal pakai saja tamatan kita," terangnya.

Kemudian lanjutnya ke depan mengharapkan industri yang menjadi mitra dapat merekrut tamatan SMK menjadi pekerjanya.

Dan juga jika diperbolehkan nantinya, karena industri mempunyai jejaring perusahaan-perusahaan lainnya.

"Kalau industri sudah percaya dengan tamatan kita harapan kita kan mereka juga kalau misalnya industri lain membutuhkan tenaga kerja Animasi ini ada SMKN 1 Bandar Lampung anak-anaknya ulet, tangguh, siap kerja, kompetensinya bagus, budaya kerjanya sudah kita bina anda tinggal rekrut seperti itu,"

"Dari industri itu juga kita harapkan anak yang sudah PKL diberikan sertifikat sebagai pengakuan kompetensi itu harapan kita ini menjadi sekolah ke unggulan dan menjadi rujukan sekolah lain bagaimana menghasilkan tamatan yang sesuai dengan kebutuhan industri, ini akan menjadi percontohan bagi sekolah lain," kata Gilbert.

Tentu hal ini dimulai dengan bagaimana cara melaksanakan pembelajarannya, bagaimana melaksanakannya, dan bagaimana juga mengevaluasinya.

"Jadi mulai dari hulu sampai ke hilir industri terlibat dalam pencetakan tenaga kerja ini," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved