BPS Memotret Perekonomian Lampung, 83 Persen Perusahaan Alami Penurunan Pendapatan
Seperti apa BPS memotret kondisi ekonomi Lampung dan seperti apa dampak Covid bagi perekonomian Lampung? Berikut petikan wawancara ekskusif Tribun.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
Sementara yang terganggu pandemi adalah justru perdagangan dalam negeri seperti perdagangan antar wilayah, dimana ketika pandemi terganggu karena mungkin ada yang lockdown atau PSBB.
Terungkap pula pada September Lampung mengalami deflasi 0,22 persen akibat penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari Agustus 105,55 menjadi 105,32 pada September. Apa makna terjadinya deflasi ini?
Ketika deflasi itu berarti bicara mengenai penurunan harga secara terus-menerus.
Terkait dengan pandemi ini ketika mengalami deflasi, berarti kondisi barang berlimpah sementara yang membeli kurang.
Kurangnya bisa karena kemampuan daya beli masyarakat rendah atau masyarakat menahan diri untuk membeli dan prepare untuk menyimpan uang.
Lampung sudah mengalami deflasi sebanyak empat kali sepanjang 2020, yakni Maret, April, Mei, dan September sendiri. Bagaimana ini bisa terjadi?
Mengenai deflasi yang terjadi sebanyak empat kali sepanjang 2020 itu karena ketika di awal pandemi terjadi shock therapy di masyarakat yang mungkin takut untuk ke pasar sementara barang tersedia banyak.
Belum faktor lainnya. Sehingga deflasi Lampung sampai 4 kali dibandingkan nasional yang hanya 3 kali.
Ini menunjukkan deflasi Lampung di 2020 lebih banyak dibandingkan di 2019 lalu.
Secara rutin BPS Lampung biasanya merilis kondisi Lampung pada awal bulan.
Seperti apa bocorannya untuk awal November ini?
Kita sedang melakukan pengolahan data, kita potret. BPS tidak pernah melakukan angka estimasi.
Tetapi gambaran secara umum seperti yang kita rasakan memang lebih baik untuk saat ini.
Tempat hiburan, bioskop sudah mulai bergeliat, masyarakat ke pasar juga sudah mulai normal.
Tapi apakah memang sudah normal? Belum, seperti hotel kalaupun ada peningkatan hunian namun belum setinggi biasanya. (Tribunlampung.co.id/sulis setia markhamah)