Tribun Bandar Lampung

Faktor Ekonomi Dominan Jadi Pemicu Tindak Kekerasan Terhadap Anak di Bandar Lampung

Ia merinci 14 kasus tersebut terjadi pada bulan Februari 3 kasus, Maret 1 kasus, Juli 2 kasus, September 5 kasus dan Oktober 2 kasus dan November 1 ka

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Romi Rinando
net
Ilustrasi :Faktor Ekonomi Dominan Jadi Pemicu Tindak Kekerasan Terhadap Anak di Bandar Lampung 

Laporan Reporter Tribunlampung.co.id V Soma Ferrer

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bandar Lampung mencatat selama Januari-Oktober 2020 ada 14 kasus kekeraaan terhadap anak di Kota Bandar Lampung.

Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Petlindungan Anak Bandar Lampung Sri Asiyah kekerasan terhadap anak di Kota Tapis Berseri secara jumlah bisa melebihi dari jumlah yang dicatat oleh dinas

Pasalnya masih ada kasus kekerasan anak yang tidak tercatat dan dilaporkan.  

"Karena terdapat kekerasan anak yang kondisinya masih tidak terekspos dan beberapa kasus juga langsung dirujuk ke jalur hukum," jelasnya.

Ia merinci 14 kasus tersebut terjadi pada bulan Februari 3 kasus, Maret 1 kasus, Juli 2 kasus, September 5 kasus dan Oktober 2 kasus dan November 1 kasus

Sedangkan dari jumlah kasus tersebut 6 masih dalam proses pihak berwajib, 3 kasus pelakunya ditahan 3, 1 kasus berakhir damai, sisanya dialihkan ke P2TP2A Provinsi.

ilustrasi kekerasan terhadap perempuan
ilustrasi kekerasan terhadap perempuan 

Baca juga: Diduga Terlibat Kekerasan dalam Aksi Omnibus Law, Sejumlah Polisi di Lampung Diperiksa Propam

Baca juga: Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan di Lampung Tahun 2019-2020 Capai 237 Kasus

 

Dijelaskan dari sekian kasus yang ada hampir secara keseluruhan didorong oleh faktor ekonomi.

"Justru dilakukan oleh orang-orang terdekat," ucapnya.

Kepala Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak DPPPA Bandar Lampung, Ruth Dora Nababan menambahkan, dengan jumlah kasus tersebut, disimpulkan terdapat kenaikan kasus kekerasan anak antara tahun ini dan tahun lalu.

"Tahun 2019 terdapat 14 kasus, yang mana itu terhitung sejak Januari hingga Desember," kata dia.

"Bukan faktor utama memang, tapi memang ada sedikit kaitannya antara kekerasan anak dengan masa pandemi covid-19 yang mana mengharuskan aktivitas dilakukan dari rumah," terang dia.

(Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved