Penangkapan Terduga Teroris di Lampung
7 Fakta Penangkapan 4 Terduga Teroris di Lampung, Aktif Ibadah hingga Peran dalam Jaringan
Warga Lampung, terutama di 3 daerah, dikejutkan dengan penangkapan terduga teroris oleh tim Densus 88 Mabes Polri, Sabtu (7/11/2020).
Laporan Reporter Tribunlampung.co.id Hanif Mustafa-R Didik Budiawan C
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Warga Lampung, terutama di 3 daerah, dikejutkan dengan penangkapan terduga teroris oleh tim Densus 88 Mabes Polri, Sabtu (7/11/2020).
Bahkan, pergerakan tim Densus 88 Mabes Polri tidak diketahui warga sekitar, tempat mereka melakukan penggerebekan dan penangkapan terduga teroris.
Tiga daerah yang didatangi tim Densus 88 Mabes Polri, secara bersamaan, yakni Bandar Lampung, Metro dan Pringsewu.
Dari tiga daerah tersebut, tim Densus 88 Mabes Polri menangkap 4 orang terduga teroris.
Baca juga: Densus 88 Antiteror Tangkap 72 Terduga Teroris di 8 Provinsi, 15 Orang Latihan Semi Militer di Bogor
Baca juga: Barista Diserang Puluhan Orang di Jalan Antasari Bandar Lampung: Saya Dibacokin Ramai-ramai
Berikut, fakta-fakta yang terjadi dalam penangkapan terduga teroris di Lampung.
1. Diduga Rencanakan Aksi Terorisme di Jawa
Tim Densus 88 Mabes Polri mengamankan empat terduga teroris di Lampung.
Dari informasi yang dihimpun Tribunlampung.co.id, keempatnya diamankan di tempat berbeda, Sabtu (7/11/2020).
Keempatnya diamankan lantaran diduga merencanakan kegiatan terorisme di beberapa kota di Jawa.
Menurut salah seorang sumber yang tak mau disebutkan namanya, keempat orang tersebut diamankan di tiga tempat.
"Satu orang di Metro, satu orang di Panjang (Bandar Lampung), dan dua orang di Pringsewu," ungkap pria yang juga ikut dalam pengamanan, Sabtu.
Kata dia, keempat orang ini berinisial SA, S, I dan RK.
SA merupakan warga Metro, S warga Bandar Lampung, I dan RK merupakan warga Pringsewu.
"Masih anggota jaringan radikal dari kelompok Jamaah Islamiyah," imbuh ketua tim operasi pengamanan di Lampung ini.
2. Penangkapan Pukul 15.00 WIB
Salah seorang terduga teroris inisial S, merupakan warga Panjang, Bandar Lampung.
Pantauan Tribunlampung.co.id, Minggu (8/11/2020), pascapengamanan S tersebut, kediamannya nampak sepi.
Rumah berwarna hijau itu terlihat tertutup dan tidak ada garis polisi.
Warga sekitar kediaman S, bernama Sutami, membenarkan peristiwa penangkapan S, pada Sabtu (7/11/2020).
Sutami menyebutkan, pengamanan terduga teroris tersebut terjadi sekira pukul 15.00 WIB.
"Ya habis Ashar itu (penangkapan S). Tapi saya tidak melihat secara langsung," ungkap Sutami, Minggu.
Sutami mengatakan, S merupakan warga Panjang, Bandar Lampung.
S sudah lama tinggal di rumah tersebut.
"Aslinya dari Jawa, tapi saya kurang paham, karena gak pernah ngobrol-ngobrol," ucap Sutami.
Wanita ini menuturkan, istri S tak pernah mengikuti kegiatan pengajian di lingkungan sekitar.
"Mungkin ada kegiatan sendiri. Saya gak paham juga. Jarang keluar," tandas Sutami.
3. Amankan Sejumlah Barang
Tim Densus 88 Mabes Polri mengamankan sejumlah dokumen dan senjata tajam dari kediaman S.
Ketua RT setempat Antoni mengatakan, awalnya ia mengaku tak mengetahui jika yang mendatangi rumah S adalah tim Densus 88 Mabes Polri.
"Densus 88 saya gak tahu datangnya. Saya pas nonton televisi. Terus saya dijemput babinsa dan ditemui sama pihak kepolisian dari Mabes (Polri)," ujar Antoni, Minggu (8/11/2020).
Kata Antoni, pihak kepolisian dari Mabes Polri meminta izin untuk penggeledahan di rumah S.
"Ya, saya hanya menjadi saksi dan mendampingi warga saya, khususnya istrinya," sebut Antoni.
Antoni menuturkan, S tinggal di rumah tersebut bersama anak dan istrinya.
"Sudah lama tinggal di rumah tersebut. Waktu penggeledahan hanya ada istrinya. Anaknya sekolah," terang Antoni.
Antoni menambahkan, dalam penggeledahan tersebut diamankan berupa dokumen milik S.
"Setahu saya cuma dokumen penting yang dibawa. Sajam ada berupa golok," kata Antoni.
Antoni menambahkan, golok tersebut sering digunakan S untuk menyembelih hewan kurban.
"Beliau aktif di lingkungan dan kalau lebaran haji ikut nyembelih kurban," tutup Antoni.
4. Aktif Bermasyarakat
Warga di sekitar kediaman cukup terkejut dengan penangkapan S oleh tim Densus 88 Mabes Polri.
Ketua RT setempat Antoni mengatakan, keseharian S berdagang roti.
"Sales roti ngampas kirim ke pasar, sudah lama sekitar dua tahun, dulu jual bakso mie ayam, terus pindah ke roti," kata Antoni, Minggu (8/11/2020).
Kata Antoni, S sendiri ramah dan sering aktif di lingkungan.
"Sering kumpul orangnya ramah berbaur, aktif juga di masjid, dia sudah 17 tahun di sini (Panjang)," terang Antoni.
"Makanya kami kaget, karena gak nyangka (diduga terlibat jaringan teroris)," imbuh Antoni.
Antoni menambahkan, saat penggeladahan tidak ada mobil Baracuda layaknya Densus 88.
"(Tim Densus 88) datang biasa saja, kayak Intel," tandas Antoni.
4. Kejutkan Warga Pringsewu
Di sisi lain, tim Densus 88 Mabes Polri juga menangkap 2 orang warga Pringsewu, terduga teroris.
Penangkapan dua terduga teroris di Kabupaten Pringsewu tersebut, sempat mengejutkan masyarakat sekitar.
Pasalnya, kedua orang tersebut terkenal cukup baik dan bermasyarakat, selayaknya warga umumnya.
Keduanya yaitu RK, usia kisaran 30-40 tahun.
RK merupakan warga Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu.
RK pernah bekerja di satu rumah sakit swasta di Pringsewu.
Satu lagi, I, kisaran usia 30-40 tahun.
I juga merupakan warga Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu.
I merupakan seorang pengusaha konveksi yang cukup terkenal di wilayah tempat tinggalnya.
5. Taat Ibadah dan Bergaul
Kepala Pekon Wonodadi Joko Mianto (49) menceritakan, RK merupakan orang yang sopan dan taat beribadah, juga baik dan ramah.
"Selama ini (RK) bergaul dengan masyarakat, seperti masyarakat biasa," tukas Joko Mianto yang ditemui di kediamannya, Minggu, 8 November 2020.
Menurutnya, pada saat itu, Sabtu, 7 November 2020, sekira pukul 15.30 WIB, Joko yang datang ke kediaman RK sempat heran karena banyak aparat di lokasi itu.
Joko mengaku tidak mengetahui persoalan apa yang telah dialami warganya tersebut.
Terpisah, Kepala Pekon Gadingrejo Induk, Tugisar (43) mengaku tidak mengetahui sama sekali penggeledahan rumah warganya, yaitu kediaman IHY.
Kediaman Tugisar termasuk jauh dari kediaman I.
Selain itu, tidak ada pemberitahuan atas penggerebekan pengusaha konveksi tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tugisar, petugas menggerebek kediaman I, Sabtu, 7 November 2020 sore.
Sementara itu, Tugisar memperoleh informasi penangkapan tersebut setelah Maghrib dari warga yang berbincang-bincang di lokasi gotong royong hajatan masyarakat setempat.
"Sepengetahuan saya, dia buka konveksi, mempekerjakan karyawan dan menyiapkan bahannya. Seragam sekolah," tukas Tugisar.
Menurut Tugisar, dalam keseharian IHY, kehidupan sosialnya, di tengah masyarakat biasa, seperti warga lain pada umumnya.
Bahkan aktif beragama.
Oleh karena itu, lanjut Tugisar, lingkungan terkejut dengan kejadian penangkapan tersebut.
Sebab, I terkenal sebagai orang baik di lingkungan masyarakat setempat.
"Rajin beribadah, bahkan sering mengadakan pengajian," tandas Tugisar.
6. Amankan Buku Rekening
Joko Mianto menambahkan, dari penangkapan RK, sejumlah barang ikut diamankan tim Densus 88 Mabes Polri.
Ditambahkan Joko, dirinya sebagai aparat desa setempat diminta untuk menyaksikan penggeledahan rumah dan penyitaan barang-barang yang ada di kediaman RK.
"Di situ (rumah RK) sudah ramai polisi, saya hanya melihat saja yang digeledah, yang diambil apa saja ditumpuk di meja," jelas Joko Mianto.
Sepengetahuan Joko, barang-barang tersebut berupa laptop, lima ponsel berbagai merek, buku rekening dan buku-buku, serta tas kecil.
7. Peran 4 Terduga Teroris
Keempat terduga teroris yang diamankan di Lampung terlibat dalam pembiayaan jaringan kelompok Imarudin.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono membenarkan adanya penindakan dari tim Densus 88 Mabes Polri di Lampung.
"Benar ada empat sebagai upaya preventif," ungkap Awi Setiyono, Minggu (8/11/2020).
Kata Awi, keempatnya diamankan di beberapa lokasi di Lampung.
Adapun yang ditangkap dahulu, kata Awi, S (45) di Panjang Bandar Lampung, sekira pukul 12.10 WIB.
"Merupakan bendahara struktur Lampung, dengan barang bukti sebanyak 25," terang Awi Setiyono.
Lanjut Awi, kemudian penangkapan dilakukan terhadap I (44) di Pringsewu sekira pukul 12.15 WIB.
"Terlibat sebagai pemberi dana kepada Imarudin dengan barang bukti sebanyak 10," terang Awi Setiyono.
Penangkapan ketiga, kata Awi, RK (34) di Pringsewu sekira pukul 15.22 WIB.
"Keterlibatan sebagai sekretaris struktur Lampung dengan barang bukti sebanyak 31," beber Awi Setiyono.
Masih kata Awi, penangkapan keempat terhadap SA (36) di Metro Utara, Kota Metro, sekira pukul 16.43 WIB.
"Merupakan anggota kelompok Jamaah Islamiah dari di bidang Kosin, yang tergabung dalam kelompok IM Banten di bawah kepemimpinan PW yang di duga sebagai Kosin Wilayah Lampung, ada 11 barang bukti yang diamankan," jelas Awi Setiyono.
Awi menambahkan, keempatnya diamankan Sabtu, 7 November 2020.
"Sampai sekarang masih pendalaman," tandas Awi Setiyono.
Adapun barang bukti yang diamankan tersebut di antaranya ponsel, laptop, senapan angin, ketapel dan beberapa buku-buku Jihad.
(Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa/R Didik Budiawan C)