Tribun Bandar Lampung
Suka Duka ODHA Lampung Melewati Pandemi Covid, Susah Konsultasi Dokter, Obat Dikirim via Ekspedisi
Bagaimana ODHA menjalani hari-harinya di tengah pandemi ini? Berikut kisahnya.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
Saat itu, Fe langsung berobat.
Namun setelah berobat kemana-mana ia tak kunjung sembuh.
"Terakhir cek ke dokter spesialis kulit, dokter itu langsung suruh cek darah. Dari cek darah itulah diketahui kalau aku terkena HIV," tuturnya.
Meski begitu, Fe memang sudah feeling terkena penyakit itu.
Ia mengaku dulunya suka bandel.
Setelah mengetahui sakitnya, ia berusaha bangkit dan berusaha sembuh.
Ia mendapat pendampingan dari Jaringan ODHA Berdaya (JOB) Lampung sekitar 3 bulan.
"Kurang lebih 3 bulan mendapatkan pendampingan dan pengobatan merasa tubuh sudah mulai pulih. Terus punya keinginan jadi pendamping juga karena melihat teman-teman pendamping di rumah sakit yang membantu sesama. Aku merasa hidup kami nggak lama jadi setidaknya di sisa hidup digunakan untuk hal baik membantu sesama," imbuhnya.
Saat pandemi Corona, ia mengaku hal yang sulit dilakukan adalah konsultasi dengan dokter.
Sebab, ada kekhawatiran tertular Covid.
Untungnya ada pendamping sebaya.
Sehingga keluhan-keluhan bisa disampaikan ke pendamping ini.
Nantinya sang pendamping yang menanyakan ke dokter.
Namun bukan itu saja pengalaman yang dialami ODHA, beberapa rekannya ada yang kesulitan untuk membeli obat.
Bukan karena ketersediaan obat yang terbatas, melainkan karena mereka diberhentikan kerja.