Tribun Bandar Lampung
Suka Duka ODHA Lampung Melewati Pandemi Covid, Susah Konsultasi Dokter, Obat Dikirim via Ekspedisi
Bagaimana ODHA menjalani hari-harinya di tengah pandemi ini? Berikut kisahnya.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
Sehingga tidak memiliki penghasilan untuk beli obat.
"Kita kan harus minum obat seumur hidup, obat ARV (antiretroviral). Obat ini untuk menekan perkembangan virus di dalam tubuh. Ketika seseorang berhenti mengonsumsi obat tersebut virus di dalam tubuh akan berkembang kembali dan menyebabkan virus lebih kebal terhadap obat tersebut. Saat ini beberapa pasien yang berpikir untuk berhenti minum obat karena gak sanggup beli," kata Fe.
Vi, ODHA lainnya punya cerita berbeda.
Ia mengaku, untuk mengakses obat antiretroviral harus melalui pendamping.
"Dari pengobatan, pengambilan obat di pandemi ini kalau biasanya bisa diakses sendiri, kini semenjak Covid untuk mengurangi resiko orang datang ke rumah sakit, jadi diambil oleh pendamping," ceritanya.
Untuk pengambilan obat di RSUDAM, ODHA mengaksesnya melalui JOB Lampung.
Ada ratusan ODHA dari kabupaten/kota di Lampung yang didampingi untuk dibantu proses pengambilan obatnya melalui JOB.
"Untuk sampai ke ODHA biasanya dikirim melalui jasa ekspedisi. Dari sisi biaya karna cuman ngambil obat nggak ketemu dokter emang jadi lebih murah," kata Vi.
Kekhawatiran yang timbul menurutnya adalah ketika obatnya sampai terputus atau di RSUAM sempat kosong.
Namun dia bersyukur itu tidak terjadi. Hanya saja proses pengambilan obat menjadi lebih cepat dimana tadinya 1 bulan sekali kini tiap dua minggu sekali harus mengambil obat. (Tribunlampung.co.id/sulis setia markhamah)