Tribun Bandar Lampung

Mabes Polri Sebut 4.000 Kotak Amal di Lampung untuk Danai Teroris, Pengurus ABA Buka Suara

Mabes Polri menyebut ada sekitar 4.000 kotak amal di Lampung yang diduga untuk mendanai kegiatan teroris merupakan milik Yayasan Baitul Maal Abdurrahm

Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Hanif
Humas Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf (ABA) cabang Lampung Hamdan Fauzi (kanan) bersama Ariyanto menunjukkan sertifikat wajar tanpa pengecualian (WTP), Jumat (11/12/2020). Mabes Polri menyebut ada sekitar 4.000 kotak amal di Lampung yang diduga untuk mendanai kegiatan teroris merupakan milik Yayasan Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf (ABA). 

Menurut dia, tidak ada satu pun anggotanya yang diamankan oleh pihak kepolisian.

"Anggota gak ada yang ditangkap karena kami tidak membiayai itu. Kalau kotak amal gak sampai 4.000. Katakanlah 3.000, beberapa persen gak aktif, dan dari kotak kotak itu memang untuk pendanaan sosial," ujarnya.

"Misalnya ada tudingan ngaku-ngaku, kami gak tahu. Bisa jadi oknum. Tapi yang jelas kami murni untuk sosial, dari bencana dan juga anak gak mampu," tuturnya.

Hamdan mengatakan, ABA merupakan baitul maal resmi dan mendapat predikat wajar tanpa pengecualian (WTP).

Hamdan menambahkan, hingga saat ini belum ada pihak mana pun, termasuk polisi, mendatangi ABA.

"Belum ada sama sekali ke sini. Maka harapannya, kalau ada yang mendengar hal miring ini, mari ke sini, saya jelaskan bahwa tudingan itu gak benar. Kami murni kegiatan sosial," tandasnya.

Terpisah, Dirintelkam Polda Lampung Kombespol Amran Ampulembang mengatakan, pihaknya masih mengecek laporan tersebut.

"Masih pulbaket di mana saja tempatnya," katanya.

Disinggung upaya penarikan kotak amal ini, Amran belum berkomentar banyak.

"Itu penindakan lain lagi. Kami hanya membantu mengumpulkan keterangan dulu," tandasnya. (Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved