Sriwijaya Air SJ182 Hilang Kontak

Sempat Gagal Terbang, 3 Warga Lampung Ubah Jadwal hingga Jadi Korban Kecelakaan Sriwijaya Air

Warga Lampung yang jadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air awalnya akan terbang ke Pontianak pada Rabu 5 Januari 2021.

Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Heribertus Sulis
TRIBUNPONTIANAK/FERRYANTO
Yaman Zai, satu di antara keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air Jakarta Pontianak jatuh, menangis di bandara, Sabtu, 9 Januari 2021. Istri dan ketiga anak Yaman Zai menjadi penumpang dalam pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tiga warga Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) Lampung yang menjadi penumpang korban pesawat Sriwijaya Air Sj182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, rupanya sempat mengubah jadwal penerbangan.

Warga Lampung yang jadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air awalnya akan terbang ke Pontianak pada Rabu 5 Januari 2021.

Ketiga korban pesawat Sriwijaya Air yang kecelakaan di Kepulauan Seribu diketahui merupakan warga kampung Toto Makmur Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba).

Tiga korban Pesawat Sriwijaya Air asal Tubaba Lampung adalah Sugiono Efendi, asal RT 05 RW 02, Yohanes RT 04 RW 02, dan 
Pipit Piyono RT 04 RW 02.

Carik atau juru bicara Tiyuh Toto Makmur, Eko Febrianto, mengatakan, pada Rabu lalu ketiganya sudah sampai di Bandara Radin Intan II.

Baca juga: Postingan Sedih Pramugari, Chat Tak Dibalas Suami yang Bertugas di Pesawat Sriwijaya Air SJ182

Baca juga: Penjelasan KNKT Soal Mesin dan Usia Pesawat Siriwijaya Air yang Sudah 25 Tahun Lebih

Namun karena ketiganya tidak membawa hasil rapid tes, oleh petugas Bandara mereka tidak diperbolehkan terbang.

"Sebenernya dia kan udah mau berangkat hari Rabu, tapi karena pakai rapid gak diperbolehkan terbang. Akhirnya cancel penerbangan dan pulang," terang Eko, Minggu (10/01) pagi.

Setelahnya, pada Jumat (08/01) pagi mereka bertiga kembali berangkat dari kampungnya menuju salah satu rumah sakit di Bandar Lampung untuk rapid test.

Dan keesokannya, setelah rapid test mereka berangkat menuju Bandara Radin Inten II untuk terbang ke Pontianak melalui Jakarta.

"Mereka nyoba lagi hari Jumat, sukses untuk prosedur penerbangan," papar Eko.

Menurut Eko, tidak ada firasat apapun yang dirasakan tetangga atau keluarga ketiganya, sebelum peristiwa jatuhnya pesawat yang mereka tumpangi.

Hanya saja, pada malam sebelum keberangkatan, Yohanes salah satu dari ketiganya, menunjukkan sikap tak lain saat bercengkerama dengan tetangga.

"Biasanya dia gak pinter cerita, tapi malam itu ceritanya gak berhenti-berhenti. Cerita lainnya sih, bersenda gurau bersama aja," ungkapnya.

Di Tiyuh Toto Makmur, rumah Eko dan Yohanes hanya berjarak sekitar 25 meter.

Eko menuturkan, usai kejadian pesawat jatuh, pihak keluarga masih syok.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved