Sriwijaya Air SJ182 Hilang Kontak
Kado Rindu dari Arneta dan Anaknya yang Tak Pernah Sampai pada Suami di Pontianak
Arneta dan ketiga anaknya terbang menggunakan Sriwijaya Air dari Serang ke Pontianak untuk melepas rindu dengan Yaman Zai, suaminya.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kado jam tangan dan sepatu hadiah dari Arneta tidak pernah sampai ke tangan suami yang dicintainya di Pontianak.
Arneta dan ketiga anaknya yang membawa kado istimewa untuk Yaman Zai suaminya menjadi korban pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Kepulauan Seribu.
Arneta dan ketiga anaknya terbang dari Serang, Banten ke Pontianak untuk melepas rindu dengan Yaman Zai, suaminya.
Belum terbayar kerinduan Arneta dan tiga anaknya pada sang suami, musibah terjadi di pesawat Sriwijaya Air yang membawa mereka menuju Pontianak.
Baca juga: Curhat Pilu Ibunda Grislend Pramugari Sriwijaya Air: Aku Tahu Kamu Kuat Nak, Berenang Boru
Baca juga: Postingan Sedih Pramugari, Chat Tak Dibalas Suami yang Bertugas di Pesawat Sriwijaya Air SJ182
Selain mengajak tiga buah hati, Zurisya Zuar Zai (8), Umbu Kristin Zai (2) dan Faou Nontius Zai (6 bulan), Arneta juga telah membawa sebuah jam tangan dan sepasang sepatu.
Sedianya, benda-benda itu akan ia hadiahkan untuk suaminya, Yaman Zai.
Namun, jam tangan dan sepatu kado dari Arneta tidak pernah sampai ke tangan suami yang dicintainya.
Pesawat yang ditumpangi Arneta beserta ketiga anaknya, jatuh beberapa menit usai lepas landas, Sabtu (9/1/2021).
Rindu itu belum terpenuhi

Sosok yang membersamai Arneta dan tiga anaknya hingga ke pintu Bandara Soekarno Hatta adalah Yayu.
Baca juga: Bukan Meledak di Udara, Sriwijaya Air SJ 182 Diduga Hancur karena Benturan di Air
Baca juga: Viral Isi Surat Terakhir Diduga Milik Pilot Sriwijaya Air Kapten Afwan: Jangan Lupa Salat Subuh
Yayu bekerja sebagai asisten rumah tangga di tempat tinggal Arneta, Perumahan Taman Lopang Indah, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Banten.
Menurut Yayu, keluarga itu pergi ke Pontianak untuk berjumpa dengan sang suami sekaligus ayah anak-anak Arneta, Yaman Zai.
Yaman selama ini bekerja di bidang pelayaran di Kalimantan.
Arneta dan anak-anaknya merasa rindu lantaran telah lama tak bertemu.
"Ke sana karena kangen, sudah lama enggak ketemu suami," tutur Yayi.