Berita Nasional
Gara-gara Unggah Jalan Rusak di Facebook, Guru SMP Dimaki-maki Perangkat Desa
Gegara unggahan jalan rusak ke Facebook, guru SMP di Sukabumi dimarahi perangkat desa setempat.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Gegara unggahan jalan rusak ke Facebook, guru SMP di Sukabumi dimarahi perangkat desa setempat.
Hal tersebut terungkap dalam sebuah video viral di media sosial.
Dalam video tersebut, menunjukkan sejumlah orang yang diketahui sebagai aparat perangkat desa tengah memarahi guru di Kabupaten Sukabumi.
Kejadian itu bermula ketika guru SMP itu mengunggah jalan rusak di Desa Cijalingan, Kecamatan Cicantayan ke Facebook.
Baca juga: Viral Video Kamar Indekos Dipenuhi Tumpukan Sampah
Baca juga: Viral Video Pria Bakar Rumah Mantan Pacar Gegara Sakit Hati
Dalam sebuah video yang beredar di grup-grup WhatsApp memperlihatkan sejumlah orang di sebuah ruangan penuh piala dalam etalase sedang berdebat bersama beberapa orang guru.
Mengutip Instagram @tante_rempong_, video tersebut diambil di satu ruangan SMPN 1 Cijalingan, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Saksikan video unggahan jalan rusak ke Facebook, guru SMP di Sukabumi dimarahi perangkat desa selengkapnya di sini:
Usut punya usut pria yang dimarahi adalah pak Guru bernama Eko Purtjahjanto.
Datangnya perangkat desa itu karena tak terima atas Posting jalan rusak itu.
Dalam video tersebut beberapa orang berkemeja putih dan celana bahan dengan nada tinggi mempertanyakan unggahan seorang Guru SMPN 1 Cijalingan bernama Eko di Facebook.
Baca juga: Viral Video Guru SMP Dimarah Perangkat Desa Gegara Unggah Jalan Rusak
Baca juga: Viral Sosok Firaun Dihidupkan dengan Aplikasi MyHeritage
Unggahan itu soal jalan rusak mirip sungai yang sudah kering.
"Apa maksudnya? Tujuannya apa? Kenapa Posting di Facebook? Baca lagi! Ada Desa Cijalingan itu."
"Jangan nantang kamu, hah!" kata salah seorang pria dengan kacamata dicantol di kepala.
"Apa maksudnya? Mau nantang pemerintahan? Instansi? Silakan saya siap," lanjutnya.
Sontak banyak netizen yang curiga sang aparat perangkat desa ngamuk lantaran takut ketahuian korupsi.