Tegal Mas Lampung

Hiu Paus Kembali Muncul di Tegal Mas, Nelayan Teluk Lampung Menyapa 'Halo Sayang'

Hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus) kembali terlihat di permukaan perairan sekitar Pulau Tegal Mas.

Penulis: Wahyu Iskandar | Editor: Heribertus Sulis
Dokumentasi Warga
Hiu Paus Kembali Muncul di Tegal Mas, Nelayan Anggap sebagai Berkah 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PESAWARAN – Hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus) kembali terlihat di permukaan perairan sekitar Pulau Tegal Mas, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Selasa (16/3/2021).

Kemunculan hiu paus hingga ke permukaan laut di kawasan sekitar Pulau Tegal Mas hingga Pulau Tangkil juga pernah terjadi akhir 2019. Malah, pada April 2018, hiu paus terdampar di perairan Sukaraja.

Hiu Paus merupakan jenis ikan, bukan mamalia, karena bernapas dengan insang. Meski bernama nama “hiu”, ikan yang merupakan spesies terbesar ini tergolong jinak.

Ikan ini menyandang nama paus karena tubuhnya yang besar menyerupai paus (mamalia). Makanannya adalah plankton yang disaring dari air laut.

Baca juga: Hiu Paus Kembali Muncul di Tegal Mas, Nelayan Teluk Lampung Anggap sebagai Berkah

Baca juga: Anggota DPR RI Alimin Abdullah Sebut Tegal Mas Dulu Pulau Sampah Sekarang Pulau Berkah

Informasi yang diperoleh Tribun, Selasa, setidaknya terlihat dua ekor hiu paus yang terus berenang berkeliling di permukaan laut di sekitar Pulau Tegal Mas.

Saksikan video hiu paus kembali muncul di Tegal Mas selengkapnya di bawah ini

Pengunjung pulau yang naik perahu dari dermaga di Mutun, dalam perjalanannya sempat melihat hiu paus ini di permukaan laut.

Mereka membuat video dua hiu paus yang berenang di permukaan. Ada nelayan yang malah menyapa dengan panggilan, "Halo, sayang."

Owner Pulau Tegal Mas, Thomas Azis Riska, yang dihubungi Tribun terkait kemunculan hiu paus tersebut, mengatakan, hiu paus muncul di perairan itu karena mencari makanan.

Dan, karena makanannya adalah plankton, maka ia akan mencari air laut yang belum tercemar dan memiliki banyak plankton.

Thomas mengungkapkan, saat menyelam beberapa kali bertemu dengan hiu paus di perairan yang agak dalam antara 10 meter hingga 30 meter.

Baca juga: Anggota DPR RI Alimin Abdullah Sebut Tegal Mas Dulu Pulau Sampah Sekarang Pulau Berkah

Baca juga: Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin, Meutya Hafid, serta Pangdam dan Danrem Nikmati Keindahan Tegal Mas

“Sekitar belasan kali berpapasan, malah sempat berdekatan,” tuturnya.

Saat hiu paus terdampar di perairan Sukaraja pada April 2018, Thomas bersama nelayan setempat membantu ikan tersebut kembali ke laut.

“Waktu itu saya sedang di pelelangan untuk beli ikan. Nelayan di sana menyampaikan ada hiu tutul yang terdampar di pantai,” kenangnya.

Ia segera bergegas ke pantai dan melihat ikanyang tubuhnya bertutul putih berukuran besar dengan panjang sekitar 15 meter sedang terdampar.

“Kami beramai-ramai menarik ikan tersebut kembali ke laut hingga kemudian tak kelihatan lagi.

“Hiu paus sering muncul di perairan Tegal Mas jangan-jangan ingin mencari saya,” katanya bercanda.

Potensi Wisata

Thomas Azis Riska melihat keberadaan hiu paus di Teluk Lampung merupakan potensi yang besar untuk pariwisata asalkan semua pihak bisa menjaga kelestarian ekosistem laut.

“Hiu paus ini jangan diganggu, apalagi ditunggangi, biarkan dia hidup lepas di perairan dan kita cukup menyaksikannya, serta menjaga ekosistem laut agar ikan itu tetap bisa mendapatkan makanan yang dibutuhkannya,” kata Thomas.

Dari berbagai literatur diketahui, hiu paus panjangnya bisa mencapai 15 meter dengan berat 20 ton. Dibandingkan dengan paus yang merupakan hewan mamalia, ukuran hiu paus yang merupakan salah satu spesies ikan, masih kalah. Tetapi, dapat dikategorikan sebagai ikan terbesar di dunia.

Hiu paus makan dengan cara menghisap dan menyaring makanannya berupa plankton dari laut. Makanan utamanya adalah ikan dan udang kecil, telur ikan, serta hewan-hewan planktonik lainnya.

Status hiu paus meningkat menjadi terancam punah (endangered) sejak 2016 berdasarkan Daftar Merah International Union for Conservation Nature (IUCN), dari sebelumnya berstatus rentan (vulnerable) karena penurunan populasi secara global.

Pemerintah Indonesia melalui Kepmen-KP No 18 Tahun 2013 menetapkan hiu paus sebagai spesies yang dilindungi karena populasinya yang rendah dan masih sering diburu.

Keberadaan hiu paus di Teluk Lampung bisa menjadi daya tarik pariwisata. Seperti yang dilakukan oleh Maldives, yang dari wisata hiu paus ini mampu menghasilkan pemasukan sekitar Rp 130 miliar setahun.

Wisata hiu paus juga sudah dikembangkan di Desa Labuhan Jambu, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Conservation International (CI)  mencatat, wisata hiu paus berpotensi memberikan tambahan pemasukan untuk desa sekitar Rp 550 juta setiap tahun dengan tambahan dana konservasi kurang lebih Rp 50 juta per tahun. Hasil ini berdasarkan kajian yang dilakukan pada periode September 2018 hingga Mei 2019.

Bagi nelayan di Teluk Lampung, kemunculan hiu paus merupakan pertanda berkah. Sebab, di kawasan munculnya ikan itu akan banyak pula muncul berbagai jenis ikan yang memang sedang dicari oleh nelayan.

Baca juga: Siswa SMP Lazuardi Haura Meet the Expert, Owner Tegal Mas Bangkitkan Jiwa Entrepreneur

Baca juga: Investor Tegal Mas Rindukan Listrik PLN dan Sinyal Telkomsel, Thomas Riska: Legalitas Sudah Rampung

“Kalau ada hiu paus di permukaan laut, berarti di bawahnya akan ada banya ikan,” tutur seorang nelayan.(*)

Baca berita Tegal Mas Lampung lainnya

Videografer Tribunlampung.co.id / Wahyu Iskandar

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved